Keren, Pria Indonesia Ini Bikin Animasi dengan Komputer Apple Lawas

Pinot membuat animasi video ini dengan menggunakan komputer Apple Macintosh lawas keluaran tahun 1985.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 07:00 WIB
Childish Gambino
Karya Pinot yang membuat animasi video musik Childish Gambino dengan komputer Apple lawas. (Foto: Dream.co.id)

Liputan6.com, New York - Beberapa waktu lalu, lagu berjudul This Is America yang dibawakan Childish Gambino alias Donald Glover sempat ramai dibicarakan.

Lirik serta jogetannya yang ikonik membuat banyak orang yang menyukai lagu ber-genre hip-hop ini.

Karena jogetannya yang unik, banyak warganet yang membuat video parodi serta cover-nya di YouTube.

Seniman asal Indonesia yang dikenal di media sosial dengan nama Pinot, baru-baru ini membuat heboh ranah maya.

Pria yang tinggal di New York, Amerika Serikat tersebut juga turut membuat animasi dari video klip Childish Gambino.

Yang menarik, Pinot membuat animasinya dengan menggunakan komputer Apple Macintosh lawas keluaran tahun 1985.

Dilansir Mashable via Brilio, Senin (16/7/2018), pria bernama asli Wahyu Ichwandardi ini membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk membuat animasinya.

Ia mulai membuatnya sejak awal Juni. Bukan dengan aplikasi canggih dengan harga yang mahal, Pinot membuat gambar frame per frame dengan menggunakan aplikasi sederhana MacPaint.

Mendunia Berkat Animasi Retro Star Wars

Pinot (Credit: twitter.com/pinot)
Pinot. Dok: twitter.com/pinot

Pinot mulai menjadi pembicaraan di internet ketika ia membuat ulang trailer Star Wars: The Last Jedi dalam tampilan animasi retro ala gim.

Dalam membuat karyanya itu, ia mengaku hanya menggunakan komputer jadul yang ia keluarkan dari gudang, yaitu Apple IIc.

"Saya buat trailer itu selama bulan Ramadan. Berhubung banyak waktu kosong jelang buka puasa, jadi iseng keluarkan komputer Apple IIc dari gudang dan membuat trailer tersebut," kata Pinot kepada Tekno Liputan6.com di New York, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Hasil kerja keras Pinot pun terbayar dengan berbagai komentar positif di akun Twitter-nya.

Dari sekian banyak komentar yang ada, Rian Johnson, sang sutradara film Star Wars: The Last Jedi juga memuji karyanya.

Tak cukup sampai di situ, karyanya pun menarik perhatian sejumlah media internasional populer, dua di antaranya langsung diliput CNET dan Gizmodo.

Pria yang kini tinggal di New York ini juga begitu familiar dengan menggoreskan pensil dalam secarik kertas. Menurut pengakuan Pinot, sang ayah-lah yang mengenalkannya pada dunia animasi.

Teknik Stop Motion

Wahyu "Pinot" Ichwandardi
Ilustrator Wahyu "Pinot" Ichwandardi. Liputan6.com/Yuslianson

Bakat gambarnya ia tuangkan dengan membuat gambar bergerak. Bapak tiga anak ini menggunakan teknik stop motion yang kemudian ia padukan dengan obyek sekitar, sehingga obyek yang ia gambar terlihat hidup berpadu dengan benda-benda di sekitarnya.

Uniknya, Pinot tak mau membuang banyak kertas untuk karyanya ini. Seperti yang ia tuturkan kepada Esquire pada tahun 2017 lalu, Pinot hanya ingin menggunakan secarik kertas untuk menggambar.

Setelah menggambar, suami dari Dita ini memilih untuk menghapus hasil gambarnya untuk digunakan menggambar obyek lainnya.

Sebuah kebanggaan bagi seorang anak bangsa ketika hasil karyanya digunakan dalam sebuah video trailer film Star Wars: The Last Jedi.

Pinot membuat karya ini dengan menggunakan komputer Apple klasik keluaran tahun 1984.

Pinot memanjakan para pecinta seni dan animasi dengan mengunggah hasil karyanya melalui video pendek di Vine, Steller, Snapchat maupun Twitter.

Dengan media ini pula karya-karyanya juga menarik perhatian orang-orang yang belum mengenal animasi khasnya.

Raih Penghargaan Fast Film Fest

Sketch karya Pinot. (Credit: twitter.com/pinot)
Sketch karya Pinot. Dok: twitter.com/pinot

Pria yang memulai karirnya di salah satu stasiun televisi swasta sebagai news graphic designer pada 1994 ini, kini memborong banyak pengakuan internasional.

Pinot berhasil menjadi pemenang lewat kategori Vineography di ajang Shorty Awards, pemenang untuk kategori animasi dalam Fast Film Fest.

Tak hanya itu, Pinot juga masuk dalam nominasi kategori nimasi pada Festival Film Tribeca.

Pria yang hobi mengkoleksi gadget retro ini selalu mencoba mengenalkan dunia animasi.

Menurutnya, proseslah yang terpenting dalam sebuah karya seni, bukan hasil itu sendiri.

Baginya, susah yang ia rasakan ketika membuat sebuah animasi adalah bentuk yang harus dirasa untuk menjadi sebuah pengalaman yang berarti.

Reporter: Muhammad Bimo Aprilianto

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya