Liputan6.com, Jakarta - Gojek ikut membantu startup Indonesia melewati tantangan bisnis di masa pandemi melalui program akselerator Gojek Xcelerate.
Pada batch ke-4 ini Gojek Xcelerate melatih dan membimbing 11 startup lokal untuk fokus pada model bisnis direct-to-consumer. Lewat model bisnis ini, mereka harus berfokus untuk menjual langsung produk-produk mereka ke konsumen.
Advertisement
Baca Juga
Sebelas startup yang mendapat pelatihan dari Gojek Xcelerate tahun ini adalah Bartega, Trope, Rollover Reaction, Pura, Getgo, Watt, Elio, Mena Indonesia, Jejak.in, Kerokoo, dan Sare.
Startup terpilih di atas diberikan pelatihan dalam kreativitas dan inovasi agar bisa menyesuaikan bisnis dengan cepat, sesuai dengan perilaku konsumen yang berubah selama pandemi.
Gojek Xcelerate sendiri diluncurkan pertama kali pada September 2019 dan telah membina 35 startup Indonesia dan Asia Pasifik melalui pelatihan bersama mitra globalnya. Misalnya saja Digitaraya, McKinsey & Co, UBS Bank, dan Google Developers Launchpad.
Head of Groceries Gojek Tarun Agarwa mengatakan, di tengah pandemi, penerapan model bisnis direct-to-consumer merupakan hal efektif karena startup bisa berinteraksi langsung dengan pengguna yang menghabiskan waktu secara online.
Dengan strategi ini, startup juga bisa mendapatkan data dan feedback dengan cepat sehingga produk yang dihadirkan bisa lebih sesuai kebutuhan pengguna.
Model bisnis direct-to-consumer sendiri diklaim mampu membawa Gojek ke status decacorn sekaligus lebih resilien selama pandemi.
Cara Gojek Bertahan di Pandemi
"Salah satunya saat Gojek mengembangkan layanan yang membantu konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari melalui layanan GoMart dan GoShop. Selama masa pandemi, layanan GoFood pun disesuaikan dengan bekerja sama dengan Pasar Mitra Tani yang menjual bahan pangan pokok ke dalam platform," kata Tarun, menceritakan penyeseuaikan layanan-layanan di Gojek.
Tak hanya itu, layanan GoFresh yang mulanya hadir untuk merchant GoFood juga kini bisa diakses oleh konsumen. Tujuannya tak lain adalah membantu konsumen memenuhi kebutuhan pangan selama masa pandemi.
Dari hal di atas, sepanjang 2020, transaksi belanja kebutuhan sehari-hari di GoMart juga meningkat.
"Hingga bulan Mei, terjadi 5,5x peningkatan produk yang terjual di GoMart dibandingkan Februari," tutur Tarun.
Advertisement
Minimalisasi Kegagalan Startup
Gojek Xcelerate juga membantu startup untuk meminimalisasi kegagalan dalam mengembangkan produk dan layanan.
Para peserta Xcelerate batch 4 ini juga dilatih untuk menerapkan teknik MVP atau minimum viable point. Teknik ini bertujuan menentukan fitur paling minimal dalam sebuah ekosistem teknologi sebelum startup meluncurkan produk atau layanan yang lebih lengkap.
Dengan teknik ini, startup bisa mendapatkan feedback dari calon pengguna dalam waktu singkat, sehingga membantu meminimalisasi biaya pengembangan dan kemungkinan produk gagal dalam skala besar.
Para peserta juga mendapatkan pelatihan metode growth hacking dan impactful data science dari Gojek dan berbagai mitranya.
Managing Director Digitaraya Nicole Yap mengatakan, terlepas dari proyeksi masa depan ekonomi yang penuh ketidakpastian, startup memiliki keuntungan karena terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat.
Nicole menyebut, sebelas startup ini beruntung bisa mendapatkan kesempatan belajar langsung dari mentor-mentor bisnis terbaik saat pandemi.
"Perubahan pola konsumsi dan struktur masyarakat adalah hal yang tidak bisa dihindari. Namun, dengan strategi tepat, kita mampu menghadapi krisis ini dengan inovasi," tuturnya.
Optimisme Terhadap Startup
Sementara itu, Executive Director UBS Riaz Hyder mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan startup yang ikut Gojek Xcelerate.
"Melihat tren startup di era new normal, ada tiga hal penting yang jadi kunci pertumbuhan startup. Pertama memastikan kondisi finansial dengan menyusun prioritas, ikuti tren perubahan, dan berinovasi," katanya.
Tentang Gojek Xcelerate
Sekadar informasi, pada angkatan pertama, Gojek Xcelerate fokus pada machine learning dengan lima startup tanah air yang lulus dalam pelatihan.
Selanjutnya pada angkatan kedua, temanya adalah women founders dan meluluskan sepuluh startup asal Asia Pasifik yang dipimpin perempuan.
Lalu pada angkatan ketiga program ini berfokus pada model bisnis daily consumer innovation dengan meluluskan 9 startup tanah air.
(Tin/Why)
Advertisement