Liputan6.com, Jakarta Permodalan merupakan fondasi terpenting dalam menjalankan suatu bisnis. Ibarat udara bagi manusia, modal usaha menjadi jaminan usaha bisa bernapas dan tetap hidup. Pembiayaan dari lembaga jasa keuangan konvensional seperti perbankan memang menjadi pilihan utama pengusaha dalam mencari permodalan.
Sayangnya, mengajukan pinjaman ke bank memerlukan syarat yang cukup rumit. Pihak bank juga perlu mempelajari terlebih dahulu permohonan dana yang diajukan. Jika terdapat kekurangan persyaratan, calon debitur diminta untuk melengkapinya. Namun, perjalanannya belum sampai di situ. Setelah memenuhi syarat, pengajuan kredit belum tentu langsung diterima karena faktor-faktor tertentu.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai jawaban atas permasalahan tersebut, fintech lending atau pinjaman daring (Pindar) hadir dengan solusi teknologi terkini. Pindar menawarkan pembiayaan bukan hanya bagi individu yang membutuhkan dana darurat, namun bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Advertisement
Salah satu perusahaan yang merasakan manfaat besar dari Pindar adalah PT Jaya Pratama Perkasa (JPP), perusahaan logistik dan penyewaan trucking dengan armada mencapai 600 unit yang beroperasi di berbagai kota di Indonesia. Head Risk and Control JPP Dori mengungkapkan bahwa perusahaannya sangat terbantu dengan pendanaan dari platform KreditPro.
“Perusahaan kami memiliki cashflow yang sangat cepat. Dengan adanya pendanaan dari fintech lending, kami sangat terbantu dalam mengelola biaya operasional yang besar setiap harinya. Fintech memberikan fleksibilitas, bisa tanpa agunan, dan proses pengajuannya mudah. Bagi kami, ini menguntungkan karena tidak perlu jaminan seperti di bank yang mengharuskan adanya kolateral. Meskipun bunganya lebih tinggi, selama perhitungan kami masuk, maka kami ambil,” ujar Dori.
Peningkatan Penjualan Perusahaan
JPP pertama kali mengajukan pinjaman ke KreditPro pada Agustus 2023. Hingga kini, mereka telah mengajukan enam kali putaran pinjaman dengan total nilai mencapai Rp 300 juta. Dampak dari penggunaan fintech ini sangat terasa dalam peningkatan penjualan perusahaan.
“Kalau bicara mengenai kenaikan sales, sudah pasti bertambah. Sebelum ada fintech, pada tahun 2022 sales kami berada di posisi Rp 13 miliar. Setelah menggunakan fintech, sales naik hampir mencapai 60-70%. Tentu saja biaya operasional juga bertambah, tetapi secara keseluruhan, pertumbuhan ini sangat signifikan,” tambah Dori.
Advertisement
Fokus ke Sektor Produktif
Sementara itu, Credit Risk Manager KreditPro Yane Yunita menjelaskan KreditPro merupakan salah satu penyelenggara Pindar yang berfokus pada sektor produktif. Sejak berdiri pada 2018, KreditPro telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp725 miliar kepada lebih dari 3.000 UMKM, terutama di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang mayoritas berada di Pulau Jawa.
“KreditPro selalu berkomitmen untuk mendukung kemajuan UMKM di Indonesia. Kami menyediakan produk yang menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan UMKM, menawarkan persyaratan pendanaan yang fleksibel, serta mendukung percepatan digitalisasi UMKM. Selain itu, kami memberikan kemudahan akses kapan dan di mana saja, serta membantu pelaku UMKM terhubung dengan ekosistem bisnis yang lebih besar untuk memperkuat rantai pasokan mereka,” jelas Yane.
Dengan semakin berkembangnya Pindar, semakin banyak UMKM yang bisa mendapatkan akses pendanaan yang lebih mudah dan fleksibel. Inovasi ini diharapkan terus memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
