Ilmuwan Rancang Mata Biomimetik untuk Bantu Tunanetra Melihat

Secara struktural desain mata biomimetik ini memiliki tingkat kemiripan tinggi dengan mata biologis.

oleh M Hidayat diperbarui 26 Mei 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi mata buatan, mata bionik.
Ilustrasi mata buatan, mata bionik. Kredit: Intographics via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok ilmuwan di Amerika Serikat (AS) dan Hong Kong merancang mata bionik yang dapat membantu tunanetra melihat.

Menguti BGR, Selasa (26/5/2020), penelitian mengenai temuan ini terbit di jurnal Nature dengan judul "A biomimetic eye with a hemispherical perovskite nanowire array retina."

Para peneliti menyebut mata manusia "memiliki karakteristik pengindraan gambar luar biasa seperti bidang pandang sangat luas, resolusi tinggi dan sensitivitas dengan penyimpangan rendah".

Adapun mata biomimetik dengan karakteristik seperti mata manusia tersebut, menurut para peneliti, sangat diharapkan, terutama di bidang robotika dan prostesis visual.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tantangan

Namun, ada tantangan tersendiri untuk dapat mengadopsi karakteristik seperti itu karena bentuk bola dan retina mata biologis tidak mudah untuk ditiru.

"Di sini kami menyajikan mata elektrokimia dengan retina hemispherical yang terbuat dari susunan kawat berdensitas tinggi yang meniru reseptor cahaya pada retina manusia," kata para peneliti.

 


Desain mirip mata biologis

Secara struktural, mereka menyebut desain mata biomimetik ini memiliki tingkat kemiripan tinggi dengan mata biologis.

Selain itu, mata biomemetik ini memiliki potensi untuk mencapai resolusi pencitraan tinggi ketika masing-masing kawat nano ditangani secara elektrik.

"Kami juga mendemonstrasikan fungsi penginderaan gambar dari perangkat biomimetik kami dengan merekonstruksi pola optik yang diproyeksikan ke perangkat. Karya ini dapat mengarah pada perangkat photo-sensing biomimetik yang dapat digunakan di berbagai aplikasi teknologi," kata para peneliti.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya