Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto di planet Mars yang diunggah baru-baru ini, memperlihatkan objek aneh yang diduga pengamat ekstraterestrial sebagai 'markas' alien.
Foto tersebut sontak menjadi perbincangan hangat di kalangan astronom dan pengamat amatir.
Dilansir Mirror pada Selasa (26/2/2019), foto ini diambil oleh robot rover milik NASA, Curiosity.
Advertisement
Baca Juga
Scott Waring, pengamat ektraterestrial yang menulis UFO Sightings Daily, mengklaim objek di Mars ini memiliki tekstur yang mirip seperti rumah besar dengan beberapa lantai.
"Objek ini memiliki lima tingkatan, semakin ke atas ia semakin mengerucut," terangnya.
"Struktur di atas mirip seperti piramida yang berbentuk datar. Bisa jadi, setiap tingkatan memiliki tangga kecil yang bisa dinaiki," tambah Scott.
Dirinya bahkan mengungkap kemungkinan kalau Curiosity ke depannya bisa menyambangi markas tersebut untuk melakukan investigasi.
"Curiosity tidak melakukan investigasi objek tersebut karena NASA ingin menjadikannya sebagai rahasia di Mars. Padahal jika diungkap asal usul objek, informasi ini tentu akan menjadi sorotan," tandas Scott.
Bakteri Ini Jadi Kunci Manusia Bisa Hidup di Mars?
Teka-teki apakah Planet Mars kelak bisa dihuni manusia di masa depan, hingga kini masih menjadi misteri.
Tak heran, banyak institusi luar angkasa dan ilmuwan meneliti Planet Merah ini untuk mengungkap apakah ia memiliki tanda-tanda kehidupan yang mendukung kelayakan hunian manusia.
Terbaru, peneliti dari Imperial College London baru saja menemukan salah satu 'kunci' yang mereka anggap bisa membantu manusia hidup di Mars kelak.
Dilansir Newsweek, mereka baru saja menemukan bakteri yang dinilai mampu beradaptasi dengan fotosintensis--yakni proses di mana tanaman dan organisme lain mampu menyerap cahaya dan memproduksi oksigen.
Bakteri bernama 'Cyanobacteria' ini, dipercaya bisa hidup di Mars dan bahkan mampu berfotosintensis bersamaan dengan organisme lain.
Jika mereka dibawa ke Mars, nantinya bakteri ini akan disimpan di dalam biosphere dan menciptakan oksigen.
"Ini masih teori, tetapi badan antariksa dan perusahaan swasta tertarik dengan konsep bakteri ini demi mewujudkan kenyataan untuk bisa tinggal di Mars," ujar Elmars Krausz, pimpinan peneliti.
"Fotosintesis secara teori bisa dimanfaatkan dengan organisme semacam ini (Cyanobacteria) untuk menciptakan udara, agar manusia bisa bernafas di Mars," lanjutnya.
Advertisement
Bisa Hidup di Pencahayaan Rendah
Krausz juga mengungkap, kalau Cyanobacteria merupakan bakteri yang bisa hidup di pencahayaan rendah, bahkan bisa tumbuh di bebatuan dan bertahan dalam kondisi dan suhu ekstrem seperti di Mars.
Menariknya, peneliti mengamati kalau Cyanobacteria ternyata merupakan jenis bakteri yang biasanya tumbuh di sejumlah wilayah terpencil, seperti Antartika dan gurun Mojave.
Dalam studi tersebut, peneliti juga menemukan jenis pigmen yang terkandung di dalam bakteri ini, seperti klorofil yang mampu membuat organisme dapat beradaptasi dalam pencahayaan rendah dan tetap bisa memproduksi energi.
"Kandungan klorofil ini beradaptasi untuk menyerap cahaya seminim mungkin. Namun, riset kami mengidentifikasi kalau klororil merah ini berperan sebagai komponen penting untuk proses fotosintensis dalam kondisi pencahayaan rendah," ujar salah satu peneliti, Jennifer Morton.
Dengan demikian, menurut Morton, tidak menutup kemungkinan kalau mempelajari klorofil merah ini, bisa membantu peneliti menemukan tanda-tanda kehidupan di planet lainnya.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: