Liputan6.com, Jakarta - Google tengah menyelidiki laporan pengguna Google Drive yang mengklaim bahwa file pribadi mereka tiba-tiba hilang dari layanan cloud.
Perusahaan mengakui masalah ini dalam utas dukungan komunitas Google yang meyakini bahwa masalah ini melibatkan bagian terbatas dari Google Drive untuk pengguna aplikasi desktop.
Baca Juga
Dikutip dari The Verge, Jumat (1/12/2023), Google mencatat bahwa kehilangan data ini adalah masalah sinkronisasi Google Drive desktop versi 84.0.0.0 hingga 84.0.4.0.
Advertisement
Seorang pengguna dikabarkan kehilangan semua data Google Drive-nya sejak Mei. Ia baru menyadari permasalahan ini minggu lalu dan menyampaikan keluhannya ke situs dukungan komunitas Google, seperti yang dilaporkan oleh The Register.
Tim dukungan Google, seperti yang dijelaskan oleh pengguna tersebut, memandu mereka melalui proses pemulihan data, termasuk mencoba membuat cadangan dan memulihkan folder DriveFS, tetapi tidak berhasil.
Saat ini, thread tersebut memiliki 192 pengguna yang mengklik tombol "Saya memiliki pertanyaan yang sama" dan memiliki beberapa komentator yang harus menjawab pertanyaan serupa.
Seorang pengguna mengatakan bahwa orang IT mereka tidak dapat menemukan jejak file apa pun, dan pengguna lainnya mengatakan bahwa Google meminta ekspor data diagnostik drive mereka.
Seorang anggota tim Google Drive bernama Saitej memposting peringatan yang memberitahu pengguna untuk tidak mengklik "putuskan akun" di Google Drive untuk desktop.
Mereka juga memperingatkan agar tidak menghapus atau memindahkan folder data aplikasi, yang terletak di:
- Windows: %USERPROFILE%\AppData\Local\Google\DriveFS
- macOS: ~/Library/Dukungan Aplikasi/Google/DriveFS
Saitej juga merekomendasikan pengguna untuk membuat salinan cadangan folder aplikasi di tempat lain, untuk berjaga-jaga.
Google Drive Tambah Fitur Baru, Tampilkan File PDF Dua Halaman Mirip Buku
Di sisi lain, Google Drive baru saja meluncurkan pembaruan untuk Android dengan menambahkan pilihan tata letak dua halaman untuk melihat file PDF. Hal ini akan memudahkan mereka yang memakai HP layar lipat dan jugai tablet Android.
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menggulir file PDF dalam tampilan dua halaman, meniru pengalaman membaca buku, dan secara optimal memanfaatkan ruang layar yang lebih besar.
Mengutip dari 9to5Google, Sabtu (11/11/2023), fitur baru Google Drive ini bisa diaktifkan dengan mengklik tombol berbentuk dua lembar baru yang ditempatkan di antara bilah pencarian dan menu overflow tiga titik.
Dengan demikian, pengguna dapat dengan mudah beralih antara tampilan satu halaman dan tampilan lebar dua halaman sesuai dengan preferensi mereka.
Peningkatan ini juga menciptakan pengalaman membaca yang lebih intuitif dan nyaman pada layar yang lebih besar, seperti yang dimiliki oleh tablet dan HP layar lipat.
Selain itu, Google juga telah memperkenalkan pembaruan lain untuk pengguna tablet, termasuk dukungan multi-instance, rel navigasi, dan widget yang dioptimalkan untuk layar ekstra tablet.
Semua ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kenyamanan pengguna Google Workspace pada perangkat Android yang lebih besar.
Dengan langkah-langkah ini, Google menunjukkan komitmen mereka untuk terus meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman yang dioptimalkan untuk berbagai jenis perangkat.
Seiring dengan fitur-fitur sebelumnya yang memungkinkan pengguna untuk menggambar dan menyorot PDF, Google Drive semakin menjadi alat yang kuat untuk produktivitas, terutama bagi mereka yang bekerja dengan tablet.
Advertisement
Google Meet Punya Fitur Baru, Cukup Angkat Tangan Saat Mau Bicara
Fitur baru juga tak hanya dirasakan google drive. Pasalnya, Google juga meluncurkan fitur baru buat platform pertemuan daring mereka, Google Meet, yang memudahkan peserta rapat untuk bertanya atau meminta waktu berbicara, tanpa harus menekan tombol.
Fitur Google Meet ini nantinya memungkinkan pengguna untuk cukup mengangkat tangan, tanpa harus memencet tombol raise hand yang biasanya ada di platform meeting online.
"Mulai hari ini, Anda juga dapat mengangkat tangan fisik dan Meet akan mengenalinya dengan deteksi gerakan," tulis Google Workspace awal pekan lalu dalam blog resminya, dikutip Minggu (26/11/2023).
Google mengatakan, untuk memastikan agar gestur tangan terdeteksi Google Meet, pengguna harus memastikan kameranya diaktifkan dan tangan terlihat kamera, jauh dari wajah dan badannya.
Sementara, apabila pengguna adalah pembicara yang sedang aktif, deteksi gerakan tidak akan terpicu. Namun, apabila pengguna sudah tidak lagi berbicara aktif, fitur deteksi gerakan pun akan aktif lagi.
Dalam GIF yang dibagikan oleh Google, pengguna cukup mengangkat tangannya, lalu Meet bakal melakukan proses deteksi bahwa dia sedang mengangkat tangan dalam beberapa saat.
Fitur ini akan non-aktif secara bawaan, namun bisa diaktifkan dengan memilih opsi More, lalu Reactions, dan Hand Raise Gesture.
Akses akan diluncurkan secara bertahap selama beberapa pekan ke depan, buat para pelanggan di berbagai paket business, enterprise, dan education dari Google Workspace.
Namun tidak disebutkan apakah atau kapan fitur tersebut akan tersedia bagi orang-orang yang dengan akun Google personal.
Google Sebut 2 Aplikasi Samsung ini Berbahaya, Tapi Diralat
Masih berbicara tentang Google, perusahaan teknologi ini berkomitmen untuk menjaga penggunanya, salah satu caranya dengan memberitahu pengguna mengenai bahaya sebuah aplikasi yang hendak diinstal.
Melalui fitur Play Protect, Google baru-baru ini menandai dua aplikasi Samsung sebagai aplikasi berbahaya, meskipun sebenarnya tidak.
Aplikasi Samsung yang dimaksud adalah Samsung Wallet dan Samsung Messages yang diberitahukan kepada pengguna dengan menyebutnya sebagai risiko bagi perangkat, demikian menurut laporan News18, dikutip Senin (30/10/2023).
Aplikasi tersebut dipindai oleh Play Protect sebagai aplikasi yang mencoba memata-matai data pribadi pengguna, seperti pesan, foto, file audio, atau bahkan riwayat panggilan. Akibatnya, mereka secara default meminta pengguna untuk menghapusnya dari perangkat.
Bagi Google Play Store, hal ini melanggar peraturan mereka dan ditandai sebagai aplikasi berbahaya. Akan tetapi, aplikasi Samsung Wallet dan Messages terlihat aman saja karena telah digunakan jutaan pengguna.
Belakangan, Google mengakui bahwa hal tersebut disebabkan kegagalan server. Samsung dan Google kemudian berunding untuk memperbaiki masalah yang disebabkan oleh bug tersebut.
Untuk diketahui, Google memiliki kontrol pada setiap aplikasi yang berjalan di ponsel Android. Caranya memonopoli hal ini dengan Play Store juga dipertanyakan mengenai cara mereka menangani aplikasi pihak ketiga.
Faktanya, Google baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan mulai memindai aplikasi yang dimuat di ponsel Android. Artinya, Google akan menerapkan peraturan ini dan memutuskan apakah sebuah aplikasi cukup aman untuk dijalankan di perangkat pengguna.
Advertisement