Aquatech Startup DELOS Perluas Sasaran Program Pelatihan Budi Daya Udang

DMI angkatan ke-2 akan segera dimulai dengan memperluar sasaran di luar mereka yang berlatar belakang akademis. Misalnya, komunitas nelayan pesisir, anak nelayan, atau peminat budi daya.

oleh M Hidayat diperbarui 02 Sep 2022, 17:30 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 17:30 WIB
Laboratory Analyst di program aquatech startup DELOS
Laboratory Analyst di program aquatech startup DELOS

Liputan6.com, Jakarta - DELOS Institut Maritim (DMI) gagasan aquatech startup lokal DELOS telah menyelesaikan angkatan perdananya pada bulan Juli lalu.

Di angkatan ini, ada 13 orang calon pekerja muda yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir dan lulusan dari lima perguruan tinggi negeri di Indonesia, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Institut Teknologi bandung (ITB), dan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).

Selama dua bulan, mereka memperdalam pengetahuan mereka di bidang perikanan, terutama tentang shrimp aquacultur dan laboratory analysis dalam bentuk penerapan ilmu langsung di lapangan.

Mengenai shrimp aquacultur, mereka belajar menjalankan proses budi daya udang mulai dari persiapan tambak, persiapan air, penebaran benur, pembesaran udang, hingga panen. Selain itu, mereka juga menjalin komunikasi serta membantu aktivitas pihak pengambil keputusan operasional tambak.

Terkait laboratory analysis, mereka melakukan serangkaian aktivitas pengujian kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi. Di samping itu, mereka menganaliss berbagai parameter kualitas air dan monitoring dan komunikasi kepada pihak pengambil keputusan operasional tambak terkait hasil pengujian kualitas air.

CEO di DELOS, Guntur Mallarangeng, menyebut bahwa DELOS sebagai pelaku bisnis di industri aquatech menyadari bahwa pembentukan sumber daya manusia yang mumpuni berperan penting dalam memajukan industri tambak udang dalam jangka panjang.

 

Peserta menjadi laboratory analyst

"Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu siap untuk bekerja, karenanya perlu pembekalan kerja yang nyata langsung dihadapkan pada situasi kerja dan tantangan. Apalagi, industri ini berkaitan dengan mahluk hidup yang kondisi lapangannya fluktuatif," ujar Guntur dikutip dari keterangan tertulis.

Dari 13 peserta DELOS Maritim Institut (DMI) yang telah menjalani masa pelatihan ini, beberapa di antaranya didapuk langsung menjadi pegawai tambak karena kepiawaiannya. Salah satunya adalah Rahma Beta Romadona, seorang Teknologi Hasil Perikanan UGM. Dia menjadi laboratory analyst di Tambak Nusantara Mandiri, Singkawang, Kalimantan Barat, begitu program DMI berakhir.

"Pada bulan pertama saya ditempatkan di laboratorium dan ada tantangan untuk menyelesaikan Kurva Standar yang tak kunjung mendapatkan hasil. Setelah saya telaah, ternyata ada salah satu SOP lab yang terlewat, yaitu persentase campuran kimia yang kurang sesuai," ujar Romadona.

 

Perluas sasaran di angkatan ke-2

Selain itu, kata Rahma, karena posisi analis lab kosong, akhirnya dia pun diberi kepercayaan untuk mengisi posisi tersebut.

Guntur menilai, memajukan industri tambak udang memerlukan sebuah program khusus pada yang menitikberatkan pada sains, teknologi, dan praktik kerja langsung. Melalui DMI, DELOS berencana terus menjembatani kebutuhan itu dalam sebuah wadah yang digarap bersama para akademisi dan pelaku usaha yang menyasar pada kampus-kampus yang memiliki jurusan studi akuakultur.

DMI angkatan ke-2 akan segera dimulai dengan memperluar sasaran di luar mereka yang berlatar belakang akademis. Misalnya, komunitas nelayan pesisir, anak nelayan, atau peminat budi daya.

Raih Pendanaan

Sebelummnya Delos mengumumkan tambahan pendanaan tahap awal (seed extension round) senilai US$ 8 juta atau sekitar Rp 114 miliar.

Pendanaan ini dipimpin oleh Centauri Fund, sebuah perusahaan permodalan ventura kerjasama MDI Ventures dan KB Investment Co., Ltd. dan Alpha JWC Ventures, salah satu perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara.

Pendanaan startup juga diikuti beberapa investor lain, seperti Number Capital, Arise, iSeed SEA, Irvan Kolonas, Alto Partners Multi-Family Office, Mahanusa Capital, Founder Kopi Kenangan James Prananto, dan sejumlah investor lainnya.

Dengan suntikan pendanaan seed extension round ini Delos akan melanjutkan serta memperluas pendampingan dan penanganan klien tambak. Juga melanjutkan pengembangan produknya: AquaHero, AquaLink, dan AquaBank, untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dan memulai 'revolusi biru' di Indonesia.

CEO Delos, Guntur Mallarangeng, mengatakan sambutan positif terasa sejak November 2021, di mana perusahaan on track untuk menjalankan pendampingan 100 hektare tambak udang intensif dan super-intensif dalam waktu dekat.

"Saat ini banyak permintaan dari berbagai wilayah agar kami membantu mereka. Lebih dari 600 hektar tambak yang masih menunggu sentuhan Delos," ungkap Guntur melalui keteranannya, Kamis (24/3/2022).

Ia menambahkan perusahaan ingin mendorong Indonesia untuk sadar bahwa lautan yang luas memiliki potensi besar untuk menjadi sumber penggerak ekonomi nasional yang besar dan berkelanjutan.

Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Petani Kendeng
Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya