Liputan6.com, Jakarta Studio di balik Assassin's Creed dan Far Cry, Ubisoft, mengungkapkan mereka akan memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), untuk membuat dialog di dalam game.
Nantinya, alat AI yang diberi nama Ghostwriter ini, bakal menuliskan dialog untuk NPC (Non-Playable Characters) atau karakter yang tidak dapat dimainkan.
Baca Juga
Menurut Ubisoft, hal ini bertujuan agar dialog NPC tetap menarik dan realistis secara personal, dengan lebih sedikit pekerjaan manual.
Advertisement
Ubisoft mengatakan alat AI ini tidak akan menggeser pekerjaan penulis naskah video game, tetapi diklaim bakal meringankan tugas dalam membuat suara-suara yang dibuat oleh NPC, selama sebuah kejadian terpicu.
Dengan ini, penulis naskah game akan lebih punya banyak waktu untuk fokus pada narasi secara umum.
Mengutip blog resmi Ubisoft, obrolan-obrolan dan suara-suara orang dianggap sebagai fitur yang membuat pemain merasakan dunia di dalam game jadi lebih imersif.
NPC yang saling berbicara, dialog musuh saat bertarung, atau pembicaraan saat memasuki sebuah area, menurut perusahaan, memberikan pengalaman dunia yang lebih realistis, bahkan terasa eksis di luar tindakan pemain.
"Namun, keduanya membutuhkan waktu dan upaya kreatif dari penulis naskah yang dapat dihabiskan untuk item plot inti lainnya," tulis Ubisoft.
Sehingga dengan AI Ghostwriter, waktu yang dihabiskan bakal lebih sedikit, sementara penulis naskah video game, akan tetap memiliki kendali kreatif.
Proses Penggunaan AI Ghostwriter
"Daripada menulis sendiri versi draf pertama, Ghostwriter memungkinkan penulis naskah memilih dan memoles sampel yang dihasilkan," kata Ben Swanson, R&D Scientist di La Forge Montreal, pembuat Ghostwriter.
Untuk prosesnya, penulis naskah bakal membuat karakter dan jenis interaksi atau ucapan yang ingin mereka hasilkan.
Ghostwriter kemudian merekomendasikan sejumlah variasi, yang bisa dipilih dan diedit oleh penulis naskah dengan bebas, agar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Proses ini menggunakan perbandingan berpasangan sebagai metode evaluasi dan perbaikan. Artinya, untuk setiap variasi yang dihasilkan, Ghostwriter memberikan dua pilihan yang akan dibandingkan dan dipilih oleh penulis naskah.
Setelah dipilih, alat belajar dari pilihan yang disukai dan setelah ribuan pilihan yang dibuat oleh manusia, alat AI ini akan menjadi lebih efektif dan akurat.
Swanson mengatakan, teknologi ini tetap memerlukan penulis naskah untuk belajar bagaimana tidak hanya menggunakan alat tersebut, tetapi juga mengintegrasikannya dalam proses produksi video game mereka.Â
Advertisement
Kritik Terhadap Penggunaan AI untuk Bikin Dialog NPC
Swanson dan timnya punya tujuan untuk memberikan kekuatan AI ini kepada desainer naratif, yang akan dapat membuat sistem AI mereka sendiri, yang disesuaikan dengan kebutuhannya desainnya.
Untuk melakukan ini, tim menciptakan alat bernama Ernestine, yang memfasilitasi siapa saja untuk membuat model machine learning-nya sendiri, yang digunakan dalam Ghostwriter.
Dikutip dari Tech Crunch, keputusuan Ubisoft untuk menggunakan AI untuk dialog NPC ini tentu menimbulkan kritik di media sosial, yang mempertanyakan mengapa mereka tidak merekrut penulis manusia.
Melalui cuitan di Twitter, Ubisoft merespon bahwa alat ini dibuat bekerja sama dengan penulis, dan hanya untuk membuat lebih banyak variasi pada kalimat-kalimat pendek untuk NPC.
Ubisoft Bakal Rilis Assassins's Creed Mirage
Ubisoft sendiri baru saja mengumumkan judul terbaru dari waralaba game Assassin's Creed pada tahun lalu. Mengambil judul Assassin's Creed Mirage, game ini dijadwalkan rilis di 2023.
Dalam wawancara terbaru dengan GamesRadar, Ubisoft mengungkap rencananya terkait dengan game ini. Salah satunya adalah Ubisoft berencana untuk membuat game ini lebih padat dan intim.
"Di antara penggemar kami, kami mulai mendengar keinginan untuk cerita yang digerakkan oleh karakter, berfokus pada pilar inti dari Assassins' Creed pertama dalam skala yang lebih intim," tutur Creative Director Stéphane Boudon mengutip Kotaku, Minggu (15/1/2022).
Keinginan itu juga senada dengan Ubisoft sebagai developer. Stéphane pun mengatakan, Mirage hadir sebagai bentuk konvergensi dari masukan komunitas setelah beberapa seri sebelumnya hadir sebagai game RPG dengan skala besar.
Mirage pun didesain sebagai bentuk penghormatan pada game Assassin's Creed orisinal yang dibintangi oleh Altair. Hal itu ditunjukkan dengan latar belakang yang ditampilkan dalam game ini.
Kisah Mirage akan mengambil latar belakang Timur Tengah di abad ke-13. Selain itu, karakter utama dalam game ini lebih mendekati assassins sebenarnya, ketimbang proto-assassins yang diangkat dalam sejumlah game terbaru.
Rencananya, Assassin's Creed Mirage akan rilis untuk platform PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X/S, serta PC. Namun, jadwal rilis game ini belum diungkap oleh Ubisoft.
Advertisement