Terungkap, Gen Z Menabung Lebih Banyak daripada Generasi Lainnya

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mencoba menyisihkan uang setiap bulan, entah untuk membeli mobil baru atau mungkin untuk membayar uang muka rumah. Namun, jajak pendapat baru-baru ini mengungkapkan generasi mana yang paling pintar menabung.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Talker Research antara tanggal 15 dan 20 Januari ini menanyakan kepada 1.000 warga Amerika dari berbagai usia berapa banyak gaji mereka yang mereka tabung setiap bulan.

Hasilnya menunjukkan bahwa 29 persen dari keseluruhan responden menabung antara 1 dan 10 persen dari pendapatan bulanan mereka, sementara proporsi yang sama tidak menabung sepeser pun. Ketika responden dikategorikan berdasarkan usia, ada perbedaan yang jelas antara generasi muda dan generasi tua.

Faktanya, menurut Newsweek, 21 persen Gen Z (orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012) menabung antara 1 dan 10 persen, dan 25 persen menabung antara 11 dan 20 persen setiap bulan. Selain itu, 12 persen dari Gen Z berhasil menabung sekitar 21 hingga 30 persen dari gaji bulanan mereka.

Yang mungkin paling menarik, 5 persen dari Gen Z menabung seluruh gaji bulanan mereka, lebih tinggi daripada generasi lain dalam jajak pendapat tersebut.

Generasi milenial (orang yang lahir antara tahun 1981 dan 1996) tidak jauh di belakang Gen Z, karena 30 persen menabung hingga 10 persen dari gaji mereka, dan 24 persen menabung antara 11 dan 20 persen. Namun, 26 persen dari generasi milenial tidak menabung apa pun setiap bulan, dibandingkan dengan 16 persen dari Gen Z.

Mungkin tidak mengherankan, tidak menabung apa pun adalah yang tertinggi di antara generasi yang lebih tua. Tidak ada responden dari Silet Generation (orang yang lahir antara tahun 1928 dan 1945) yang menyisihkan uang, dan 32 persen dari Generasi Baby Boomer (orang yang lahir antara tahun 1946 dan 1964) tidak menabung uang. Selain itu, 33 persen Generasi X (mereka yang lahir antara tahun 1965 dan 1980) tidak menabung uang sama sekali.

Ketika responden dibagi berdasarkan jenis kelamin, hasilnya menunjukkan bahwa pria sedikit lebih baik dalam menabung daripada wanita. Faktanya, 31 persen pria menabung antara 1 dan 10 persen dari gaji bulanan mereka, dibandingkan dengan 27 persen wanita. Data juga menunjukkan bahwa 21 persen pria tidak menabung apa pun, yang secara signifikan lebih rendah daripada 36 persen wanita.

Banyak Gen Z sekarang berusia dua puluhan dan melangkah ke masa dewasa. Itu berarti mereka memiliki banyak tonggak sejarah di depan mereka, termasuk pernikahan, rumah pertama, dan memulai sebuah keluarga.

Julie Beckham, asisten wakil presiden dan pejabat pendidikan keuangan di Rockland Trust, mengatakan kepada Newsweek bahwa Gen Z berada dalam "tahap membangun kehidupan" dan banyak pencapaian terbesar mereka akan segera terjadi. Bagi mereka, menabung sangat penting untuk mencapai "ritual keuangan" yang memerlukan perencanaan ke depan.

"Pendekatan Gen Z terhadap menabung berbeda dari generasi yang lebih tua karena mereka sedang menuju tonggak penting, seperti membeli mobil sendiri, membeli rumah, atau mendanai acara seperti pernikahan," kata Beckham.

"Biasanya, Gen Z juga lebih berhati-hati dalam mengambil risiko keuangan karena mereka telah melihat dampak pinjaman mahasiswa pada generasi yang lebih tua. Mereka juga memahami beratnya utang, yang mungkin memicu keinginan mereka untuk menabung untuk tonggak keuangan dan masa depan mereka," lanjutnya.

Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan media sosial, dan Beckham menyarankan banyak dari mereka telah menggunakan ini untuk keuntungan mereka. Baik dengan mengikuti influencer media sosial yang memberikan kiat menabung, atau mendengarkan podcast tentang keuangan pribadi, Gen Z memberdayakan diri mereka sendiri melalui pengetahuan.

"Mereka mendidik diri sendiri dengan cara yang tidak dapat diakses oleh generasi sebelumnya, termasuk pentingnya membangun menabung sebagai kebiasaan keuangan yang sehat," kata Beckham kepada Newsweek.

Bagi siapa pun yang membutuhkan bantuan, Beckham mengingatkan orang-orang bahwa konsistensi adalah kuncinya, dan terkadang memulai adalah bagian tersulit. Mulailah dengan jumlah yang Anda rasa nyaman dan tingkatkan dari sana. Tidak masalah apakah itu Rp 500 ribu atau Rp 5 juta, itu tetap merupakan awal.

Mengotomatiskan proses ini juga dapat sangat membantu, karena uang akan tetap tersimpan meskipun Anda lupa.

"Anggaplah menyisihkan uang sebagai pembayaran untuk diri Anda di masa depan," lanjut Beckham. "Menciptakan rencana yang disengaja dan selaras dengan tujuan Anda akan membantu Anda memutuskan cara terbaik untuk menyimpan dan membelanjakan uang Anda. Ini akan membuat proses ini terasa lebih bermakna dan memotivasi Anda untuk tetap pada jalur yang benar."