Internet Dunia Bakal Down 48 Jam ke Depan, Ini Penjelasannya

Pengguna internet di seluruh dunia kemungkinan bakal merasakan jaringan internet mati total selama 48 jam ke depan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 12 Okt 2018, 20:15 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2018, 20:15 WIB
Ilustrasi internet (iStockphoto via Google Images)
Ilustrasi internet (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna internet di seluruh dunia kemungkinan bakal merasakan jaringan internet mati total selama 48 jam ke depan.

Sebagaimana dikutip NDTV, Jumat (12/10/2018), lumpuhnya jaringan internet ini disebabkan karena domain utama dijadwalkan untuk menjalani pemeliharaan rutin selama 48 jam.

Dilaporkan oleh Russia Today, pengguna internet di seluruh dunia kemungkinan mengalami kegagalan koneksi jaringan karena server domain utama dan infrastruktur jaringan terkaitnya down dalam beberapa waktu ke depan.

Perusahaan Internet Corporation of Assigned Names and Numbers (ICANN) bakal melakukan pemeliharaan domain yang dimaksud selama 48 jam dengan mengubah kunci kriptografi yang membantu melindungi buku alamat internet atau Domain Name System (DNS).

Menurut ICANN, pemeliharaan ini perlu dilakukan guna menghindari serangan siber yang belakangan marak terjadi.

Dalam pernyataannya, regulator komunikasi CRA mengatakan, pemeliharaan jaringan internet global ini diperlukan guna memastikan keamanan, stabilitas, dan ketangguhan DNS.

"Untuk lebih jelasnya, beberapa pengguna internet mungkin bakal terpengaruh jika operator jaringan atau penyedia layanan internet (ISP) belum siap untuk perubahan ini. Dampak ini bisa dihindari dengan mengaktifkan ekstensi keamanan sistem yang sesuai," kata regulator komunikasi CRA.

Akses Internet Dibutuhkan untuk Berinovasi

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Bicara soal internet, pendiri Alibaba Group, Jack Ma, yang turut menjadi salah satu pembicara dalam acara Annual Meetings 2018 di Bali, Indonesia berbicara soal pentingnya akses internet. Ia menyampaikan pendapatnya dalam Seminar Disrupting Development: Digital Platform & Innovation.

Ada beberapa hal menarik yang disampaikan Jack Ma saat berdiskusi dengan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, dalam seminar tersebut. Salah satunya, menyoroti pentingnya akses internet dan pendidikan untuk negara berkembang.

"Negara berkembang harus memberikan akses internet dan pendidikan kepada masyarakatnya. Dengan begitu, mereka dapat membuat inovasi dan berwirausaha," ungkapya seperti dikutip dari akun Twitter Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (12/10/2018).

Selain itu, ia menekankan para pelaku wirausaha harus optimitis untuk mencapai kesuksesan. Kunci sukses, katanya, orang-orang harus terus berlajar dan tidak cepat puas akan hasil yang telah dirasakan.

"Beri mereka yang mau berusaha akses. Akses terhadap ilmu baru, pelajari banyak hal. Kunci dari kesuksesan adalah ketersediaan mereka untuk ingin terus belajar dan tidak cepat puas akan hasil yg telah dirasakan," kata Jack Ma.

Love Quantum

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Presiden Bank Dunia Jim Yong kim bersama Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Jack Ma juga mengungkapkan kunci lain untuk mencapai sukses, yakni memiliki kepedulian. "Kunci menjadi sukses tidak hanya terletak pada kecerdasan IQ ataupun EQ, tetapi juga pada Love Quantum. Kemampuan untuk mencintai, menyayangi, dan peduli," tuturnya.

Salah satu pengusaha sukses dunia itu juga mengatakan, manusia harus bisa melakukan berbagai hal yang tidak bisa dilakukan dengan mesin, seiring dengan perkembangan teknologi.

"30 tahun kedepan, manusia akan dihadapkan tantangan besar dari teknologi yang dapat mengacaukan. Kita harus ajari anak-anak kita untuk dapat melakukan hal-hal yg mesin tidak akan pernah bisa lakukan," jelas Executive Chairman Alibaba Group tersebut.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya