Liputan6.com, Jakarta - Huawei dilaporkan hanya akan memproduksi 50 juta unit smartphone sepanjang 2021. Laporan ini dipublikasikan pertama kali oleh The Elec, seperti dikutip Liputan6.com dari Gizmochina, Rabu (9/9/2020).
Kalau kabar ini benar, Huawei memangkas 74 persen produksi smartphone-nya dibandingkan tahun 2019.
Advertisement
Baca Juga
Sekadar informasi, pada tahun 2019, Huawei mengapalkan sekitar 240 juta unit smartphone. Sementara pada 2020, Huawei bakal mengapalkan sekitar 190 juta unit smartphone-nya.
Menurut laporan, alasan pemotongan jumlah produksi smartphone ini karena adanya sanksi yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Sanksi ini membuat Huawei tidak mungkin untuk memproduksi smartphone mereka.
Gara-gara hal ini, Samsung pun kabarnya berencana untuk mengapalkan lebih dari 300 juta unit smartphone per 2021.
Masih seputar masalah Huawei dan Amerika Serikat, pada Mei 2019, pemerintah AS memberlakukan larangan terhadap Huawei.
Huawei dilarang menggunakan layanan ekslusif Google termasuk aplikasi-aplikasinya.
Larangan Kerja Sama dengan Google dan Qualcomm
Tak hanya smartphone Huawei, merek Honor pun juga turut dilarang menggunakan layanan dan dukungan ekslusif Google untuk Android.
Terbaru, pemerintah AS memperketat larangan dan menambah sanksi baru pada Huawei dan belasan anak perusahannya, melarang perusahaan ini mendapatkan chipset dari Qualcomm atau MediaTek.
TSMC, perusahaan yang memproduksi chipset Kirin milik Huawei juga dibatasi dalam menyediakan layanannya untuk Huawei.
Kini, perusahaan mengandalkan SMIC untuk memproduksi chipset Kirin kelas menengah yang biasa dipakai untuk mendukung smartphone murah dan kelas menengah. Namun, AS juga berencana untuk melarang SMIC.
Advertisement
Terancam Tak Punya Akses Chipset untuk Smartphone
Jika berhasil, Huawei praktis tak akan memiliki akses produksi chipset untuk smartphone-nya.
Padahal, setelah perjuangan keras, Huawei menjadi vendor smartphone terbesar di dunia, dari segi jumlah smartphone yang dikapalkan.
Perusahaan akhirnya bisa melampaui Samsung setelah beberapa tahun ada di belakang Samsung, baik di posisi kedua atau ketiga dalam hal vendor smartphone paling top di dunia.
Dengan banyaknya rintangan dari AS, apakah Huawei akan kembali menyerahkan posisinya sebagai vendor smartphone terbesar kepada kompetitor-kompetitornya?
(Tin/Isk)