Waspada, Serangan Krack Intai Korban via Koneksi WiFi

Kali ini, serangan siber bernama Krack tersebut mampu mengelabui korban lewat sinyal WiFi publik. Apa risikonya jika sudah terjebak Krack?

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Okt 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2017, 13:30 WIB
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau Wannacry
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau yang disebut juga Wannacry (iStockphoto)

Liputan6.com, California - Ancaman hacker mengintai korban seakan tak pernah berhenti. Pada Senin (16/10/2017) analis keamanan di Computer Emergency Rediness Team, Amerika Serikat (AS), melaporkan ada modus peretasan data pengguna via WiFi yang kembali dilakukan oleh hacker.

Kali ini, hacker memanfaatkan lubang keamanan WiFi untuk meluncurkan serangan siber bernama key reinstallation attacks atau disingkat Krack. Setelah berhasil menyusup, hacker dapat menyebarkan malware ataupun mencuri data-data penting korbannya.

Bahayanya, sinyal WiFi yang digunakan tak pandang bulu, mulai dari laptop, smartphone, tablet, PlayStation, dan perangkat pintar lain yang menggunakan koneksi Wi-Fi berpotensi menjadi korban.

Jika kadung terjadi, data yang dicuri bisa banyak. Aantara lain seperti nomor kartu kredit, password, aplikasi pesan instan, email, foto, dan video.

Menurut keterangan analis keamanan Marty Vanhoef, serangan Krack berpotensi menyerang korban yang hendak menghubungkan perangkatnya ke jaringan WiFi yang terproteksi.

"Serangan ini bisa memanipulasi siapapun yang mengakses perangkatnya lewat jaringan WiFi yang punya password. Pihak tak bertanggung jawab akan memanfaatkan jaringan tersebut sebagai alat untuk mencuri data korban," ujar Vanhoef seperti dikutip Tekno Liputan6.com via Forbes, Selasa (17/10/2017).

Lantas, apakah mengganti password menjadi solusi untuk terhindar dari Krack? Sayangnya, jelas Vanhoef, solusi itu tidak berpengaruh sama sekali. "Krack tidak butuh password korban untuk mengakses data. Jadi, mengganti password bukan ide yang baik," ungkapnya.

Walau berisiko, Vanhoef berusaha menenangkan masyarakat karena ancaman Krack tidak terlalu besar seperti WannaCry. "Ancaman Krack bisa saja dilakukan seseorang, tetapi ia harus berada di jangkauan jaringan WiFi. Karena kan mereka harus memanfaatkan WiFi," tambah Vanhoef.

Salah satu solusi yang harus dilakukan korban untuk mengantisipasi Krack adalah dengan melakukan pembaruan sistem keamanan pada masing-masing perangkatnya. Microsoft dan Apple langsung merilis patch terbaru setelah mengetahui ada celah keamanan tersebut.

Jadi, agar bisa terhindar dari risiko ini, pengguna disarankan untuk segera memperbarui (update) perangkatnya sesegera mungkin. Cek secara rutin perangkat lewat menu Settings untuk memastikan apakah pembaruan sudah hadir atau belum. 

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya