Liputan6.com, Jakarta - Tim peneliti keamanan siber di Microsoft baru saja merilis peringatan soal aksi kejahatan siber baru.
Perusahaan menghimbau, pengguna untuk dapat berhati-hati terhadap malware yang mampu membajak browser (peramban) dan mencuri informasi korban.
Adapun Microsoft menjuluki malware berbahaya tersebut dengan nama Adrozek.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Bleeping Computer, Minggu (13/12/2020), malware Adrozek pada saat beraksi dapat mengambil alih lebih dari 30.000 perangkat PC Windows setiap harinya.
Adrozek akan "menyuntikkan" iklan ke dalam laman mesin pencarian dan membajak peramban, seperti Microsoft Edge, Google Chrome, Yandex Browser, dan Mozilla Firefox.
Tim peneliti keamanan Microsoft juga mengetahui, malware tersebut menggunakan skrip berbahaya yang otomatis di download dari server dan dikendalikan oleh pelaku kejahatan.
Dengan begitu, mereka dapat memasukkan iklan dengan cara mengubah pengaturan dan komponen browser yang telah dibajak.
"Pengguna yang terinfeksi malware ini kami sarankan untuk menginstal ulang browser mereka," kata tim Microsoft 365.
Â
Bisa Modifikasi DLL
Lebih lanjut, Microsoft juga mengungkap sejumlah bahaya yang mengancam jika Adrozek sudah menginfeksi perangkat.
"Jika tidak terdeteksi dan diblokir, Adrozek akan menambahkan ekstensi browser, memodifikasi DLL tertentu per browser target, dan mengubah pengaturan peramban."
Bagaimana kamu tahu terinfeksi? Kamu akan mendapatkan banyak tautan web yang tampak aneh di hasil penelusuran--seperti gambar utama di atas.
Walau tidak terlihat berbahaya, tetapi penjahat di belakang Adrozek mendapatkan beberapa sen setiap kali seseorang mengklik salah satu link.
Advertisement
Sejumlah Antivirus Rentan Serangan Malware
Terkait kabar soal malware lainnya, CyberArk Labs, baru saja mengungkapkan ada celah keamanan yang ditemukan di sejumlah antivirus. Celah keamanan itu membuat malware yang menyusup pada sistem milik korban dapat bertahan lebih lama.
Dikutip dari The Hacker News, Selasa (6/10/2020), celah keamanan itu membuat fitur anti-malware di sejumlah antivirus makin rentan terhadap serangan manipulatif. Karena itu, malware dapat dengan mudah menyusup dalam sistem korban.
Adapun bug ini diketahui ada di sejumlah solusi antivirus kenamaan, seperti Kaspersky, McAfee, Symantec, Fortinet, Check Point Trend Micro, Avira, dan Microsoft Defender. Namun dari laporan terkini, celah keamanan itu sudah ditambal oleh masing-masing perusahaan.
(Ysl/Isk)