Dihukum Berat oleh AS, Begini Nasib ZTE Sekarang

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman berat bagi ZTE, yakni dengan melarang perusahaan membeli komponen buatan AS selama tujuh tahun.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Mei 2018, 16:37 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 16:37 WIB
ZTE
ZTE Axon M, smartphone lipat premium seharga Rp 8 jutaan. (Foto: Android Authority)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman berat bagi ZTE dengan melarang perusahaan teknologi itu membeli komponen buatan AS selama tujuh tahun.

Larangan itu berimbas besar pada ZTE, karena perusahaan banyak membeli komponen smartphone-nya (chip dan perangkat audio) dari perusahaan asal AS.

Akibatnya, perusahaan perlengkapan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok itu terpaksa menghentikan operasi globalnya, demikian laporan Bloomberg, Jumat (11/5/2018).

Menurut email internal yang didapat Bloomberg, pihak ZTE mengajak para manajernya untuk tetap fokus pada pekerjaan mereka dan menenangkan para karyawan di masa kritis ini.

"Perusahaan sedang bekerja keras untuk menyelesaikan kebuntuan ini dengan cepat. Jangan sampai informasi tidak akurat dan rumor membuat kita goyah," demikian isi dari email ZTE.

Pihak ZTE sendiri tengah berupaya untuk mencari solusi dengan pemerintah AS. Belum jelas apakah Tiongkok akan turun tangan untuk membantu ZTE.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump dan Xi Jinping juga sempat saling berbalas ancaman terkait sanksi dagang. Pihak Tiongkok sudah bertekad membalas sanksi-sanksi dagang yang diberikan AS.

 

Hukuman untuk ZTE

ZTE Hawkeye. (Doc: Android Authority)

ZTE sebetulnya sudah jadi sorotan pemerintah AS selama beberapa tahun belakangan, tapi baru kali ini akhirnya dijatuhi sanksi tegas.

Perusahaan dianggap melanggar sanksi AS terhadap Iran dan Korea Utara. Diketahui, ZTE kedapatan mengirimkan perangkat ke dua negara tersebut.

Keadaan diperparah dengan sikap ZTE yang dituding tidak memberikan keterangan benar pada otoritas di AS.

Pihak Kejaksaan Agung AS menyatakan, ZTE berkali-kali berbohong dan menyesatkan penyidik federal, pengacara, dan penyidik internal, terkait tindakan mereka yang melanggar sanksi AS.

Sanksi pada ZTE didukung penuh oleh Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS. Ia menyebut siapa pun pihak yang menyepelekan sanksi dari AS tidak akan bisa kabur dari hukuman.

 

Dicurigai CIA dan FBI

Pengajuan paten smartphone milik ZTE dengan dua notch (Foto: GSM Arena)

Tidak hanya tertangkap mengakali sanksi AS, ternyata pihak inteligen AS juga menaruh curiga pada ZTE.

ZTE bersama dengan Huawei memang telah lama dicurigai bermasalah terkait dengan perlindungan dan keamanan dari data pengguna.

Pihak Huawei sendiri tidak terima atas kecurigaan FBI, CIA, dan para Senator AS.

Huawei menanggapi bahwa di negara-negara lain produk mereka baik-baik aja, dan AS hanya ingin mencoba menghalangi ekspansi dagang mereka.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

[vidio:](https://www.vidio.com/watch/1177421-unboxing-logitech-g433

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya