Tak Seindah yang Dibayangkan, Ini 3 Fakta Pahit Hidup di Silicon Valley

Gaji besar, tinggal di pusat bisnis paling maju di Amerika Serikat bagian barat, dekat dengan kawasan Hollywood dan lain sebagainya, tentu nyaman bukan?

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2018, 20:00 WIB
Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia.
Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak ingin kerja di San Fransisco, terutama di kawasan Silicon Valley?

Ya, Silicon Valley adalah kawasan khusus yang menjadi pusat banyak perusahaan raksasa seperti Facebook, Google dan lainnya!

Gaji besar, tinggal di pusat bisnis paling maju di Amerika Serikat bagian barat, dekat dengan kawasan Hollywood dan lain sebagainya, tentu nyaman bukan?

Mereka yang tinggal disana seolah-olah berada di planet lain dari kebanyakan negara bagian Amerika Serikat lainnya.

Tidak lazim di sini kerja 80 jam seminggu, penerimaan gaji malah terkadang melalui bitcoin.

Untuk menghindari pengeluaran ekstra, malah karyawan Silicon Valley nekat tinggal di rumah kontainer atau mobil di parkiran.

Mau tau lagi fakta mencengangkan tentang kehidupan di surga teknologi dunia tersebut? Berikut tiga (3) fakta pahitnya sebagaimana dilansir via Business Insider, Senin (27/8/2018).

Bayar Mahal untuk Tinggal

Silicon Valley
Dok: Sinarmas Land

Jika kamu pikir harga rumah disini masih sekitaran ratusan ribu dolar, kamu keliru!

Sebuah apartemen dengan dua kamar tidur di Millenium Tower San Francisco yang gedungnya mengalami penurunan saja, harganya tetap mahal sekitar US$ 1,2 Juta atau Rp 17,5 miliar.

Walau gedungnya terus turun, tapi harganya masih hampir sama dengan rata-rata apartemen dua kamar di sekitarnya, yakni US$ 1,35 Juta alias Rp 19,7 miliar dengan kurs 14.580 rupiah per dolar.

Di sini, kalau ada properti seperti itu mungkin tidak akan berani dijual dengan harga mahal atau bahkan tidak akan dijual.

Tinggal di Dalam Mobil

20160218-Kunjungi Facebook, Jokowi Coreti Dinding Kantor Mark Zuckerberg-
Presiden Jokowi berbincang dengan pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg saat berkunjung ke kantor Facebook di Silicon Valley, Rabu (17/2). Dalam kunjungan itu, Jokowi disambut langsung oleh Mark Zuckerberg di sebuah taman. (Setpres/Biro Pers)

Gaji rata-rata insinyur perangkat lunak di sini sekitar US$ 124.000 setahun atau Rp 1,8 miliar. 

Kalau bagi kita tentu besar bukan dengan pendapatan seperti itu? Jika ditotal, sebulan berarti sekitar US$ 10.000 atau Rp 145 Juta.

Namun sayangnya, jika kamu baru kesana dan ingin menyewa apartemen satu kamar harganya US$ 3.700 per bulan, total itu hampir separuh gajimu.

 

Merogoh US$ 10.000 untuk Jadi Anggota TED

20160217-Kunjungi Kantor Google, Jokowi Disambut Sundar Pichai dengan Batik-San Fransisco
Presiden Jokowi ditemani CEO Google, Sundar Pichai melakukan diskusi dengan 39 Googlers (karyawan Google) asal Indonesia, saat berkunjung ke kantor Google di Silicon Valley, San Fransisco, Rabu (17/2). (Setpres/Biro Pers)

 

TED adalah singkatan dari Technology, Entertaiment and Design. Untuk ikut dalam komunitas ini bayar keanggotaanya US$ 10.000 aatau sekitar Rp 146 juta.

Dari sini, para pekerja bisa bisa mendapat hiburan menarik selama jam makan siang dengan video keren dari tentang hiburan, teknologi dan desain.

Reporter: Brilio

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya