UiPath: Automasi Tak Akan Gantikan Peran Manusia di Perusahaan

Sejalannya perkembang teknologi dan permintaan produktivitas yang semakin tinggi, banyak pelaku industri seperti kesehatan, layanan keuangan, manufaktur, retail, dan telekomunikasi mulai merangkul automasi atau RPA.

oleh Yuslianson diperbarui 22 Nov 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2021, 12:45 WIB
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sejak diperkenalkan pada tahun 2000-an, RPA (Robotic Process Automation) atau automasi menjadi momok bagi banyak karyawan yang percaya pekerjaan mereka akan diambil alih oleh 'robot.'

Sejalannya perkembang teknologi dan permintaan produktivitas yang semakin tinggi, banyak pelaku industri seperti kesehatan, layanan keuangan, manufaktur, retail, dan telekomunikasi mulai merangkul automasi.

Melihat hal tersebut, UiPath meyakinkan ke semua orang tentang pentingnya pengetahuan soal RPA dan efek positif yang ditawarkan.

"Kita sering menerima pertanyaan soal rasa kekhawatiran ini di berbagai perusahaan. Jawaban saya adalah jangan khawatir," kata Wen Ming Wong, Vice President UiPath Southeast Asia, dalam sesi jumpa media secara virtual baru-baru ini.

Dia menjelaskan, "Kita punya program bernama Citizen Developer yang mana program ini melatih semua orang agar dapat mendesain software bot mereka sendiri dengan tampilan grafis yang sangat mudah."

Wen Ming Wong juga mencotohkan, RPA bisa digunakan bagi para jurnalis untuk mengumpulkan data atau informasi terkait hal tertentu untuk menjadi bahan tulisan artikel.

"Contoh 5G, Anda bisa membuat sebuah bot yang memiliki kemampuan untuk menjelajah ke penjuru internet dan mengambil informasi terkait pembahasan 5G."

Dengan analogi ini, UiPath ingin mematahkan stigma banyak orang yang menganggap RPA akan mengantikan pekerjaan mereka.

"RPA tidak akan menggantikan Anda dalam perusahaan, tapi lebih kepada meningkatkan pengetahuan dan produktivitas semua anggota di organisasi," tutur Wen Ming Wong.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harus Mulai di C Level

Lebih lanjut, Pieter Harianto, Regional Partner Manager, UiPath Indonesia, juga memberikan sedikit bagaimana seharusnya RPA itu diperkenalkan di dalam perusahaan atau usaha.

"Kita menjelaskannya ke C Level dulu sehingga dapat mengetahui dan berjalan satu arah dengan strategi perusahaan. Toh ujung-ujungnya yang diukur adalah produktivitas dan efektifitas," kata Pieter.

Bagaimana caranya untuk meningkatkan kedua hal itu? Salah satunya adalah dengan automasi. "Di Indonesia sudah banyak perusahaan atau usaha yang mulai mengadopsi RPA tetapi tidak langsung memecat karyawan mereka. Justru mereka kolaborasikan manusia dengan robot."

Pieter juga menjelaskan, "Masih banyak proses yang belum bisa dihandle automasi dan perlu bantuan manusia. Karena itu, RPA dapat membantu seseorang menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk menggantikan."

 

Percepat Transformasi Digital di Indonesia

Lebih lanjut, UiPath menegaskan komitmennya mendukung transformasi digital di Indonesia dengan solusi Robotic Process Automation (RPA).

Adapun solusi RPA ini sejalan dengan semakin pentingnya peran automasi berbasis robotik dalam merampingkan alur kerja di perusahaan, menjadi fleksibel, efisien, responsif, dan menguntungkan dari segi bisnis.

“Automasi berbasis robotik atau RPA punya peran yang kian signifikan sebagai enabler utama bagi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, peran, hingga tingkat kepuasan karyawan dengan memangkas beban tugas yang menjadi rutinitas keseharian mereka di perusahaan,” ucap Wen.

(Ysl/Tin)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya