Ulang Tahun ke-25, Rafflesia Arnoldii Jadi Google Doodle Hari Ini

Tepat pada hari ini, Google Doodle rayakan ditetapkannya Rafflesia Arnoldii sebagai Bunga Nasional, selain Melati dan Anggrek bulan.

oleh Yuslianson diperbarui 09 Jan 2018, 08:05 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2018, 08:05 WIB
Padma Raksasa
Rafflesia Arnoldii Jadi Google Doodle Hari Ini

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu bunga Rafflesia Arnoldii merupakan satu dari tiga jenis bunga yang dinyatakan sebagai Bunga Nasional?

Bersama dengan dua bunga lainnya, yakni Melati dan Anggrek bulan, bunga yang memiliki ciri khas bau tak sedap ini dinyatakan sebagai Bunga Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 yang diteken oleh Presiden Soeharto.

Ya, hari ini, Selasa (9/1/2018) Google turut merayakan 25 tahun ditetapkannya Rafflesia Arnoldii sebagai Bunga Nasional Indonesia, yang kemudian dikukuhkan penyebutannya sebagai Padma Raksasa yang merupakan puspa langka.

Adapun padma raksasa ditemukan pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.

Oleh karena itu, penamaan bunga Rafflesia Arnoldii pun diambil dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pimpinan ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Demikian yang dikutip dari laman Wikipedia, Selasa (9/1/2018).

Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia lainnya dikabarkan statusnya terancam punah akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa sendiri hanya tumbuh satu jenis padma parasit, yakni Rafflesia padma.

 

Mengenal Bunga Rafflesia

Sekadar informasi, padma raksasa atau yang juga dikenal sebagai bunga bangkai ini adalah tumbuhan parasit obigat yang karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan disebut sebagai bunga terbesar di dunia.

Bunga ini tumbuh merambat dan tak berdaun sehingga tak mampu berfotosintesis. Bunganya tampak dan berbau seperti daging membusuk, lantaran itu disebut "bunga bangkai".

Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma.

Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong.

Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik, bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga.

Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam seminggu. Itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Peneliti bunga Rafflesia dari Universitas Bengkulu, Agus Setyanto, menyebutkan parasit langka itu dikategorikan tumbuhan unik. "Bunga ini memiliki siklus hidup mencapai lima tahunan dan cuma memiliki masa mekar dari 3 hari hingga 8 hari," ujar Agus.

Bunga Rafflesia yang mekar umumnya akan mengeluarkan aroma bangkai seperti daging busuk. Aroma inilah yang kemudian memancing lalat dan serangga lainnya untuk penyerbukan. Setelah itu, mahkota bunga pun membusuk.

Bagian dasarnya akan membentuk buah dan biasanya ini akan menjadi benih yang kemudian dimakan oleh sejumlah binatang hutan seperti musang, tupai atau landak. "Sebab itu, bunga ini begitu unik dan mengagumkan," ujar Agus.

(Ysl/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya