Liputan6.com, Jakarta - Pada 14 April 2025, Google merayakan World Quantum Day dengan cara tak biasa, menampilkan Doodle interaktif bertema superposisi kuantum
Tahun ini, peringatan itu menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan International Year of Quantum yakni menandai satu abad sejak ditemukannya mekanika kuantum.
Untuk informasi, mekanika kuantum merupakan cabang fisik yang mengatur perilaku partikel paling kecil di alam semesta, mulai dari molekul hingga elektron.
Advertisement
Meski dikenal sebagai konsep yang kompleks, salah satu prinsip yang paling adalah superposisi. Ini merupakan fenomena ketika partikel dapat beberapa keadaan sekaligus.
Prinsip itu juga yang menjadi dasar dari komputer kuantum. Berbeda dari komputer klasik yang menggunakan bit (0 atau 1), komputer kuantum menggunakan qubit, yang bisa menjadi 0 dan 1 secara bersamaan.
"Kemampuan ini sangat fundamental dalam mekanika kuantum," Head of Technical Operations di Google Quantum AI Monica Hansen seperti dikutip dari situs resminya.
Lebih lanjut Monica menuturkan, fenomena itu yang membuat komputer kuantum memiliki potensi ilmiah yang tak bisa dijawab oleh komputer biasa.
Mencoba menangkap fenomena tersebut, tim desainer Google Doodle Chuck Carlson pun menggunakan pendekatan kreatif yakni thaumatropes. Ini merupakan ilusi optik klasik yang menyatukan dua gambar berbeda jadi satu saat diputar cepat.
Permainan ini kerap ditemukan dalam mainan anak-anak, seperti kertas bergambar dua sisi yang digerakkan dengan tali. Menurut tim desainer Google, Thaumatropes merupakan cara sederhana tapi efektif untuk menjelaskan superposisi.
Google Classroom Punya Alat AI Berbasis Gemini untuk Bantu Guru Bikin Soal Khusus
Di sisi lain, Google Classroom kini menghadirkan inovasi terbaru dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dari Gemini untuk mempermudah guru membuat kuis atau soal khusus.
Cukup dengan input teks dan langganan berbayar, guru kini bisa memanfaatkan AI untuk meringankan beban kerja mereka, terutama dalam hal penyusunan materi evaluasi. Demikian sebagaimana dikutip dari Techi, Selasa (15/4/2025).
Meskipun belum mampu mengoreksi esai, kehadiran AI dalam Google Classroom diyakini dapat membantu guru menghindari tekanan dalam mempersiapkan rencana pengajaran.
Langkah maju Google Classroom dalam mengintegrasikan teknologi AI kali ini diwujudkan melalui fitur yang dirancang khusus untuk menyederhanakan pembuatan kuis atau soal.
Diluncurkan pada Senin, 14 April 2025, fitur ini memungkinkan guru menghasilkan soal kuis secara otomatis berdasarkan teks yang mereka unggah atau masukkan secara manual.
Ditenagai model bahasa besar Gemini, alat ini mampu menghasilkan serangkaian pertanyaan yang relevan dengan materi pembelajaran.
Â
Advertisement
Fleksibilitas dan Personalisasi Fitur
Guru memiliki kendali penuh dalam menyesuaikan output pertanyaan yang dihasilkan. Berbagai parameter dapat diatur, mulai dari tingkat kelas, jumlah soal, hingga jenis pertanyaan yang diinginkan, termasuk pilihan ganda, jawaban singkat, dan esai.
Lebih lanjut, guru juga dapat menginstruksikan AI untuk fokus pada keterampilan spesifik yang ingin dilatih siswa, seperti mengidentifikasi majas atau mengevaluasi argumen.
Soal-soal yang dihasilkan kemudian dapat diekspor dengan mudah ke Google Docs atau Google Forms untuk didistribusikan dan dinilai.
Biaya Langganan
Fitur baru ini merupakan bagian dari upaya Google yang lebih luas untuk mengintegrasikan AI Gemini ke dalam dunia pendidikan.
Sejak pertama kali diperkenalkan ke Google Classroom pada awal 2024, Gemini telah berkembang pesat, tidak hanya mampu meringkas teks tetapi juga menghasilkan rencana pembelajaran.
Update terbaru ini juga memperkenalkan fitur pembuat daftar kosakata, yang semakin mempermudah persiapan materi ajar bagi guru yang sibuk.
Â
