IOC: Esports di Olimpiade Masih Terlalu Prematur

Mendapat sambutan positif pada Asian Games 2018 dan resmi dipertandingkan di SEA Games 2019, IOC menyatakan kehadiran esports di Olimpiade masih belum pasti.

oleh Yuslianson diperbarui 12 Des 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 16:30 WIB
eSports
Turnamen eSports. (Doc: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Masuk dalam cabang olahraga (cabor) yang dieksibisikan pada Asian Games 2018 dan bakal resmi dipertandingkan di SEA Games 2019, ternyata tak menjamin esports sebagai ajang medali di Olimpiade mendatang.

Kabar ketidakpastian ini diungkap langsung oleh pihak International Olympic Committe (IOC) usai melakukan pertemuan di Lausanne, baru-baru ini.

Dikutip dari laman Sports Pro, Rabu (12/12/2018), petinggi IOC setuju masih ada beberapa hal "ketidakpastian" esports sebagai ajang permainan kompetitif.

Selain itu, mereka mengungkap masih belum yakin dengan beberapa judul gim yang bakal dipertandingkan tidak sesuai dengan nilai-nilai Olimpiade.

Meski diakui sebagai permainan kompetitif yang melibatkan aktivitas fisik seperti olahraga tradisional, IOC menyatakan, industri esports didorong secara komersil, sementara olahraga berbasis nilai-nilai. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perlu Studi Lebih Lanjut

Gambaran tim eSports berlatih. (Doc: AFP)

Lebih lanjut, IOC ingin melakukan studi dan dialog lebih lanjut sebelum akhirnya label "olahraga" dapat digunakan untuk mendeskripsikan esports dan egames.

Berkaca dari hal tersebut, esports masih butuh waktu lama sebelum akhirnya bisa masuk ke dalam cabor dipertandingkan di Olimpiade.

Meski begitu, setahun belakang ini permainan kompetitif itu memang sudah menjadi topik utama diskusi para pengurus IOC.

Mereka mengakui, ajang olahraga tradisional saat ini bersaing keras dengan industri gim untuk meraup jumlah penonton muda.


Judul Gim Tidak Sesuai dengan Nilai Olimpiade

Suasana turnamen eSports. (Sumber: CraveOnline)

Seperti disebutkan sebelumnya, pihak IOC merasa sejumlah judul gim yang bakal dipertandingkan tidak sesuai dengan nilai sportifitas, khususnya gim bergenre action dan shooter.

Gim dengan genre simulasi, seperti FIFA buatan EA Sports masih memiliki kesempatan menjadi salah satu kategori esports yang dipertandingkan di Olimpiade.

Berhubung masih ada waktu panjang jelang Olimpiade di Paris, pengurus IOC memiliki butuh waktu untuk berubah pikirannya.

Semoga saja, polemik esports di Olimpiade ini bakal menemui titik cerahnya. Bagaimana menurut kamu?

(Ysl/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya