Gandeng Websis for Edu, Epson Gelar Seminar Tech Inspired Education

Epson Indonesia berkolaborasi dengan Websis for Edu menyelenggarakan seminar bertajuk Tech-Inspired Education.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Sep 2018, 15:40 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 15:40 WIB
Seminar Tech Inspired Educations
Seminar Tech Inspired Educations yang digelar oleh Epson Indonesia di Jakarta, Kamis (13/9/2018)

Liputan6.com, Jakarta - Epson Indonesia berkolaborasi dengan Websis for Edu menyelenggarakan seminar bertajuk Tech-Inspired Education.

Dalam acara seminar yang digelar di Hotel Sheraton Gandaria City ini, sekitar 100 kepala sekolah swasta di wilayah Jakarta menjadi pesertanya.

Sesuai namanya, seminar ini membahas mengenai integrasi teknologi dalam ruang belajar.

Bersama dengan Websis for Edu, Epson Indonesia menggagas konsep belajar smart education, didukung oleh teknologi proyektor interaktifnya. Smart education yang digagas Epson Indonesia ini diimplementasikan dalam bentuk ruang kelas cerdas.

Head of Edu and Research Websis For Edu Adi Respati mengatakan, Websis merupakan sistem integrator yang membantu sekolah beradaptasi secara teknologi. Teknologi, kata Adi, harus bisa mendukung tumbuhnya learning skill.

Untuk itulah, Websis for Edu merancang pendekatan teknologi yang bisa diintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Kepala Sekolah SMP Islam Al-Azhar 1 Rulli Rusafni mengatakan, sebagai pendidik, merupakan tanggung jawab pihak sekolah untuk membuat anak menjadi cerdas. Namun seiring perkembangan teknologi, menurutnya pembelajaran juga perlu diperbarui.

Tak Boleh Kalah dengan Sopir Ojek Online

Seminar Tech Inspired Educations
Seminar Tech Inspired Educations yang digelar oleh Epson Indonesia di Jakarta, Kamis (13/9/2018)

"Guru itu sarjana, masa kalah sama sopir ojek online yang sudah digital. Apalagi pada 2015, mantan Mendikbud Anies Baswedan menyebut peserta didik sudah memasuki abad 21 (dengan gadget yang digunakan), sementara guru masih berada di abad 20. Kami merasakan, pembelajaran masih dengan spidol, tidak berubah dari zaman ke zaman," katanya.

Hal ini menjadi tantangan bagi para pengajar di tengah murid yang mulai akrab dengan teknologi dan perangkat digital. Untuk itulah, sekolahnya mencoba menerapkan program ruang kelas cerdas yang digagas oleh Epson Indonesia dan Websis for Edu.

Adapun dalam kelas cerdas ini, menurut Rulli, pembelajaran dilakukan menggunakan perangkat tablet yang dimiliki oleh semua siswa dan guru. Selain itu, diperlukan juga internet karena proses belajar mengajar dilakukan secara terhubung dengan internet.

"Diperlukan juga konten digital berupa buku, video, soal ujian online, hingga software berupa aplikasi-aplikasi untuk iPad," katanya.

Tak kalah penting, elemen adopsi lain yang diperlukan adalah kemampuan pedagogi, yakni bagaimana guru mampu menguasai pembelajaran digital dan membuat bahan ajar sehingga proses belajar di kelas bisa tercapai dengan baik.

Mulai dari Satu Kelas

iPad
Apple baru saja merilis iPad terbaru berukuran 9,7 inci (sumber: Apple)

Menurut Rulli, sejak dilaksanakan tahun ajaran 2015 dengan hanya 24 siswa dan 15 guru, kini pembelajaran yang menerapkan ruang kelas cerdas sudah diikuti oleh tiga angkatan yang terdiri dari 700 siswa dan 45 guru di sekolah yang diajarnya.

Epson sendiri turut berkontribusi dengan menghadirkan proyektor interaktif yang bisa digunakan dalam ruang kelas.

Proyektor interaktif menawarkan pengalaman belajar mengajar dengan berbagai fitur atraktif.

Misalnya mempresentasikan pembelajaran nirkabel, penampilkan perangkat secara bersamaan, kemampuan melakukan anotasi tanpa komputer, hingga berbagi whiteboard ke 15 perangkat mobile secara bersamaan.

Dengan proyektor interaktif ini, partisipasi dan atusiasme murid dalam belajar pun bisa meningkat karena anak memang sudah begitu akrab dengan perangkat teknologi sejak kecil.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya