Trend Micro Bahas Tantangan dan Peran AI di Industri Keamanan Siber

Trend Micro berbagi wawasan tentang lanskap ancaman siber terus berkembang, menyoroti serangan keamanan signifikan dan inisiatif strategis perusahaan, termasuk di Indonesia.

oleh M Hidayat diperbarui 04 Jun 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi Keamanan Siber. Kredit: Kris (TheDigitalWay) from Pixabay
Ilustrasi Keamanan Siber. Kredit: Kris (TheDigitalWay) from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Dalam wawancara dengan Nilesh Jain, Vice President Asia Tenggara dan India di Trend Micro, pada Rabu (24/5/2023), Tekno Liputan6.com membahas tantangan keamanan siber yang dihadapi organisasi saat ini dan peran kecerdasan buatan (AI) dalam industri ini.

Sebagai bagian dari acara bertajuk Risk to Resilience yang diselenggarakan oleh Trend Micro yang menargetkan 120 kota secara global, Jain berbagi wawasan tentang lanskap ancaman yang terus berkembang, menyoroti serangan keamanan siber yang signifikan dan inisiatif strategis perusahaan, termasuk di Indonesia.

Peningkatan Pendapatan dan Tantangan Keamanan Siber di Indonesia

<p>Nilesh Jain, Vice President Asia Tenggara dan India di Trend Micro (kanan) dan Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia (kiri)</p>

Jain memulai paparan dengan membahas kesuksesan Trend Micro di Indonesia, yang diakui sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan pendapatan tercepat di kawasan ini.

Dengan kehadirannya yang kuat dan investasi yang signifikan, Trend Micro bertujuan untuk lebih meningkatkan layanannya dengan melokalkan pusat data dan memperluas tenaga kerjanya. Saat ini Trend Micro memiliki banyak pelanggan di berbagai sektor, termasuk perbankan, telekomunikasi, pemerintahan, dan manufaktur, yang menegaskan dedikasinya terhadap pasar Indonesia.

Lantas, Jain pun menyingung soal meningkatnya ancaman siber yang dihadapi oleh organisasi karena digitalisasi yang cepat yang terjadi selama tiga tahun terakhir. Di antara serangan yang paling umum terjadi secara global, dia menyoroti peningkatan yang mengkhawatirkan dalam serangan phising.

Pelaku menggunakan email yang menipu atau tautan berbahaya yang dirancang untuk menyerupai komunikasi yang sah dari entitas tepercaya, yang membuat korban yang tidak menaruh curiga tanpa disadari mengunduh muatan berbahaya atau malware.

Selain itu, Jain juga menjelaskan tentang lonjakan serangan ransomware, dengan Indonesia berada di antara tiga negara teratas yang mengalami insiden semacam itu di kawasan Asia.

Meskipun hanya sebagian kecil dari serangan-serangan ini yang terekspos ke publik, ia menekankan bahwa sebagian besar tidak dilaporkan. Karena khawatir akan merusak reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan, organisasi sering kali memilih untuk tidak mengungkapkan pelanggaran semacam itu, sehingga skala ancaman siber yang sebenarnya tetap tersembunyi.

Ancaman signifikan lainnya adalah kompromi email bisnis (Business Email Compromise-BEC), di mana penyerang menyelinap ke jaringan yang disusupi untuk mencuri informasi rahasia dari pelanggan.

Jain menekankan prevalensi serangan ransomware di sektor perbankan, pemerintah, dan manufaktur di Indonesia. Beliau menawarkan untuk membagikan laporan yang memberikan wawasan lebih lanjut tentang tren ini.

 

Solusi Keamanan Siber dari Trend Micro

Jain dengan bangga berbicara tentang pencapaian penting Trend Micro, dengan menyoroti tiga aspek inti.

Pertama, perusahaan memiliki teknologi keamanan siber yang memungkinkan pelanggan untuk mengintegrasikan solusi mereka yang sudah ada secara mulus, memberikan visibilitas pusat dan kemampuan respons otomatis.

Jain mencontohkan suatu kementerian disebut mengalami penurunan kejadian keamanan siber sebesar 97 persen setelah menggunakan produk Trend Micro. Sembari mengakui adanya diskusi di berbagai industri seputar Cross Detection and Response (XDR), Jain menekankan posisi Trend Micro sebagai pelopor di pasar.

Solusi XDR perusahaan yang telah matang, menurut dia, telah mendapatkan adopsi substansial, terutama di kalangan bank-bank terkemuka, lembaga pemerintah, perusahaan manufaktur, dan perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Selain itu, Trend Micro baru-baru ini mengakuisisi sebuah perusahaan SOAR (Security Orchestration, Automation, and Response) di India, yang meningkatkan kemampuan beradaptasi dan fungsionalitas produk XDR.

Kedua, Trend Micro memiliki jajaran produk keamanan cloud, keamanan jaringan, dan keamanan endpoint yang kuat. Namun, Jain tetap menekankan fokus perusahaan untuk berinvestasi besar-besaran di XDR, menyadari potensi pertumbuhan dan keampuhannya dalam mengatasi ancaman yang muncul.

Terakhir, Trend Micro mengakui pentingnya posisi strategis Indonesia sebagai salah satu dari lima negara dengan jumlah penduduk terbesar dan PDB teknologi siber yang terus meningkat.

Jain menegaskan kembali komitmen perusahaan terhadap pasar Indonesia, dengan merinci rencana yang sedang berlangsung untuk acara-acara edukasi, inisiatif vertikal khusus, kolaborasi dengan entitas pemerintah, dan program pelatihan untuk para profesional keamanan siber.

Upaya-upaya ini menggarisbawahi dedikasi Trend Micro untuk memperkuat lanskap keamanan siber di Indonesia dan keyakinannya akan potensi besar negara ini.

 

Integrasi AI dalam Keamanan Siber dan Masa Depan Profesional Keamanan Siber

Mengenai peran AI dalam keamanan siber, Jain memberikan wawasan tentang dua aspek yang berbeda.

Pertama, dia menekankan adopsi AI yang cepat dalam solusi keamanan siber, dengan menyatakan bahwa AI telah dimasukkan ke dalam berbagai produk, termasuk yang ditawarkan oleh Trend Micro. AI memungkinkan otomatisasi kemampuan respons dan deteksi, memberikan langkah-langkah keamanan yang lebih baik bagi organisasi.

Trend Micro bahkan telah meluncurkan produknya sendiri untuk melindungi karyawan perusahaan dari potensi risiko yang terkait dengan model bahasa yang didukung AI, seperti ChatGPT.

Menanggapi pertanyaan apakah AI akan menggantikan profesional keamanan siber, Jain mengungkapkan keyakinannya bahwa AI tidak akan membuat keahlian manusia menjadi usang. Dia menekankan bahwa dengan setiap kemajuan teknologi, tantangan baru muncul, mendorong individu untuk mengembangkan keterampilan baru dan mengatasi masalah yang lebih signifikan.

Meskipun keahlian tertentu mungkin sudah ketinggalan zaman, manusia akan beradaptasi dan terus memanfaatkan AI, Machine Learning, dan kemampuan otomatisasi lainnya untuk mengatasi tantangan keamanan siber secara efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya