Arab Saudi Targetkan Nol Emisi Karbon pada 2060, Apakah Berhasil?

Arab Saudi berkomitmen bisa mencapai nol emisi karbon pada 2060.

oleh Iskandar diperbarui 25 Okt 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 15:00 WIB
Pangeran Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman ditunjuk jadi putra Mahkota Arab Saudi (Foto:Hassan Ammar/AP)

Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi berkomitmen untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan (mencapai nol emisi karbon), meskipun jangka waktunya dinilai terlalu lama.

Reuters melaporkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dan menteri energi Pangeran Abdulaziz bin Salman menargetkan Arab Saudi bisa mencapai nol emisi karbon pada 2060. Itu di belakang target 2050 untuk Uni Eropa, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan negara-negara lain.

Diwartakan Engadget, Senin (25/10/2021), kerajaan berharap untuk bisa mencapai nol emisi karbon melalui program ekonomi sirkular karbon sambil mencoba untuk meningkatkan "keamanan dan stabilitas" pasar minyak dunia.

Mereka mengatakan Arab Saudi akan lebih dari dua kali lipat mengurangi emisi CO2 pada tahun 2030, dan mereka membutuhkan waktu untuk benar-benar bisa melakukan transisi.

MBS menuturkan ada kemungkinan Arab Saudi akan mencapai targetnya sebelum 2060, dan produsen minyak negara Saudi Aramco berharap mencapai nol emisi pada 2050.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Arab Saudi Bergerak Lambat

Namun, Arab Saudi dinilai bergerak relatif lambat untuk mencapai target tersebut, mengingat mereka baru membuka pembangkit energi terbarukan pertamanya pada April dan ladang angin pertamanya pada Agustus.

Arab Saudi bahkan masih merencanakan pabrik bahan bakar hidrogen pertamanya. Ketergantungan itu mungkin juga bisa menimbulkan hambatan.

Inggris dan beberapa negara bagian AS, termasuk yang melarang penjualan kendaraan penumpang mesin pembakaran baru dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, dan yang lainnya mungkin tidak jauh di belakang.

Eksportir minyak seperti Arab Saudi mungkin harus menyesuaikan target emisi mereka jika penjualan kendaraan listrik tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan.

 


Menuai Kritik

Para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui efek dari proyek pengembangan energi surya dan angin Arab Saudi, mengingat kedua proyek itu baru saja lahir.

Terlepas dari target-target yang ditetapkan, Arab Saudi masih menuai kritik karena bergerak terlalu lambat dalam mengatasi perubahan iklim.

Climate Action Tracker bahkan memberi Arab Saudi peringkat yang sangat buruk yakni 'sangat tidak memadai'.


Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu

Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu
Infografis Perempuan Arab Saudi Bebas dari Belenggu (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya