Peneliti Keamanan Ini Batal Umbar Cara Bobol Keamanan Face ID

Seorang peneliti keamanan siber dilaporkan batal menjadi pembicara terkait kemungkinan teknologi pengenalan wajah milik Apple, Face ID, bisa diretas.

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2019, 13:00 WIB
iPhone X
Seorang anak bermain fitur animoji iPhone X di toko Apple Union Square di San Francisco (3/11). iPhone X juga memiliki fitur terbaru Face ID yang berfungsi mendeteksi dan mengenali wajah pemilik sebagai kunci membuka perangkat. (AP Photo/Eric Risberg)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peneliti keamanan siber, Wish Wu, dilaporkan batal menjadi pembicara terkait kemungkinan teknologi pengenalan wajah milik Apple, Face ID, bisa diretas.

Sebelum membatalkan acara di sebuah konferensi hacking itu, ia mengklaim bisa melakukan crack atau menembus keamanan Face ID, tapi kemudian penelitiannya itu disebut belum sempurna.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (5/1/2019), konferensi hacking ini cukup menarik perhatian. Pasalnya, kemungkinan keamanan Face ID bisa ditembus dinilai sangat mengganggu, mengingat teknologi itu digunakan untuk mengamankan berbagai aplikasi penting termasuk kesehatan, perbankan, email, pesan teks, dan foto yang ada di dalam iPhone.

Berdasarkan keterangan Apple, hanya ada satu dari satu juta orang secara acak yang dapat membuka Face ID. Teknologi ini jauh lebih aman dibandingkan sensor Touch ID iPhone dengan kemungkinan satu dari 50 ribu peluang.

Wu awalnya menjadwalkan acara bertajuk "Bypass Strong Face ID: Everyone Can Deceive Depth and IR Camera and Algorithms" itu digelar di konferensi hacking Black Hat Asia di Singapura pada Maret 2019.

Menurut keterangan Wu, perusahaannya yakni Ant Financial, memintanya membatalkan acara tersebut. Black Hat sendiri merupakan salah satu konferensi hacking paling bergensi di dunia.

Menurut sejumlah pakar keamanan biometrik, sejauh ini tidak ada seorang pun yang secara luas merilis rincian tentang kesuksesan peretasan Face ID sejak Apple memperkenalkan teknologi tersebut pada 2017 melalui kehadiran iPhone X.

Perusahaan kemudian kembali menghadirkan Face ID untuk iPhone XS, XS Max, dan XR pada 2018.

Proses Peretasan Face ID iPhone X

Fitur Face ID menggentikan Touch ID
Fitur Face ID menggantikan Touch ID (Foto: Apple)

Sementara itu, Wu mengatakan kepada Reuters bahwa ia hanya bisa mereproduksi peretasan iPhone X dalam kondisi tertentu. Namun, hal tersebut tidak bisa dilakukan pada iPhone XS dan XS Max.

"Untuk memastikan kredibilitas dan kematangan hasil penelitian, kami memutuskan membatalkan acaranya," tulis Wu dalam sebuah pesan kepada Reuters.

Pihak Apple belum mengomentari masalah ini.

Penelitian Belum Sempurna

iPhone XS
iPhone XS Max, iPhone XS, dan iPhone XR di iBox (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Lebih lanjut, pihak Ant Financial mengatakan pembatalan kehadiran Wu di Black Hat Asia disebabkan penelitian terkait Face ID belum sempurna.

"Penelitian pada mekanisme verifikasi Face ID belum sempurna dan akan menyesatkan jika dipresentasikan," jelas Ant Financial dalam pernyataannya.

Sebelumnya, hasil penelitian Wu diungkapkan dapat meretas Face ID menggunakan gambar yang dicetak pada printer hitam-putih biasa.

Adapun teknologi Face ID Apple sendiri, menggunakan kombinasi banyak kamera dan sensor untuk menangkap pemindaian wajah, yang memungkinkan identifikasi spoof atau penipuan dengan foto, serta dapat menentukan apakah pengguna sedang tidur atau tidak melihat ponsel.

Mengetahui teknologi Apple itu, profesor sains komputer Michigan State University, Anil Jain, pun merasa terkejut dengan klaim penelitian Wu.

Menurutnya, Apple telah banyak berinvetasi dalam teknologi anti-spoofing yang membuat peretasan seperti itu sangat sulit bisa berhasil.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya