4 Kunci Sukses untuk Bersaing di Industri Kreatif dan Ranah Digital

Bersaing di industri digital harus harus dibarengi dengan literasi digital yang mumpuni yang mencakup kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital.

oleh Iskandar diperbarui 14 Agu 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 17:00 WIB
Koneksi Internet Cepat Jadi Kunci Kreator Raup Pundi-Pundi Uang
Ilustrasi content creator. (Shutterstock/Nattakorn_Maneerat)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam workshop literasi digital bertema 'Menjadi Cakap Digital, Bersaing di Industri Kreatif Masa Depan' yang digelar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) bersama Kemkominfo, Dekan Fikom UNPI Astri D Andriani menjelaskan, penemuan komputer dan internet telah mengubah banyak hal dasar kehidupan masyarakat.

Di Indonesia sendiri, pengguna internet mencapai 210 juta orang. Jumlah tersebut setara dengan 77,02 % dari populasi Indonesia. Dampak dari masifnya penggunaan internet adalah munculnya beragam industri kreatif.

Industri kreatif adalah suatu proses menciptakan ide dan kreativitas yang dilakukan oleh individu maupun sekelompok orang untuk menghasilkan sebuah karya yang nantinya dijadikan produk ekonomi.

Produk ekonomi ini diharapkan bisa menghasilkan keuntungan atau profit dengan tidak mengeksploitasi sumber daya alam.

“Beberapa jenis industri kreatif yang saat ini banyak dikembangkan adalah kuliner, kriya, periklanan, fotografi, musik, televisi dan radio, film, animasi, aplikasi dan pengembangan permainan, desain produk, atau seni pertunjukan dan seni rupa,” kata Astri.

Astri mengungkapkan, kunci agar sukses terjun ke industri kreatif di ranah digital adalah 4C. Keempatnya yaitu creative (berpikir kreatif), communication (kemampuan komunikasi yang baik), critical thinking (memiliki daya pikir kritis), serta collaboration (berkolaborasi dengan pihak lain).

Namun, ia menekankan tetap harus dibarengi dengan literasi digital yang mumpuni yang mencakup kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital.

Persaingan Industri Makin Ketat

Pameran Bursa Kerja
Di tengah pertumbuhan teknologi digital, bursa kerja konvensional tetap dipadati oleh para pencari kerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Senada dengan Astri, dosen Universitas Bali Internasional Komang Tri Werthi menyampaikan, tantangan yang dihadapi di era digital sekarang ini adalah persaingan industri yang makin ketat, serta mulai banyaknya penggunaan mesin berteknologi tinggi dalam industri.

Selain itu, investasi yang dibutuhkan juga sangat mahal untuk pengembangan suatu industri.

“Dalam konteks ini, dibutuhkan para pekerja yang memiliki soft skill seperti di antaranya pemecahan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreativitas, manajemen manusia, berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, penilaian dan pengambilan keputusan, negosiasi. Selain itu tentunya juga harus didukung oleh penguasaan penggunaan teknologi,” ucapnya.

Ada beberapa langkah strategis untuk mendorong era industri digital saat ini. Menurut dia, sejumlah langkah itu adalah mendorong angkatan kerja di Indonesia untuk terus meningkatkan kompetensi dan keterampilannya di bidang teknologi.

Sektor industri kecil dan menengah pun harus terus didorong untuk masuk ke ekosistem digital. Lalu, pemanfaatan teknologi digital yang optimal di bidang pendidikan, sosial, dan perindustrian nasional.

“Berikutnya yang tak kalah penting adalah mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis agar lebih banyak wirausaha berbasis teknologi di wilayah Indonesia,” kata Komang.

 

Hindari Konten Negatif

Judi Slot Online
Ilustrasi judi slot online.

Sementara itu, menurut Peneliti Komunitas Digital Kaliopak Luqman Hakim Bruno, dibutuhkan literasi digital untuk menghadapi tantangan teknologi digital yang kian canggih seperti saat ini. Perkembangan teknologi digital semakin masif.

Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan teknologi digital membuat pola hidup menjadi berubah. Menurut dia, diperlukan literasi digital yang baik agar bisa memaksimalkan manfaat teknologi digital dan menghindari mudharatnya.

“Hindari konten negatif, seperti judi online, kabar bohong, ujaran kebencian, atau plagiasi. Kemudian, pahami etika digital dengan cara menghargai privasi orang lain dan menghormati perbedaan yang ada,” tuturnya.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya