Liputan6.com, Jakarta - Rincian perbandingan Samsung Galaxy A32 5G dan Samsung A23 5G menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (22/2/2023) kemarin.
Informasi lain yang juga populer datang dari cara menjaga keamanan data pribadi saat menggunakan aplikasi fintech.
Baca Juga
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
Advertisement
1. Perbandingan Samsung A32 5G dan Samsung A23 5G, Pilih Mana?
Samsung banyak merilis smartphone di berbagai seri, salah satunya seri A. Seri A bisa dibilang sebagai seri terluas dari Samsung dengan rentang harga Rp 1 jutaan hingga Rp 6 jutaan.
Nama-nama Samsung Galaxy A series pun kadang hampir mirip, salah satunya adalah Samsung A32 5G dan Samsung A23 5G. Keduanya hanya beda penempatan angka, sehingga kadang membuat bingung mereka yang mau membeli perangkat ini.
Agar tidak bingung, berikut kami sajikan rincian perbandingan antara Samsung Galaxy A32 5G dan Samsung A23 5G.
Sebagai informasi, Galaxy A32 5G dan Galaxy A23 5G sama-sama sudah dirilis di Indonesia. Hanya saja, Galaxy A32 5G dirilis sekitar dua tahun lalu. Sementara Galaxy A23 5G baru dirilis beberapa bulan lalu, tepatnya September 2022.
Perbandingan Samsung A32 5G dan Samsung A23 5G:
- RAM, Penyimpanan, dan Prosesor
Galaxy A32 5G:Â memiliki RAM 8GB dan penyimpanan 128GB.
Perangkat ini dibekali prosesor MediaTek MT6853 Dimensity 720 Octa-core dengan kecepatan 2GHz yang sudah mendukung konektivitas 5G.
Galaxy A23 5G:Â memiliki RAM 6GB yang diperluas dengan fitur RAM Plus 6GB, jadi total RAM Samsung A23 5G adalah 12GB. Perangkat ini didukung storage 128GB yang bisa diperluas hingga 1TB.
Perangkat ini didukung prosesor Snapdragon 695 yang bisa menjalankan jaringan 5G.
- Layar
Samsung A32 5G memiliki layar 6,5 inci dengan desain Infinity V dengan refresh rate 90Hz.
Layar perangkat ini memiliki resolusi 720x1600 piksel dengan rasio 20:9. Samsung A32 5G sudah dilindungi perlindungan Corning Gorilla Glass 5.
Sementara, Samsung A23 5G memiliki layar lebih besar yakni 6,6 inci resolusi FHD+ dan refresh rate 120Hz.
Layar perangkat ini sudah dilindungi dengan perlindungan dari Corning Gorilla Glass 5.
Â
2. 7 Cara Jaga Keamanan Data Pribadi Saat Menggunakan Aplikasi Fintech
Layanan teknologi keuangan atau financial technology (fintech) masih diminati di Indonesia, bahkan penggunanya pun semakin banyak.
Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, inklusi keuangan di sektor fintech menunjukkan peningkatan dari 0,11 persen pada 2019 menjadi 2,56 persen pada 2022.
Namun di tengah potensi yang muncul, ada juga ancaman yang harus diwaspadai yaitu mengenai aspek keamanan data, yang juga masih jadi momok bagi industri fintech.
Data Breach Monitoring dari Surfshark menyebut, Indonesia menempati urutan empat di dunia, dalam hal kasus kebocoran data, dengan jumlah mencapai 13,26 juta di kuartal tiga 2022.
Maka dari itu, mengutip siaran pers Kredivo, Senin (20/2/2023), ada beberapa tips untuk bisa tetap menjaga keamanan data pribadi pengguna dalam menggunakan aplikasi fintech.
Tips-tips ini mengurangi risiko pada pengguna, terhadap kerugian yang terjadi akibat penyalahgunaan data.
Tips Jaga Keamanan Data Bagi Pengguna Fintech
-
Gunakan fintech yang terpercaya dan terdaftar di OJK
Dengan menggunakan aplikasi layanan keuangan digital yang telah terdaftar di OJK, pemenuhan hak pengguna atas keamanan dan perlindungan data pribadi oleh fintech, akan dijamin dan terus diawasi oleh OJK.
-
Unduh aplikasi dari sumber resmi
Download atau unduhlah aplikasi layanan keuangan digital, hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store atau App Store, biar terhindar dari malware. Ini juga akan menghambat pihak tak bertanggung jawab untuk mengakses dan mengambil data pribadi.
Â
Advertisement
3. TikTok Buka Data untuk Peneliti AS, ByteDance: Kami Ingin Lebih Transparan
TikTok telah meluncurkan API khusus untuk keperluan penelitian dan mulai memberi lebih banyak orang akses ke datanya. Menurut induk perusahaan ByteDance, hal ini sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Antarmuka pemrograman aplikasi (application programming interface/API) adalah perangkat lunak yang memungkinkan sejumlah program komputer (dua atau lebih) untuk berkomunikasi satu sama lain.
Mengutip Engadget, Rabu (22/2/2023), TikTok telah menguji beta API-nya sejak tahun lalu dengan bantuan dari anggota Dewan Penasihat Konten dan Keamanannya.
Saat ini perusahaan tengah memperluas ketersediaan API untuk para peneliti yang berafiliasi dengan lembaga akademik nirlaba di Amerika Serikat (AS).
Setiap proposal yang diajukan oleh universitas dan peneliti yang berminat harus disetujui oleh divisi Keamanan Data AS (US Data Security/USDS), anak perusahaan baru TikTok yang didirikan untuk mematuhi tinjauan keamanan nasional di AS.
Mereka yang disetujui akan mendapatkan akses ke akun publik dan informasi konten yang diposkan pengguna di aplikasi, seperti detail yang ditemukan di profil pengguna, komentar, suka, dan favorit.
API TikTok dapat memberi peneliti pandangan tentang penggunaan media sosial generasi muda dan sumber informasi alternatif secara keseluruhan.
Jejaring sosial lain juga menawarkan API penelitian, tetapi setidaknya dalam kasus Twitter, orang harus membayar untuk dapat menggunakannya.
Layanan ini memberikan ruang ke lebih banyak orang untuk melihat data TikTok, di mana perusahaan berusaha mati-matian untuk membuktikan bahwa aplikasi besutannya bukanlah ancaman bagi keamanan nasional AS.
Upaya TikTok untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS telah menghabiskan waktu bertahun-tahun. Namun, beberapa negara bagian AS baru-baru ini melarang penginstalan aplikasi di ponsel milik pemerintah, dan masih menghadapi seruan untuk larangan total di negara tersebut.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement