Google Batal Rilis Layanan Cloud Isolated Region di Tiongkok

Setelah satu tahun lamanya berupaya mengembangkan layanan cloud untuk Tiongkok beberapa negara lain, Google akhirnya membatalkan proyek cloud bernama Isolated Region itu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 09:00 WIB
Kantor Google
Kantor Google di Australia. Dok: theaustralian.com.au

Liputan6.com, Jakarta - Setelah satu tahun lamanya berupaya mengembangkan layanan cloud untuk Tiongkok beberapa negara lain, Google akhirnya membatalkan proyek cloud bernama Isolated Region itu.

Disebut-sebut, alasan Google membatalkan kehadiran layanan cloud di Tiongkok dan beberapa negara lain adalah terkait isu geopolitik dan pandemi Covid-19. Google disebut telah membatalkan layanan cloud ini pada Mei lalu.

Mengutip laman Tech Crunch, Jumat (10/7/2020), Isolated Region sejatinya ditawarkan untuk mendukung layanan cloud sekaligus menjaga agar data tetap ada di wilayah negara-negara yang dimaksud.

Dilaporkan Bloomberg, dua karyawan Google terkait mengatakan, proyek ini mulanya merupakan bagian dari insiatif yang lebih besar bernama "Sharded Google". Tujuannya adalah membuat infrastruktur data prosesing yang terpisah dari jaringan Google lainnya.

Isolated Region telah dimulai sejak awal 2018. Proyek ini menjadi respon Google atas regulasi Tiongkok yang mempersyaratkan perusahaan teknologi bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam hal pengelolaan data, jika ingin beroperasi di negara tersebut.

Isolated Region juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan serupa Tiongkok ataupun negara-negara lainnya.

Kata Google, Batal Bukan Karena Situasi Geopolitik

Google Cloud Region Jakarta Resmi Beroperasi
Google Cloud Region Jakarta Resmi Beroperasi

Sumber Bloomberg menyebut, sebelumnya proyek ini pernah ditunda di Tiongkok pada Januari 2019 lantaran Google fokus memenuhi permintaan negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Sebelum dibatalkan, Google juga pernah mempertimbangkan untuk menawarkan versi lebih kecil dari Google Cloud Platform di Tiongkok.

Namun, dalam pernyataannya, pihak Google mengatakan, penutupan proyek Isolated Region bukan disebabkan karena pandemi ataupun situasi geopolitik.

"Isolated Region tidak ditutup karena masalah geopolitik atau pandemi. Google juga tidak menawarkan layanan cloud di dalam Tiongkok," kata juru bicara Google dalam pernyataan.

Lebih lanjut, juru bicara mengatakan Google telah memiliki pendekatan komprehensif untuk memenuhi persyaratan sebuah wilayah akan praktik perlindungan data.

Dia juga menyebut, Isolated Region hanya salah satu cara untuk bisa memenuhi persyaratan yang diminta sejumlah negara.

Resmikan Cloud Region di Indonesia

Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Sebelumnya, Google meresmikan operasi Google Cloud Region Jakarta hari ini, Rabu (24/6/2020).

Dirancang untuk mendukung pelanggan dan pengguna akhir Indonesia, Jakarta menjadi region pertama untuk Google Cloud Platform (GCP) di Indonesia dan kesembilan di Asia Pasifik. 

"Dengan akses latensi lebih rendah ke data dan aplikasi, perusahaan yang melakukan bisnis di Indonesia dapat mempercepat transformasi digital mereka," ujar Rick Harshman, Asia Pacific Managing Director, Google Cloud dikutip dari keterangan resmi perusahaan.

Layanan ini, kata Rick, juga akan membantu pelanggan memenuhi persyaratan peraturan dan kepatuhan tertentu, serta menyediakan lebih banyak opsi pemulihan bencana untuk pelanggan di seluruh Asia Pasifik.

Rick menyebut Google Cloud Region Jakarta akan membantu pelanggan baru dan lama di Indonesia memanfaatkan teknologi Google Cloud untuk memberikan pengalaman lebih baik bagi pengguna lokal.

"Google Cloud sudah membantu kami menjalankan strategi perbankan digital kami, yang mempercepat inklusi keuangan, dan untuk menyediakan layanan perbankan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia," kata Indra Utoyo, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi di BRI .

Saat ini, ujar Indra, BRI menggunakan Apigee, Google Maps Platform APIs, dan Cloud Vision. Menggunakan pendekatan hybrid, BRI dan Google menempatkan keamanan data sebagai prioritas tertinggi.

"Peluncuran wilayah Jakarta memperkuat komitmen Google dan membantu kami menjangkau pelanggan kami dengan lebih baik," tutur Indra.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya