Siswi Cantik Ini Redam Pencemaran Laut dengan Cangkang Kerang

Ke depan karyanya ini disiapkan untuk Olimpiade Sains Internasional, Intel ISEF, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Des 2017, 04:13 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 04:13 WIB
Devina Grisella, siswi SMA Santa Laurensia Alam Sutera. Liputan6.com/Pramita Tristiawati
Christoper Prasetya Mulya dan Devina Grisella, siswa SMA Santa Laurensia Alam Sutera. Liputan6.com/Pramita Tristiawati

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Limbah cangkang kerang hijau ternyata bisa dijadikan bahan untuk meredam pencemaran lingkungan. Solusi ini ditemukan Christoper Prasetya Mulya dan Devina Grisella, siswa SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

Karyanya ini berhasil menembus lomba penelitian tingkat nasional. Ke depan karya ini disiapkan untuk Olimpiade Sains Internasional, Intel ISEF, Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat pada 17 Mei 2018.

Eksperimennya adalah tentang cangkang kerang hijau yang dapat mencegah penyebaran limbah industri di perairan.

Siswi kelas XII itu melakukan riset bersama rekan sekolahnya Christoper Prasetya Mulya. Keduanya berhasil menyedot perhatian juri dengan penelitian karya ilmiah yang dikompetisikan menggunakan cangkang kerang hijau.

"Yang melatar belakangi kami untuk melakukan ini karena pencemaran limbah yang sudah sangat meresahkan masyarakat," ujar Devina Rabu (13/12/2017) sore di Alam Sutera.

Menurutnya pencairan limbah tersebut berdampak ke lapisan masyarakat, terlebih para nelayan yang sangat merasakan imbasnya.

"Beberapa waktu lalu, ribuan ikan mati di Pantai Ancol. Oleh karena itu, kami tergerak untuk melakukan penelitian ini," katanya.

Devini bersama Christoper memilih bahan baku cangkang kerang hijau dalam eksperimennya. Banyak orang yang memakan kerang hanya dagingnya saja, setelah itu cangkangnya dibuang begitu saja.

Padahal di dalam cangkang kerang itu mengandung zat yang dapat meminimalisir kontaminasi limbah di perairan, sehingga dengan eksperimen itu kadar logam di perairan dapat dinetralisir.

"Ini terinspirasi dari ibu saya. Saya suka makan kerang. Ibu saya bilang, kalau makan kerang terus badan kita bisa menyerap logam berat," ungkapnya.

Proses penelitian pun berlanjut hingga dua bulan, tentu dibantu guru pembimbingnya di sekolah. Awal mula Devina dan Christoper membutuhkan 500 gram cangkang kerang hijau. Kemudian cangkang kerang ini dihaluskan, lalu dilarutkan ke dalam air.

 

 

Persiapan ke Olimpiade di Amerika Serikat

Hasil cangkang yang dihaluskan dicampur ekstrak kayu bakau. Setelah itu dimasukan ke dalam oven, yang mana hanya tinggal tersisa partikel-partikel bentuk padat.

"Hasil dari penelitian ini dimasukan ke dalam perairan seperti laut dan sungai. Kemudian partikel padat itu mengendap ke dalam, dan terjadilah proses netralisasi limbah. Air menjadi jernih," papar Devina.

Kepala SMA Santa Laurensia Alam Sutera, Serpong Theja Kurniawan mengatakan, untuk Olimpiade Sains Internasional pihaknya kini sedang melakukan berbagai persiapan. "Salah satunya, kami mendapat mentoring tambahan dari LIPPI," katanya.

Sementara sebagai bentuk dukungan dari sekolah, Tedja mengatakan sekolah menyiapkan sejumlah fasilitas yang dibutuhkan siswa, seperti 6 laboratorium IPA.

Adapun dua objek penelitian yang akan dibawa pada ajang bergengsi ke Amerika tersebut adalah 'Penelitian Butiran Cangkang Kerang Hijau dan Mangrove yang Bisa Mengatasi Limbah Lingkungan' karya kelas 12 IPA.

Juga ada objek penelitian berjudul 'Taman Berkonsep Sebagai Inovasi Pengembangan Taman Kota di Tangerang Selatan' karya Sheilla Putri Wijanarko dan Felisya Anabel, Kelas 12 IPS yang meraih mendali emas bidang Humoniria Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017.

(Pramita Tristiawati/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya