Karena Hoax di WhatsApp, Pengemis Tewas Dihajar Massa

Empat pengemis perempuan dihajar massa karena rumor penculik anak yang tersebar di WhatsApp dan Facebook.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Jun 2018, 15:48 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2018, 15:48 WIB
Korban hoax di India
korban hoax di India. Dok: YouTube

Liputan6.com, Jakarta - Kasus hoax di media sosial (medsos) berujung kematian terjadi di Gujarat, India. Empat pengemis menjadi bulan-bulanan massa, bahkan salah satunya harus meregang nyawa.

Dilansir Indian Express, Kamis (28/6/2018), empat wanita tersebut sedang berada di bajaj ketika massa mengepung mereka dan melakukan interogasi.

"Massa menyerang bajaj dan mulai menghajar para wanita sambil berteriak agar mereka keluar. Ketika mereka tidak beranjak keluar, massa menarik keluar mereka," ucap Ghani Khan, sopir bajaj itu.

Dalam tampilan sebuah video, terlihat seorang wanita yang menjadi korban hoax itu tampak tidak berdaya dan terjebak di bajaj yang terbalik, sementara massa meninju dan menampar kepalanya.

Times of India menyebutkan empat perempuan tersebut ternyata sedang mengemis di area itu ketika seribuan orang menyerang mereka.

Tiga korban ditolong oleh petugas lalu lintas setempat, tapi korban bernama Shantadevi Nath (45 tahun) terlanjur meninggal dunia saat sampai ke rumah sakit.

Kepolisan menyatakan mereka menjadi korban hoax tentang adanya sindikat penculik anak yang tersebar di media sosial, yakni Facebook dan WhatsApp.

Bukan Korban Pertama

Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax (iStockPhoto)

Sebelumnya, dua wanita di Vadodara juga diciduk massa karena disangka penculik anak. Pernah juga ada kasus ketika seorang ibu malah dikira penculik, padahal sedang membawa anaknya sendiri.

Dua orang pria juga kehilangan nyawa karena diserang massa yang termakan hoax tentang penculik anak.

Menurut laporan ABC, kabar hoax itu dipengaruhi sebuah video dari Pakistan yang berisi peringatan akan bahaya penculikan anak, tapi sayangnya ada yang mengedit video itu sehingga seakan-akan isinya adalah asli. Hasilnya, terjadi histeria akibat hoax tersebut.

Pada kasus berbeda, dua pria juga dihajar massa karena disangka akan membunuh orang dan menjual organ tubuh. Penyebabnya pun sama, pesan hoax di medsos.

Dengan populasi sebesar 1,3 miliar orang, India merupakan pasar besar bagi perusahaan medsos, tercatat ada 200 juta pengguna WhatsApp dan 270 juta pengguna Facebook.

Respons Facebook dan WhatsApp

WhatsApp
WhatsApp. telegraph.co.uk

WhatsApp telah menyadari insiden-insiden hoax memakan korban melalui pemberitaan media.

Dilansir Reuters, WhatsApp mengaku sedang mengambil tindakan untuk mengedukasi penggunanya terkait bahaya hoax.

Sayangnya, beberapa kalangan juga memakai WhatsApp untuk menyebar informasi menyesatkan yang berbahaya.

"Kami sedang memperkuat usaha edukasi kami agar orang-orang tahu tentang fitur keamanan kami dan bagaimana cara mengetahui berita palsu dan hoax," demikian pernyataan WhatsApp. 

Facebook sendiri belum memberikan komentar terkait kasus ini, tetapi mereka memang sedang bekerja sama dengan kantor pemberitaan suatu negara untuk mengecek keaslian berita.

Pejabat pemerintah India menyebut telah membahas hal ini dengan WhatsApp, tetapi mereka tidak bisa menjelaskannya ke publik. Kementerian yang mengurus teknologi informasi di India juga menolak berkomentar.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya