5 Hal yang Dilakukan Kids Zaman Now Saat Internetan

Salah satu pengaruh besar konsumsi internet generasi milenial pada saat ini adalah akses aplikasi pesan instan.

oleh Jeko I. R. diperbarui 08 Nov 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 18:30 WIB
Sesi bertajuk "What Are Millenials Doing Online?"
Sesi bertajuk "What Are Millenials Doing Online?" di gelaran AdAsia 2017. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Nusa Dua - Hari pertama AdAsia 2017 juga menghadirkan sesi diskusi panel yang membahas soal geliat generasi milenial dan konsumsi internet pada zaman sekarang yang berfokus pada media sosial, pesan instan, dan e-Commerce.

Sesi bertajuk "What Are Millenials Doing Online?" tersebut mengupas fakta-fakta menarik soal generasi muda (kids zaman now) di Indonesia yang kian kepincut dengan ketiga platform tersebut.

Menurut Revie Sylviana, Business Development Director LINE Indonesia, salah satu pengaruh besar konsumsi internet generasi milenial pada saat ini adalah akses aplikasi pesan instan. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara dengan penetrasi internet dan smartphone tertinggi, di mana 93 persen pengguna aktif mengakses konten setiap harinya.

"Indonesia adalah negara yang banyak pilihan aplikasi pesan instan, jadi banyak alternatifnya. Sebagai early adopter, generasi muda bebas memilih aplikasi yang sesuai dengan pilihannya," ujar Revie.

Fakta kedua, dilanjutkan Revie, adalah kebiasaan pengguna generasi muda yang doyan belanja online dan beranjak O2O (online-to-offline). Kebanyakan pengguna lebih suka belanja via smartphone, tetapi cenderung mengambilnya di tempat fisik.

"Yang ketiga, mereka juga suka menggunakan stiker di pesan instan. Ada lebih dari 14.000 stiker terkirim setiap harinya. Stiker jadi favorit pengguna milenial karena mereka bebas mengekspresikan diri sendiri," terangnya.

Sementara, fakta keempat mengungkap generasi milenial kini juga mengandalkan chatbot. Diketahui, chatbot yang hadir di sejumlah platform aplikasi pesan instan kini digandrungi pengguna muda.

Bahkan tak menutup kemungkinan jika chatbot kelak menggantikan peran customer service, hal tersebut ia anggap merupakan solusi alternatif.

"Chatbot itu bahasanya juga bisa dikustomisasi sesuai dengan tone generasi milenial, lebih kekinian, gaul, dan casual," lanjut Revie.

Treasure Hunting

Pada kesempatan yang sama, Head of Digital Marketing Carousell Arun Kumar mengungkap salah satu alasan generasi milenial termotivasi belanja online karena ingin menikmati pengalaman yang praktis dan mudah.

Fakta kelima, sebagaimana Arun jelaskan, generasi milenial di Indonesia memang benar-benar menikmati pengalaman menjual barang bekas secara online.

"Banyak yang menjual barang bekas, dan tak sedikit transaksi di Carousell itu dilakukan generasi milenial. Mungkin ini kita bisa sebut dengan istilah 'Treasure Hunting' karena mereka menjual barang-barang bekas tapi masih berharga," tutur Arun.

AdAsia 2017 sendiri berlangsung mulai hari ini, Rabu (8/11/2017) dan akan berakhir pada Jumat (10/11/2017). Kongres periklanan terbesar se-Asia ini diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center, menghadirkan lebih dari 30 pembicara, 1.000 delegasi, dan enam acara networking khusus.

Informasi mengenai AdAsia 2017, yang salah satu sponsornya adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK), juga bisa diperoleh dengan cara mem-follow BBM Channel AdAsia 2017 di aplikasi BBM.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya