Menkominfo Ingin Startup Fintech Lokal Jadi Unicorn

Layanan fintech di Indonesia saat ini rata-rata masih bersifat fintech lending saja, sehingga dirasakan tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh perbankan konvensional.

oleh Jeko I. R. diperbarui 29 Okt 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2018, 18:00 WIB
Melebihi Target, Pertemuan IMF-Bank Dunia Diikuti 34 Ribu Peserta
Menkeu Sri Mulyani (kiri) dan Menkominfo Rudiantara saat memberi keterangan terkait pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali, Senin (8/10). Hingga hari ini jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 34 ribu orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Peluang financial technology (fintechdi ranah startup semakin berkembang. Bahkan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, mengklaim kalau transaksi via jasa startup fintech semakin meningkat lebih baik. 

Walau begitu, ia mengungkap gross merchandise value (GMV) masih belum terlalu banyak.

"Perputarannya baru Rp 9 Triliun. Sebetulnya secara teoritis yang bagus adalah di bidang edutech karena 20 persen APBN untuk pendidikan. Kemudian juga healthtech karena 5 persen belanja APBN kita untuk kesehatan," ujar Menteri Rudiantara dalam ajang Ideafest 2018 beberapa hari lalu, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Kemkominfo.

Pria yang karib disapa Chief RA tersebut berkata, layanan fintech di Indonesia saat ini rata-rata masih bersifat fintech  lending saja, sehingga dirasakan tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh perbankan konvensional.  

Skema fintech  lending berperan sebagai penguhubung antara calon pemberi dana dan peminjam.

Melalui fintech lending, kedua pihak jika telah sepakat kemudian melakukan proses transaksi bisnis.

"Saya lihat juga pada umumnya yang menggunakan fintech adalah orang-orang ataupun anak muda yang punya rekening di bank. Seharusnya fintech didorong kepada pasar yang baru," tutur pria berkacamata ini.

Dirinya mengungkap, tentu diperlukan strategi sehingga dapat mendorong fintech ke arah pasar yang baru yang menyentuh kalangan 'unbanked'. Salah satunya adalah dengan mengarahkan masyarakat ke produk baru atau yang sudah ada dari fintech.

"Kita ingin menciptakan unicorn yang berbasis fintech. Dengan memiliki unicorn berbasis fintech, akan meningkatkan aliran investasi ke dalam negeri," tutur Menteri Rudiantara.

Unicorn sendiri merupakan julukan yang disematkan kepada startup yang telah memiliki nilai valuasi di atas US$ 1 Miliar.

 

Jokowi: Indonesia Harus Punya Startup Unicorn Baru

Opening IdeaFest 2018
Presiden Jokowi meresmikan pembukaan IdeaFest 2018 di JCC Senayan, Jumat (26/10). (Foto: fimela.com/Adrian Putra)

Indonesia saat ini memiliki empat startup dengan “gelar” unicorn atau dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berharap jumlah tersebut akan bertambah.

Adapun empat startup unicorn Indonesia adalah Bukalapak, Go-Jek, Tokopedia dan Traveloka.

“Sekarang kita sudah punya empat unicorn, tapi saya ingin lebih dari itu,” tutur Jokowi dalam acara pembukaan Ideafest 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Pemerintah, kata Jokowi, akan memberikan dukungan kepada startup lokal untuk dapat terus tumbuh atau jika ingin melalukan ekspansi ke luar negeri. Namun, tetap diperlukan dukungan dari berbagai pihak lain, termasuk investor.

Jokowi berharap Ideafest sebagai festival kreatif bisa membantu mendorong lahirnya unicorn-unicorn baru.

“Dengan Ideafest seperti ini diharapkan akan memunculkan unicorn-unicorn baru. Namun, hal ini harus didukung dengan sebuah ekosistem yang bagus dan baik, termasuk pemerintah juga memberikan dukungan dengan kebijakan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga memuji semangat anak muda yang menurutnya tampak lihai dalam berbisnis atau mendirikan startup. Namun tidak hanya sekedar mendirikan usaha, ia berharap startup-startup lokal dapat meraih sukses.

“Pemerintah juga memberikan dukungan dengan kebijakan, sehingga merrka bisa terdorong untuk segera benar-benar masuk ke sektor riil,” jelas Jokowi.

 

 

Jokowi Ingin Teknologi Buatan Indonesia Sukses

Jokowi di Opening IdeaFest 2018
Jokowi sebutkan film Star Trek saat mengatakan kemajuan teknologi yang terjadi begitu pesat di opening IdeaFest 2018. (Foto: fimela.com/Adrian Putra)

Jokowi juga menginginkan teknologi karya anak bisa sukses di negara-negara lain. Oleh sebab itu, ia berhadap teknologi di Indonesia akan terus berkembang, sehingga tidak akan tertinggal dari negara lain.

“Saya ingin teknologi Indonesia mengintervensi negara-negara lain. Oleh sebab itu, saya ingin Indonesia ke depan tidak tertinggal,” ungkap Jokowi dalam acara pembukaan Ideafest 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Jokowi pun memuji layanan ride-sharing Go-Jek yang sukses melakukan ekspansi ke luar negeri. Layanan besutan Nadiem Makarim itu beberapa waktu lalu baru saja meresmikan Go-Viet di Vietnam.

Menurut laporan, perusahaan juga akan melebarkan sayap ke negara-negara lain, termasuk Singapura dalam waktu singkat ini. Setelah Go-Jek, Jokowi berharap akan lebih banyak produk berbasis teknologi asal Indonesia di kancah global.

Diungkapkannya, untuk bisa melahirkan karya hebat maka diperlukan kerja sama berbagai pihak, mulai dari industri hingga pemerintah.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya