OYO Tunjuk CEO Baru untuk Asia Tenggara dan Timur Tengah, Indonesia Jadi Fokus Terbesar

OYO juga mengungkapkan bahwa Ankit Tandon ditunjuk sebagai CEO untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Apr 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2022, 15:00 WIB
OYO
Ilustrasi kamar hotel OYO

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan teknologi travel OYO mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu fokus terbesarnya di seluruh wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Pernyataan oleh perusahaan ini disampaikan sembari mengumumkan penunjukkan Ankit Tandon sebagai CEO untuk Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Dengan ini, Ankit pun mengemban dua tanggung jawab yaitu sebagai Chief Executive Officer untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah (SEAME) dan posisi yang sebelumnya sebagai Global Chief Business Officer.

Penunjukan Ankit juga merupakan upaya OYO untuk terus memperkuat bisnisnya di Indonesia, yang dinilai menjadi salah satu fokus pasar utama bagi OYO Global.

Ritesh Agarwal, Founder dan Group CEO OYO, melalui keterangan persnya, dikutip Kamis (21/4/2022), mengatakan Ankit Tandon akan memberikan dorongan ke pasar Asia Tenggara yang memiliki potensi tinggi.

Menurut Ritesh hal ini, setelah dimulainya relaksasi pembatasan wilayah yang disebabkan oleh Covid-19 beberapa saat yang lalu.

Ritesh mengatakan, Ankit memiliki pengalaman dalam memulai dan mengembangkan banyak komponen bisnis di OYO seperti bisnis hotel segmen menengah.

"Saya optimis Ankit akan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan di pasar Asia Tenggara dan Timur Tengah sebagai salah satu wilayah terpenting bagi OYO," ujarnya.

Ankit sendiri bakal menavigasi pasar utama OYO Global di wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah, melalui masa pemulihan pasca pandemi melalui pengembangan teknologi terkini yang menyeluruh.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjalankan fungsi bisnis perhotelan secara efektif dan efisien, serta menyediakan akomodasi berkualitas di bisnis hotel kelas menengah.

Selain itu menurut OYO, pengembangan ini juga akan memberikan pengalaman digital yang seamless kepada para pelanggan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Berkembang Pesat

 

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Ankit mengatakan telah melihat bahwa OYO sudah berkembang pesat. Dirinya pun mengaku bangga telah menjadi bagian dari perusahaan sejak awal.

"Saya telah belajar membangun dan memimpin tim yang kuat, meningkatkan skala bisnis dengan cepat, dan memberikan efisiensi operasi melalui teknologi dalam bisnis yang berkembang pesat dan kompleks," ujarnya.

Perusahaan lebih lanjut mengatakan, Indonesia merupakan salah satu empat pasar prioritas utama untuk OYO global selain India, Malaysia, dan Eropa.

Untuk wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah, Indonesia menjadi fokus terbesar bagi OYO. Sejak beroperasi di 2018, OYO Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dengan ribuan properti di 150 kota.

Ankit mengatakan, ini tidak terlepas dari fakta bahwa OYO melihat Indonesia memiliki potensi besar dalam industri hospitality dan pariwisata, meski sempat terpukul oleh kondisi pandemi.

"Indonesia merupakan negara dengan potensi pariwisata yang sangat baik, didukung dengan kekayaan alamnya hingga budayanya yang sangat beragam," ujarnya.

 

Potensi Pengembangan

Interview Khusus Terbatas Media bersama CEO SEA ME OYO & Country Head OYO Indonesia (Dok OYO)
Interview Khusus Terbatas Media bersama CEO SEA ME OYO & Country Head OYO Indonesia (Dok OYO)

Selain itu, kata Ankit, mereka masih melihat potensi pengembangan bagi segmen hotel kecil dan menengah, yang memiliki basis konsumen besar di Indonesia.

Dalam rangka menghadapi fase pemulihan pariwisata nasional sendiri, ada tiga strategi kunci yang bakal diterapkan oleh OYO.

Pertama adalah peningkatan peranan dan inovasi teknologi. Kedua, pengembangan ekosistem pariwisata yang kolaboratif dan tangguh, serta ketiga, program pariwisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

OYO juga mengungkapkan, dalam setahun terakhir, mereka menggunakan teknologi dan inovasi yang berfokus pada upaya pemulihan industri pariwisata nasional, yang beradaptasi dengan "next normal."

Beberapa inovasi tersebut seperti teknologi OYO Discover untuk akuisisi pengguna baru dan OYO 360, fitur bagi pemilik aset untuk bergabung bersama OYO secara mandiri hanya dalam 30 menit.

Diterapkan juga standardisasi protokol kesehatan Sanitized Stay untuk memastikan kebersihan properti dan pengalaman pelanggan yang seamless.

 

Sinyal Positif Pariwisata

Perusahaan juga menerapkan standarisasi CHSE (Clean, Health, Safety, Environment Sustainability), yang sejalan dengan arahan Kemenparekraf.

Selain itu, OYO juga menghadirkan fitur Check-in Tanpa Kontak serta integrasi E-Wallet, status VaccinAid untuk properti dengan staf yang telah divaksinasi.

Inovasi lain adalah dukungan program transformasi digital “Desa Wisata” sejalan dengan misi Kemenparekraf, untuk mempercepat pengembangan pariwisata sekaligus membantu pertumbuhan ekonomi lokal.

OYO menilai, industri pariwisata dan hospitality di Indonesia saat ini terus memperlihatkan sinyal positif, meski diiringi dengan berbagai perubahan perilaku pelanggan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Februari 2022 memperlihatkan, jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Indonesia tumbuh lebih dari 200 persen Year-on-Year (YoY).

Sementara itu pada April 2022, pemerintah Indonesia memutuskan untuk kembali mengizinkan wisatawan internasional untuk mengunjungi Indonesia tanpa perlu menjalani karantina.

(Dio/Isk)

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya