Menkominfo: Industri Hiburan Harus Beradaptasi dengan Teknologi Digital

Menurut Menkominfo, disrupsi teknologi menuntut setiap pelaku industri di Indonesia cepat mengambil langkah adaptasi dan agilitas yang tepat, termasuk pada industri hiburan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Feb 2022, 11:30 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 11:30 WIB
Ilustrasi menonton film
Ilustrasi menonton film. (Photo by afra32 on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, industri hiburan saat ini didorong untuk beradaptasi dengan teknologi digital.

Menurut Menkominfo, disrupsi teknologi menuntut setiap pelaku industri di Indonesia cepat mengambil langkah adaptasi dan agilitas yang tepat.

Johnny, pada Rabu pekan ini di Cendrawasih Hall, JCC Senayan, Jakarta, mengatakan kita melihat bagaimana perubahan begitu tinggi terhadap film televisi, serial televisi, dan film teatrikal.

"Dampaknya begitu luar biasa sehingga dibutuhkan adaptasi yang cepat dan dibutuhkan agility yang tepat," kata Menkominfo seperti mengutip siaran pers Kominfo, Jumat (4/2/2022).

Johnny melanjutkan, disrupsi teknologi berdampak besar terhadap peleburan dan terhadap industri hiburan, secara khusus peleburan di industri perfilman.

"Harus direspon oleh para talenta industri hiburan dengan mengembangkan diri agar makin cakap digital," ujarnya. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Valuasi Industri Hiburan

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat memberikan keterangan soal kabar dampak 5G terhadap keselamatan penerbangan (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate saat memberikan keterangan soal kabar dampak 5G terhadap keselamatan penerbangan (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Menurut Menkominfo, valuasi industri hiburan di 2021 secara global tidak kurang dari US$ 2 triliun dan pertumbuhan compound and world growth rate-nya sebesar 6,7 persen.

"Di Indonesia pun demikian, tadi datanya disampaikan kepada saya bahwa di tahun 2021 yang lalu valuasinya sekitar USD 10,7 miliar," kata Johnny.

"Dan diproyeksikan pada tahun 2025 prognosisnya mencapai USD15 Miliar atau compound annual growth rate sekitar 8,7 persen," imbuhnya.

Disrupsi teknologi pun juga disebut berdampak terhadap produksi, pemasaran, dan distribusi sektor industri hiburan. Menurut Johnny, saat ini preferensi konsumen pun juga telah berubah.

Dikembangkan Pelaku Dalam Negeri

Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)
Ilustrasi anak sedang bermain video game (pixabay)

Menkominfo pun menegaskan, tumbuh kembang industri hiburan di dalam negeri harus dikembangkan oleh anak-anak dari negeri sendiri.

"Indonesia tidak menutup diri terhadap liberalisasi, internalisasi, tetapi kita harus mampu untuk mengembangkannya dan menguasai industri untuk kepentingan domestik," kata Johnny.

Pada kesempatan tersebut, Johnny pun menyatakan dukungannya terhadap pelaku industri hiburan dalam negeri.

Ia mencontohkan, pemerintah sudah mengambil berbagai langkah di tataran regulasi maupun stimulus, misalnya terhadap industri gim nasional.

Selain itu Johnny menyebut, Kementeriannya juga terus berupaya untuk memperkecil digital divide, yang bertujuan untuk merangsang partisipasi masyarakat lebih merata dalam pemanfaatan teknologi digital.

(Dio/Ysl)

Infografis Bisnis Game di Indonesia

Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)
Infografis Bisnis Game di Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya