Google PHK Karyawan Lagi Usai Tutup Kantor DeepMind di Kanada

Google kembali melakukan PHK karyawan setelah perusahaan menutup kantor DeepMind di Kanada. DeepMind fokus mengembangkan AI untuk memperkuat persaingan di bidang AI dengan perusahaan lain.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 26 Jan 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 16:00 WIB
Kantor Baru Google di Berlin
Seorang teknisi melewati logo mesin pencari internet, Google, pada hari pembukaan kantor baru di Berlin, Selasa (22/1). Google kembali membuka kantor cabang yang baru di ibu kota Jerman tersebut. (Photo by Tobias SCHWARZ / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Induk perusahaan Google, Alphabet, kembali melakukan PHK terhadap karyawannya. Kali ini, PHK dilakukan setelah perusahaan menutup kantor DeepMind di Edmonton, Kanada.

Mengutip Gizchina, Kamis (26/1/2023), perusahaan melakukan PHK karyawan pada sejumlah karyawan yang berada di area Britania Raya. Padahal beberapa hari lalu, Alphabet mengumumkan mereka memutus hubungan kerja terhadap 12.000 karyawan.

Penutupan kantor DeepMind di Kanada ini merupakan salah satu bagian dari pengurangan biaya perusahaan.

Kantor DeepMind di Edmonton, Kanada, merupakan satu-satunya kantor di luar kantor pusat yang langsung dioperasikan oleh Alphabet. Hal ini pun dianggap mengonsumsi banyak sumber daya. Sementara, kantor-kantor DeepMind lain berada satu tempat dengan Google.

Tidak disebutkan berapa banyak karyawan DeepMind yang di-PHK. Namun, sejumlah staf dikabarkan memiliki opsi untuk kembali relokasi di kantor Google lainnya. DeepMind juga memiliki kantor di Montreal, yang berada satu lokasi dengan kantor Google Montreal.

Sekadar informasi, Google mengakuisisi DeepMind pada 2014, hal ini dilakukan untuk memberikan Google keunggulan besar di bidang AI dibandingkan kompetitornya.

Namun, perkembangan ChatGPT besutan OpenAI yang didukung Microsoft telah meningkatkan minat investor terhadap AI generatif. Bisnis perusahaan teknologi pun kini mengalami persaingan serius di bidang AI.

Belum lama ini, CEO Alphabet Sundar Pichai mengatakan, "Saya yakin dengan peluang besar di depan kami, karena kekuatan misi kami, nilai produk dan layanan kami, serta investasi awal kami dalam kecerdasan buatan."

Google PHK 12.000 Karyawan

Google.   Pawel Czerwinski/Unsplash
Google. Pawel Czerwinski/Unsplash

Sebelumnya, Google PHK 12.000 karyawan, baik yang berada di Amerika Serikat maupun secara global. Raksasa mesin pencari ini adalah perusahaan teknologi terkini yang melakukan aksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Dikutip dari AP News, Jumat (20/1/2023), pemutusan ini akan berdampak pada sekitar 6 persen dari keseluruhan karyawan Google. Pengumuman PHK ini diinformasi langsung CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai melalui email serta unggahan di blog perusahaan.

Menurut Sundar, keputusan PHK ini dibuat setelah meninjau secara seksama seluruh produk dan fungsi di perusahaan, guna memastikan orang maupun peran yang ada selaras dengan prioritas tertinggi perusahaan.

"Posisi yang kami pangkas mencerminkan hasil tinjauan tersebut. Mereka tersebar di Alphabet (induk Google), berbagai area produk, fungsi, level, hingga wilayah," tutur Sundar.

Lebih lanjut Sundar menyebut ini merupakan momen perusahaan untuk mempertajam fokus, mengatur ulang basis biaya, hingga mengarahkan bakat dan modal yang dimiliki ke prioritas tertinggi. Saat ini, kecerdasan buatan disebut akan menjadi salah prioritas penting bagi perusahaan ke depannya.

Siklus Ekonomi yang Sulit

Google Plex
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

"Sebagai perusahaan yang berusia hampir 25 tahun, kami pasti akan melalui siklus ekonomi yang sulit," ucapnya melanjutkan. Untuk karyawan yang berada di Amerika Serikat, Google telah mengirimkan email terpisah pada karyawan yang terdampak.

Sementara untuk karyawan di negara lain, prosesnya akan lebih panjang karena menyesuaikan dengan hukum dan kebiasaan setempat. Google pun menyatakan pihaknya akan tetap memenuhi seluruh hak karyawan selama proses transisi ini.

Bagi para karyawan Google di Amerika Serikat yang terdampak kebijakan ini, perusahaan memastikan tetap akan membayar penuh mereka selama masa pengumuman ini, lalu ada pesangon yang dengan nilai mulai dari 16 minggu gaji ditambah dua minggu untuk setiap tahun yang dihabiskan di Google.

Tidak hanya itu, perusahaan juga akan tetap membayar bonus untuk tahun 2022 dan sisa waktu cuti. Google juga menawarkan perawatan kesehatan selama enam bulan, layanan penempatan kerja, serat dukungan imigrasi untuk yang terdampak.

Konsultasi dengan Pendiri Google

Sundar Pichai, CEO Google
Sundar Pichai, CEO Google (businessinsider.com)

Bahkan seperti dikutip dari NDTV, Selasa (24/1/2023), keputusan ini dibuat dengan berkonsultasi terlebih dulu dengan pendiri Google, termasuk dewan direksi. Ia menuturkan, langkah ini perlu diambil karena pertumbuhan perusahaan yang melambat.

"Jika Anda tidak bertindak dengan jelas dan tegas, serta lebih awal, kami malah akan menambah masalah dan membuatnya jauh lebih buruk. Ini adalah keputusan yang perlu saya buat," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyebut PHK ini tidak dilakukan secara acak. Menurut Sundar, keputusan PHK ini melibatkan sekitar 750 pimpinan senior dan dilakukan dalam beberapa minggu, sebelum akhirnya menentukan siapa saja karyawan Google yang di-PHK.

Pada pertemuan itu, Chief Financial Officer Alphabet Ruth Porat juga menekankan PHK ini dilakukan untuk bisa memberikan kesempatan bagi perusahaan agar bisa terus berinvestasi pada prioritas utama.

"Bertindak lebih awal, dan selanjutnya Anda bisa menciptakan kapasitas agar bisa berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang. Sesulit apa pun ini, itulah kesimpulannya," tutur Ruth.

Selain PHK, Sundar juga mengatakan perusahaan akan melakukan penyesuaian nilai bonus tahunan yang diterima pada petinggi Google.

(Tin/Isk)

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya