Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade Tokyo 2020 yang dimulai dengan pertandingan sepak bola dan bisbol sebelum upacara pembukaan pada Jumat, (23/7/2021) waktu setempat, menampilkan sejumlah teknologi olahraga terbaru.
Sensor dan kecerdasan buatan secara instan mendigitalkan gerakan tubuh dan keberadaan bola. Ada pula teknologi yang membantu atlet Olimpiade Tokyo 2020 meningkatkan performa dan membuat keputusan yang tepat.
Pembesut jam tangan mewah asal Swiss, Omega, juga ditugaskan untuk mengumpulkan data atlet selama Olimpiade.
Juga ada sensor kecil yang dipasang di semua baju atlet yang mengumpulkan dan menganalisis sekitar 2.000 set data per detik, seperti kecepatan atau titik percepatan.
Dalam bola voli pantai, kamera dengan teknologi kecerdasan buatan (kamera AI) mengukur di mana bola telah dilempar dan seberapa tinggi pemain melompat. Teknologi analisis serupa juga akan digunakan pada balap sepeda, renang, dan senam.
"Teknologi kami dapat mengukur keseluruhan kinerja seorang atlet," kata Alain Zobrist, CEO Omega Timing, sebagaimana dilansir Nikkei Asia.
Data tersebut akan dibagikan kepada atlet dan pelatih, juga bakal digunakan untuk mengembangkan program pelatihan di masa depan.
Sementara perusahaan teknologi olahraga Denmark, TrackMan, membantu tim bisbol Jepang untuk meraih medali emas. TrackMan mengadopsi teknologi radar yang digunakan dalam militer untuk melacak rudal dan pesawat.
Dalam dunia olahraga, perangkat TrackMan mampu menganalisis setiap lemparan atau pukulan dari atlet bisbol.
Teknologi juga mengubah cara pertandingan berlangsung. Hawk-Eye Innovations, bagian dari Sony Group, menyediakan layanan Electronic Line Calling ke lebih dari 80 turnamen tenis di seluruh dunia.
Teknologi itu mampu memangkas keraguan dari panggilan jarak dekat dengan menggunakan kamera pelacak bola berakurasi tinggi untuk mengidentifikasi apakah sebuah bola masuk atau keluar.