Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler XL Axiata mencatat pendapatan sebesar Rp 23,88 triliun pada kuartal ketiga 2023. Angka ini setara dengan pertumbuhan 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun bisnis data dan layanan digital menyumbang 91 persen dari total pendapatan XL Axiata. Jumlah itu setara dengan Rp 21,872 triliun.
Baca Juga
Dari jumlah pendapatan, operator seluler dalam grup Axiata ini meraih laba XL Rp 1,02 triliun setelah dinormalisasi.
Advertisement
Meski meraih laba di kuartal tiga 2023, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengakui bahwa kondisi industri telekomunikasi nasional masih begitu menantang. Namun, tantangan itu dijawab dengan hasil menggembirakan.
"Pada periode sembilan bulan tahun 2023, XL Axiata tetap mencetak tingkat profitabilitas yang positif dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun lalu," kata Dian, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi XL Axiata, Kamis (23/11/2023).
Lebih lanjut Dian meyakini kalau ke depan, tantangan di industri telekomunikasi tak akan mudah. Oleh karenanya, XL Axiata bakal fokus mendorong mesin pertumbuhan baru terkait layanan data, yakni layanan fixed broadband (FBB) dan konvergensi (FMC).
Bicara soal layanan konvergensi, menurut Dian, sampai kuartal ketiga 2023, XL memiliki 206.000 pelanggan layanan Home, termasuk penambahan 52.000 pelanggan dalam tiga bulan terakhir.
Hal ini tak terlepas dari jaringan XL Satu Fiber yang sudah menjangkau 75 kota dan kabupaten, termasuk lebih dari 12 kota dan kabupaten dalam 12 bulan terakhir. Bukan hanya itu, XL juga meningkatkan penetrasi layanan konvergensi sampai 69 persen dari pelanggan layanan Home.
Masih dalam keterangan yang dipublikasikan, jumlah pelanggan XL Axiata kini mencapai 57,5 juta di akhir September 2023. Lantaran sektor data dan layanan digital menyumbang 91 persen buat bisnis XL, tak mengherankan kalau ARPU Mobile juga tumbuh, menjadi Rp 40 ribu untuk layanan prabayar.
Sementara, ARPU untuk pelanggan pascabayar mencapai Rp 90 ribu dengan total ARPU blended sebesar Rp 42 ribu. Upaya mempertahankan ARPU ini dicapai XL dengan fokus perusahaan meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.
Tekan Biaya Pemasaran dan Penjualan
XL Axiata mengklaim bisa menjaga tingkat stabilitasnya. Salah satunya biaya terkait pemasaran dan penjualan yang ditekan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berkat penerapan digitalisasi.
Selain itu beberapa komponen biaya lainnya juga turun dibanding kuartal sebelumnya. Misalnya biaya interkoneksi dan pengeluaran langsung, biaya pekerja, hingga biaya supplies dan overhead.
Biaya ekspansi infrastruktur pun selaras dengan pertumbuhan jumlah site. XL mengklaim, beban biaya operasional bisa dipertahankan di bawah pertumbuhan pendapatan.
XL Axiata juga terus lakukan transformasi digital, termasuk mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi myXL dan AxisNet.
Kedua aplikasi ini diklaim memberi hasil kuat dalam sembilan bulan pertama 2023. Saat ini, 27 juta pelanggan aktif pakai aplikasi MyXL dan AxisNet. Jumlah pelanggan aktif bulanannya juga naik 77 persen dibandingkan Desember 2021.
XL Axiata meyakini, aplikasi yang makin memahami kebutuhan pelanggan bisa mempertajam prediksi tren dan perilaku pelanggan sehingga bisa memberi penawaran tepat untuk pelanggan.
Advertisement
Alokasikan Capex Rp 8 Triliun, Terbesar Buat Bangun Jaringan
XL terus meningkatkan kualitas jaringan, yang juga jadi tulang punggung layanan konvergensi.
XL Axiata mengalokasikan capex sebesar Rp 8 triliun yang mayoritas dipakai untuk membangun jaringan.
Tercatat, sampai akhir September 2023, XL Axiata memiliki 158.225 BTS, termasuk BTS 4G yang jumlahnya 103.408 unit.
Jumlah BTS XL Axiata juga meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, lebih dari 61 persen BTS XL juga sudah terhubung dengan jaringan fiber optik.
Berkat investasi yang dilakukan untuk mengembangkan jaringan, saat ini trafik layanan XL tumbuh lebih dari 21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau setara 7.109 Petabytes.
Fokus ke Layanan FMC
Berkat kolaborasi XL Axiata dan Link Net, perusahaan yakin bisa menambah penetrasi layanan konvergensi di Indonesia.
Apalagi XL dan LinkNet bakal menargetkan 8 juta homepass dalam lima tahun ke depan. Sebelumnya XL dan Link Net telah tandatangani kesepakatan kerja sama pembangunan dan operasional jaringan 1 juta home passed di sejumlah kota dan kabupaten.
Dengan penambahan home passed ini, XL mendorong percepatan konvergensi layanan XL Satu.
Bukan hanya untuk pelanggan rumahan, XL juga mengembangkan produk konvergensi ke segmen korporat dan UMKM. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan atas Internet of Things dan big data di kalangan UMKM dan korporat.
Advertisement