Apple Cari Ratusan Engineer untuk Bikin Siri Lebih Cerdas, Minat?

Diketahui, raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini membuka 161 lapangan kerja di bidang software engineer khusus untuk pengembangan Siri.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 02 Apr 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 17:30 WIB
Pamera Keunggulan Cortana, Microsoft Sindir Siri
Pertarungan antara sistem operasi (OS) Android, iOS, dan Windows Phone, di pasar smartphone kian sengit.

Liputan6.com, Jakarta - Asisten virtual Apple disebut-sebut sudah ketinggalan jauh dari Google Assistant dan Amazon milik Alexa. Bahkan baru-baru ini mantan pegawai Apple mengatakan, visi perusahaan tentang Siri sudah pergi bersama dengan kepergian Steve Jobs.

Ya, Siri pertama kali hadir pada iPhone 4s. Dari situ, Siri terus dikembangkan selama bertahun-tahun. Sayangnya, asisten virtual milik Apple ini dianggap tak sehebat Google Assistant maupun Alexa.

Untuk meningkatkan kecerdasan Siri, Apple kabarnya membuka lowongan untuk engineer. Mengutip Phone Arena, Senin (2/4/2018), berdasarkan data rekrutmen yang dilacak oleh laman Thinknum, Apple menambahkan jumlah lowongan pekerjaan terkait dengan pengembangan asisten virtual.

Jika ditotal, ada 161 lowongan pekerjaan terkait dengan Siri yang diunggah pada 30 Maret 2018. Bahkan dalam satu bulan, daftar tersebut meningkat 24 persen, sedangkan per tahun jumlah peningkatan lowongan untuk engineer Siri sebesar 96 persen.

Sekadar informasi, dari 161 lowongan, 154 di antaranya adalah untuk posisi software engineer. Ada lima lowongan dengan posisi "Siri - Software Engineer", sementara tiga dari lapangan kerja tersebut bernama "Siri - iOS Engineer".

Beberapa lowongan lain untuk posisi Insfrastructure Engineer, Machine Learning Engineer dan Natural Language Processing (NLP) Engineer.

Saat ini, Google Assistant mampu menangani 1 juta perintah. Sementara Alexa menawarkan pengguna 25 ribu skill. Siri pun tampak berada di belakang kedua asisten Google dan Amazon tersebut, terutama terkait penanganan perintah-perintah sederhana.

Siri Kalah dari Google

Siri
Siri (ubergizmo.com)

Siri juga disebut-sebut kesulitan menyampaikan informasi kepada pengguna. Dalam penelitian terbaru, Google Assistant telah mengungguli Alexa, Cortana, dan Siri terkait penanganan pada lima kategori Lokal, Navigasi, Perdagangan, Informasi, dan Perintah.

Siri pun berada di posisi paling akhir dalam merespon perintah penggunanya.

Untuk itulah, Apple melihat bahwa Siri perlu diprogram ulang guna meningkatkan jumlah perintah yang mampu dilaksanakannya.

Apple juga berencana meningkatkan kemampuan asisten virtual tersebut agar lebih konversasional dan mampu bersaing dengan Google Asistant maupun Alexa.

Apple Terlalu Menuntut Siri

Apple Siri
Pencipta Siri Nilai Apple Terlalu Banyak Menuntut. (Doc: BGR)

Apple berhasil memiliki peranan penting di dunia asisten virtual ketika Siridebut pada iPhone 4s, tujuh tahun silam. Namun seiring perkembangannya, salah satu pencipta teknologi tersebut (co-founder) justru menganggap Apple terlalu menuntut pada Siri.

Salah satu pencipta Siri, Norman Winarsky, mengatakan Apple meminta Siri melakukan terlalu banyak hal untuk banyak orang. Selama tujuh tahun kehadirannya, Siri selalu memiliki peningkatan termasuk fungsi yang lebih banyak.

Menurut Winarsky, sebelum Apple membeli Siri pada 8 April 2010, rencana awalnya teknologi itu akan digunakan untuk kepentingan hiburan dan perjalanan. Misalnya, Siri akan mengetahui tentang penerbangan pemiliknya yang dibatalkan ketika tiba di bandara.

Contoh lainnya, Siri digunakan untuk menemukan altenatif menuju tempat tujuan ketika smartphone dikeluarkan dari kantong. Ketika Siri sudah sempurna di area tersebut, Apple dinilai seharusnya memperlambat ekspansi kemampuan layanan tersebut.

Sayangnya, Apple kini memiliki pendapat berbeda. Siri saat ini didesain untuk membantu para pengguna iOS di semua bagian hidup mereka seperti mengatur alaram, mendapatkan laporan cuaca terbaru atau memberikan alamat lokasi sebuah tempat.

Winarsky berpendapat, semakin banyak hal yang ingin dilakukan, maka akan sejalan dengan masalah yang dihadapi.

"Ini adalah masalah yang berat dan ketika kalian adalah sebuah perusahaan yang berurusan dengan miliaran orang, masalahnya juga akan semakin sulit. Mereka mungkin mencari kesempurnaan yang tidak bisa dapatkan," ungkap Winarsky, seperti dikutip dari Phone Arena.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya