Situs Tanya Jawab Quora Rilis Aplikasi Chatbot AI Poe, Siap Tantang ChatGPT OpenAI

Menurut CEO Quora, dengan Poe, pengguna bisa mengajukan pertanyaan, mendapatkan jawaban instan, serta melakukan percakapan dengan bot bertenaga AI.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Feb 2023, 20:07 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 19:30 WIB
Platform chatbot AI Poe buatan Quora (Quora)
Platform chatbot AI Poe buatan Quora (Quora)

Liputan6.com, Jakarta Quora secara resmi membuka akses publik untuk chatbot AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) mereka yang bernama Poe. Platform ini seakan menjadi penantang teranyar untuk ChatGPT OpenAI yang tengah populer.

Menurut CEO Quora Adam D'Angelo, dengan Poe, pengguna bisa mengajukan pertanyaan, mendapatkan jawaban instan, serta melakukan percakapan dengan bot bertenaga AI.

"Ini awalnya tersedia di iOS, tapi kami akan menambahkan dukungan untuk semua platform utama dalam beberapa bulan ke depan, bersama dengan lebih banyak bot," kata D'Angelo di blog resmi Quora, dikutip Rabu (8/2/2023).

Menurut Quora, selain memungkinkan pengguna untuk bereksperimen dengan teknologi AI terbaru, konten Poe juga akan membantu mengembangkan Quora itu sendiri.

Dikutip dari TechCrunch, Quora pertama kali mengumumkan aplikasi seluler Poe di bulan Desember 2022. Saat itu diperlukan undangan apabila pengguna ingin menjajalnya.

Perusahaan menjelaskan Poe dirilis sebagai produk yang berdiri sendiri terlepas dari Quora. Ini karena cepatnya perkembangan dan perubahan AI saat ini. Meski begitu, akan ada sejumlah koneksi antara situs tanya jawab tersebut dan Poe.

Jika dan ketika konten Poe memenuhi standar kualitas yang cukup tinggi, itu akan didistribusikan ke situs Quora, di mana menurut perusahaan, ada sekitar 400 juta pengunjung bulanan ke platform tersebut.

Untuk memakai platform yang memiliki singkatan dari "Platform for Open Exploration", pengguna harus membuat akun yang diverifikasi dengan nomor telepon dan alamat email.

Kemudian, mereka bisa beralih di antara tiga chatbot AI berbeda yang tersedia di saat peluncuran. Ini termasuk chatbots pengetahuan umum Sage, Claude dan Dragonfly. Sage dan Dragonfly ditenagai oleh OpenAI, sementara Claude ditenagai oleh teknologi Antropik.

 

Berencana Tawarkan API

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Lebih lanjut, Quora melihat potensi Poe dalam membantu pengembang AI, membuat model mereka lebih berguna bagi publik, dengan menawarkan antarmuka obrolan yang lebih mudah digunakan.

Menurut D'Angelo, kebanyakan orang dan bahkan sebagian besar perusahaan yang mampu melatih atau menyempurnakan model ini tidak cocok untuk membuat antarmuka ini.

"Hal ini terutama berlaku dalam paradigma dialog bolak-balik yang telah menjadi standar untuk menjawab pertanyaan dan penggunaan model bahasa besar lainnya seperti ChatGPT, tapi kami berharap ini juga berguna untuk modalitas lain," ujarnya.

"Kami berharap Poe dapat mengisi celah ini dan sangat mengurangi jumlah pekerjaan yang diperlukan oleh pengembang AI mana pun untuk menjangkau banyak pengguna," imbuhnya.

Poe juga direncanakan bakal menawarkan API yang dapat dipasang oleh pengembang AI mana pun, ke model mereka untuk menjangkau audiens publik yang besar.

Poe juga menyertakan beberapa komponen sosial. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat profil dan mengikuti orang lain. Pengguna dapat mempublikasikan output model di profil mereka jika diinginkan, membuatnya dapat diakses oleh pengikut mereka.

Poe juga menawarkan tombol yang dapat di-tap di setiap chatbot, yang memungkinkan pengguna melihat apa yang telah dibagikan orang lain.

Google Umumkan Chatbot Penantang ChatGPT

Google - Vania
Ilustrasi Google/https://unsplash.com/Nathana Reboucas

Google juga baru-baru ini mengumumkan siap merilis chatbot berbasis kecerdasan buatan besutannya sendiri. Diberi nama Bard, chatbot ini disebut-sebut bakal menjadi pesaing ChatGPT yang mendapat dukungan dari Microsoft.

Adalah CEO Alphabet Sundar Pichai yang mengumumkan kehadiran Bard melalui blog perusahaan. Dikutip dari The Guardian, Selasa (7/2/2023), Bard menggunakan language model yang dikembangkan Google sendiri, yakni LaMDA.

"Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan di dunia dengan kekuatan, kecerdasan, hingga kreativitas language model kami. Kemampuan itu mengacu pada informasi dari web untuk memberikan respons baru dan berkualitas tinggi," tulis Sundar menjelaskan soal kemampuan Bard.

Dengan kemampuan tersebut, Sundar menjelaskan, chatbot AI Bard dapat memberikan beragam tanggapan berdasarkan informasi terkini.

Google mengklaim, Bard dapat membantu menjelaskan soal penemuan baru yang dibuat oleh teleskop James Webb pada anak sembilan tahun, hingga menjawab pertanyaan tentang siapa pesepak bola terbaik saat ini, sekaligus memberikan informasi mengenai latihan yang dilakukannya.

 

Bard Google Masih Dalam Uji Coba

Google - Vania
Ilustrasi Google/https://unsplash.com/Arkan Perdana

Kendati demikian, Sundar belum mengungkapkan secara detail cara untuk bisa menggunakan chatbot ini. Untuk saat ini, informasi menyebut Bard ini masih dalam tahap uji coba.

Selain mengumumkan Bard, Google juga memastikan teknologi AI terbaru mereka, seperti LaMDA, PaLM, Imagen, hingga MusicLM akan diintegrasikan pada Google Search.

Dengan teknologi terbaru, mesin pencari mereka bisa menyaring informasi kompleks dari berbagai perspektif, lalu dihadirkan dalam format yang lebih mudah dicerna.

Sebagai informasi, chatbot ChatGPT memang tengah sensasi sejak diperkenalkan tahun lalu. Chatbot ini menarik perhatian, karena mampu menghasilkan beragai jenis konten yang terbilang kredibel, mulai dari esai akademis hingga lamaran kerja.

(Dio/Isk)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya