Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 8 Agustus, adalah Hari Kucing Sedunia, sebuah perayaan untuk menghormati dan menghargai kucing sebagai salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia.
Telah menjadi teman setia manusia sejak ribuan tahun lalu, dan selama itu pula, mereka telah menjadi sumber berbagai mitos kucing dan kepercayaan menarik.
Baca Juga
Namun, seberapa banyak mitos tentang kucing benar-benar berdasarkan fakta? Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh mitos populer tentang kucing ini.
Advertisement
1. Kucing Punya 9 Nyawa?
Kucing, seperti kita manusia hanya memiliki satu nyawa. Lalu dari mana anggapan kucing punya 9 nyawa?
Tidak diketahui secara pasti kapan kabar kucing punya 9 nyawa ini muncul sebenarnya, tetapi ada beberapa kemungkinan mulai dari William Shakespeare hingga Mesir kuno.
Dalam drama Romeo and Juliet, William Shakespeare menyebutkan tentang kucing memiliki sembilan nyawa, sebagaimana dilansir Bluecross.
Sementara itu, sebuah peribasa lama mengatakan, "Kucing memiliki sembilan nyawa. Tiga untuk bermain, tiga untuk berkeliaran, dan tiga terakhir untuk tinggal."
Di masa Mesir kuno, kucing dianggap sebagai hewan suci dan disembah sebagai makhluk ilahi dengan kekuatan supranatural.
Berdasarkan hal ini, banyak pihak mengira anggapan kucing punya 9 nyawa tersebut karena pandangan mereka tentang kucing.
2. Kucing Hitam Membawa Sial
Kucing hitam selalu menjadi objek mitos dan cerita rakyat selama berabad-abad, dan di beberapa negara mereka dianggap membawa sial.
Sementara dibelahan dunia lain, kucing hitam dianggap sebagai makhluk membawa keberuntungan.
Di Jepang, Anda akan beruntung jika seekor kucing hitam melintas di depan. Tapi di sebagian besar Eropa dan AS, kemunculan kucing hitam berarti akan bernasib buruk.
Saking banyaknya mitos kucing hitam ini, wajar bila banyak yang terlantar di jalan dan sulit untuk mendapatkan tempat tinggal.
Â
3. Semua Kucing Benci Air
Banyak mitos mengatakan, si meong tidak suka air. Namun, bila Anda menyempatkan waktu googling internet, banyak pula kucing tidak benci kena air.
Peneliti menganggap, salah satu alasan kebanyakan kucing benci air adalah karena bulu mereka lama kering ketika basah.
Mereka menjadi kurang nyaman dan kedinginan, juga berat dari bulu basah akan membuat pergerakan hewan yang terkenal gesit ini sulit bergerak saat ada bahaya.
4. Kucing Selalu Mendarat dengan Kakinya
Lebih sering daripada tidak, kucing akan mendarat dengan kakinya saat jatuh dari ketinggian. Ini karena mereka memilihi apa yang disebut "righting reflex" atau "refleks meluruskan"
Di mana refleks ini membuat kucing merubah atau memutar badan mereka dengan cepat di udara saat jatuh.
Tak hanya itu, kucing juga sudah didukung dengan tulang punggug fleksibel untuk membantu aksi righting reflex ini.
Sayangnya, hal ini tidak selalu terjadi. Berdasarkan Insider, setiap tahun ada saja kucing yang terjatuh dari tempat tinggi.
Â
Advertisement
5. Kucing Bisa Lihat di Kondisi Gelap Gulita
Anggapan kucing bisa melihat dengan sempurna dalam kondisi gelap gulita ternyata tidak sepenuhnya benar.
Insider menjelaskan, kucing bisa melihat dengan baik saat ada sedikit cahaya.
"Mata mereka dapat mengumpulkan cahaya dan meningkatkannya ke bagian belakang membran mata bernama tapetum," kata Galaxy ke Insider.
Diketahui, mata kucing didesain untuk membantu mereka berburu mangsa dalam kondisi cahaya minim bukan gelap total.
6. Mudah dan Murah untuk Dirawat
Kucing bukanlah hewan peliharaan yang mudah dan murah untuk dirawat. Bagi kucing rumahan, Anda harus mengeluarkan dana lebih untuk merawat mereka.
Selain butuh perhatian, kucing rumahan butuh makanan berkualitas, kotak kotoran bersih, dan rutin dibawa ke dokter hewan.
Â
7. Kucing Hewan Penyendiri
Sebagian besar kucing di alam liar hidup menyendiri, mereka hanya bersosialisasi dengan lain untuk kawin.
Tetapi kucing peliharan telah berevolusi untuk membentuk ikatan, dengan manusia atau hewan lainnya--termasuk anjing dan kucing lain.
Baik untuk mendapatkan makanan, berlindung, atau dukungan emosional, jelas si anabul menikmati interaksi sosial.
Walau memang sesekali mereka juga menikmati waktu sendiri, seperti kita manusia saja.
Advertisement