AI Bisa Jadi Senjata Ampuh Lawan Penyakit Menular di Indonesia

Indonesia bisa manfaatkan AI untuk deteksi dini penyakit menular, tingkatkan akurasi diagnosa, dan prediksi penyebaran penyakit.

oleh Iskandar Diperbarui 23 Mar 2025, 10:18 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2025, 10:10 WIB
KORIKA bersama P2PM Kemenkes mengadakan focus group discussion (FGD) serta pembahasan perjanjian kerja sama di Gedung Adhyatma, Kemenkes. Credit: KORIKA
KORIKA bersama P2PM Kemenkes mengadakan focus group discussion (FGD) serta pembahasan perjanjian kerja sama di Gedung Adhyatma, Kemenkes. Credit: KORIKA... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia, negara tropis dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, menghadapi tantangan berat dalam mengendalikan penyakit menular berbasis vektor seperti demam berdarah, malaria, leptospirosis, dan zoonosis.

Perubahan iklim, urbanisasi, dan degradasi lingkungan memperparah risiko penyebaran penyakit-penyakit menular tersebut.

Menghadapi tantangan itu, teknologi kecerdasan buatan (AI) dan analisis data besar (big data analytics) diniai bisa menjadi solusi potensial.

Integrasi data historis penyakit, faktor iklim, dinamika vektor, dan data sosial-demografis dalam model prediksi AI diharapkan dapat mengidentifikasi pola penyebaran penyakit, memproyeksikan potensi wabah, dan merekomendasikan intervensi kesehatan berbasis bukti.

Pemerintah Indonesia telah mengembangkan beberapa sistem informasi seperti SISMAL (Sistem Informasi Surveilans Malaria) dan SIZE (Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases).

Menurut Dr. Tauhid Nur Azhar, subject matter expert bidang kesehatan di Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan K/L terkait di periode 2019-2021 saat diketuai oleh Prof Hammam Riza, telah menghadirkan inovasi suatu sistem pemantauan dan prediksi penyakit zoonosis dan emerging infectious disease lainnya yang dinamai SIZE.

"Sistem SIZE 3.0 yang dikembangkan dengan konsep One Health Policy menunjukkan potensi besar dalam pemantauan dan prediksi penyakit zoonosis," ujar Dr. Tauhid dalam focus group discussion di Kementerian Kesehatan, baru-baru ini, dikutip Minggu (23/3/2025).

Prof. Hammam menjelaskan pemanfaatan AI dalam pengendalian penyakit berbasis vektor nyamuk adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat menjadi solusi bagi tantangan kesehatan nasional.

"Langkah strategis ini akan membawa Indonesia menuju kedaulatan digital dalam sektor kesehatan,” imbuhnya.

 

Promosi 1

Strategi Implementasi AI dalam Tata Kelola Penyakit Menular

Untuk mewujudkan sistem kesehatan yang lebih responsif dan berbasis AI, diperlukan pendekatan holistik melalui langkah-langkah strategis berikut:

  • Pengayaan Data: Integrasi data real-time dari berbagai sumber seperti BMKG, BIG, dan Kementerian Kesehatan.
  • Interoperabilitas Sistem: Sinkronisasi lintas sektor melalui platform cloud computing yang aman dan terstandarisasi.
  • Pemodelan Dinamis: Penggunaan teknik deep learning dan ensemble models untuk meningkatkan akurasi prediksi.
  • Peningkatan Kapasitas SDM: Pelatihan tenaga kesehatan dan pengambil kebijakan dalam pemanfaatan AI untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih efektif.

Sebagai contoh penerapan, model AI berbasis machine learning dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara anomali iklim dengan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Sementara itu, geospatial analytics dapat membantu memetakan daerah berisiko tinggi secara presisi, sehingga alokasi sumber daya kesehatan dapat lebih optimal.

 

Prediksi Penyebaran Penyakit

AI dapat memprediksi penyebaran penyakit menular di masa mendatang dengan menganalisis data historis dan faktor-faktor lingkungan. Informasi ini dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya kesehatan secara lebih efektif.

Prediksi penyebaran penyakit memungkinkan pemerintah dan lembaga kesehatan untuk merencanakan strategi pencegahan yang tepat. Hal ini dapat membantu mengurangi dampak wabah penyakit dan melindungi masyarakat.

Dengan kemampuan memprediksi penyebaran penyakit, AI dapat membantu Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi wabah. Strategi pencegahan yang tepat dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat penyakit menular.

Tantangan Implementasi AI di Indonesia:

  • Ketersediaan data yang akurat dan komprehensif.
  • Infrastruktur teknologi yang memadai, termasuk akses internet yang handal.
  • Keahlian dan sumber daya manusia di bidang data science dan machine learning.
  • Pertimbangan etika dan privasi data pasien.

Meskipun potensi AI sangat besar, keberhasilan implementasinya bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, sektor swasta, dan tenaga kesehatan. Penggunaan AI untuk deteksi penyakit menular di Indonesia menjanjikan masa depan yang lebih baik dalam sistem kesehatan masyarakat.

Infografis Journal: 5 Jenis Penyakit Hepatitis. (Liputan6.com/Tri Yasni)

infografis journal
infografis journal 5 Jenis Penyakit Hepatitis. (Liputan6.com/Tri Yasni).... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya