Facebook dan Google Bakal Hapus Konten Berkaitan dengan Anti-Vaksin

Anggota kongres dari Partai Demokrat, Adam Schiff, juga melayangkan kritik kepada Facebook untuk segera menangani masalah ini.

oleh Jeko I. R. diperbarui 19 Feb 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 11:00 WIB
20160404-Filipina Luncurkan Vaksin Anti-DBD Pertama di Dunia-
Perawat menunjukkan botol vaksin anti-dengue di Sekolah Dasar Parang di Marikina, sebelah barat Manila, Senin (4/4). Filipina telah melancarkan vaksin pertama di dunia untuk penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) itu kepada 1 juta pelajar. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dan Google terus berbenah untuk meminimalisir konten-konten negatif yang dianggap meresahkan pengguna.

Terbaru, Facebook, mengambil langkah untuk menumpas konten anti-vaksin yang menyesatkan di platform-nya.

Dilansir Mirror pada selasa (19/2/2019), konten terkait anti-vaksin yang memaksa pengguna untuk tidak melakukan vaksinasi kepada anak-anaknya, ternyata marak beredar di Facebook.

Akibatnya, wabah campak terus menyebar luas di Washington DC, Amerika Serikat (AS).

Anggota kongres dari Partai Demokrat, Adam Schiff, juga melayangkan kritik kepada Facebook untuk segera menangani masalah ini.

Ia mengirimkan surat protes terbuka kepada Zuckerberg untuk menghapus konten yang berkaitan dengan anti-vaksin.

Dalam surat tersebut, Schiff mengungkapkan keprihatinannya karena Facebook dan juga Instagram tidak sadar kalau konten yang menyesatkan itu masih beredar dan mendoktrin para pengguna awam.

Schiff membuktikan kalau vaksin terbukti aman, efektif, dan wajib dilakukan untuk kesehatan masyarakat.

Dirinya pun mengirim surat yang sama ke CEO Google Sundar Pichai agar Google menindaklanjuti konten anti-vaksin di YouTube.

Propaganda Anti-Vaksin

Vaksin Anti Infeksi Paru-paru Lolos Uji
Vaksin Anti Infeksi Paru-paru Lolos Uji

Menurut laporan wartawan The Guardian, Julia Carrie Wong, Facebook dan Google juga dipenuhi dengan propaganda anti-vaksin.

Dirinya bahkan mengaku telah menemukan algoritma rekomendasi YouTube yang mengarahkan orang lain untuk mendukung hal tersebut.

Meski begitu, Schiff justru memuji YouTube karena perusahaan sudah membatasi rekomendasi video.

Langkah tersebut ia harapkan tak dapat lagi memberikan informasi menyesatkan seperti video anti-vaksin.

Respons Facebook

Facebook
(ilustrasi/guim.co.uk)

Pada kesempatan yang sama, juru bicara Facebook berkata kalau mereka justru akan menghapus konten yang melanggar standar komunitas, dan menolak artikel yang dianggap menyesatkan. Mereka juga akan melibatkan pemeriksa fakta pihak ketiga.

"Kami terus berkomitmen menyajikan informasi yang akurat. Kami punya banyak hal yang harus dilakukan, dan akan melanjutkan upaya memberikan informasi pendidikan, tentang topik-topik penting seperti kesehatan," ujar Facebook.

Facebook pun menjamin akan menghapus konten anti vaksin dari rekomendasi, termasuk rekomendasi grup.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya