Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perlindungan Data Eropa menyuarakan keprihatinan atas chatbot milik OpenAI, ChatGPT. Dewan ini menyebut langkah-langkah yang diambil oleh OpenAI dalam mematuhi transparansi tidak cukup untuk mematuhi prinsip-prinsip akurasi data.
Dalam sebuah laporan yang dirilis baru-baru ini, gugus tugas Dewan Perlindungan Data di Eropa menekankan, mereka perlu mengatasi kekhawatiran tentang akurasi data dari ChatGPT.
Baca Juga
Tragedi di Pasar Natal Jerman: Korban Tewas Bertambah Jadi 5 Orang, Ratusan Lainnya Terluka
Gagal di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia Akan Sukses di SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Pada Babak Pertama Pertandingan Timnas Indonesia Melawan Filipina, Muhammad Ferarri Mendapat Kartu Merah
Mengutip Gizchina, Senin (27/5/2024), gugus tugas ini sengaja didirikan oleh pengawas privasi Eropa setelah adanya kekhawatiran yang diajukan pihak berwenang Italia mengenai penggunaan ChatGPT.
Advertisement
Meski kini penyelidikan tengah berlangsung oleh regulator nasional, tinjauan menyeluruh tentang hasilnya belum diberikan.
Sekadar informasi, akurasi data merupakan prinsip dasar dari peraturan perlindungan data di Uni Eropa atau GDPR. Laporan ini menyoroti sifat probabilistik sistem ChatGPT yang bisa menyebabkan hasil bias ataupun salah.
Selain itu, laporan tersebut memperingatkan bahwa pengguna berpotensi menganggap hasil yang dikeluarkan ChatGPT sebagai fakta yang akurat. Padahal, akurasi ini masih dipertanyakan.
Tentunya hal ini menimbulkan potensi risiko, terutama jika informasinya mengenai seorang individu tertentu.
Laporan gugus tugas ini akan memandu otoritas perlindungan data negara-negara Uni Eropa ketika mereka menyelidiki kepatuhan OpenAI terhadap aturan perlindungan data Eropa (GDPR).
Berbagai Aspek yang Diinvestigasi: Akurasi hingga Keabsahan Pengumpulan Data
Aspek investigasi yang dilakukan, termasuk di antaranya menyoal keabsahan dalam mengumpulkan data pelatihan untuk ChatGPT, transparansi, dan akurasi data.
Reuters menyebut, laporan ini memperjelas kalau ChatGPT tak memenuhi standar akurasi data yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap GDPR.
Gugus tugas juga menambahkan, pendekatan dalam melatih model AI ChatGPT bisa menyebabkan hasil yang bias atau bahkan dibuat-buat. Padahal, akurasi data menjadi salah satu prinsip panduan aturan GDPR.
Sekadar informasi, sebelumnya pada April 2023, Italia melarang penggunaan ChatGPT karena masalah privasi. Namun, ChatGPT tetap boleh beroperasi setelah OpenAI menyatakan pihaknya bersedia memenuhi tuntutan otoritas pelindungan data negara itu.
Italia juga menjadi negara barat pertama yang melarang penggunaan chatbot. Larangan dikeluarkan setelah otoritas perlindungan data mereka mengumumkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran aturan privasi dan praktik verifikasi usia oleh ChatGPT.
Advertisement
OpenAI Bayar Rp 4 Triliun ke Perusahaan Media untuk Tampilkan Berita di ChatGPT
Sementara itu, masih tentang OpenAI, OpenAI dan News Corp (pemilik The Wall Street Journal, MarketWatch, The Sun dkk) telah mencapai kesepakatan multi-tahun untuk menampilkan berita di ChatGPT.
OpenAI akan dapat mengakses konten terkini dan yang diarsipkan dari publikasi perusahaan media News Corp dan menggunakan data tersebut untuk melatih model AI-nya (ChatGPT).
The Wall Street Journal mewartakan News Corp akan memperoleh USD 250 juta atau sekitar Rp 4 triliun selama lima tahun dalam bentuk tunai dan kredit.
“Perjanjian tersebut mengakui bahwa ada penghargaan untuk jurnalisme premium,” kata Kepala Eksekutif News Corp Robert Thomson dalam sebuah memo kepada karyawannya, sebagaimana dikutip dari Engadget, Jumat (24/5/2024).
“Era digital ditandai dengan dominasi distributor, seringkali dengan mengorbankan pencipta, dan banyak perusahaan media yang tersapu oleh gelombang teknologi yang tiada henti. Tanggung jawab sekarang ada pada kita untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” Robert menuturkan.
Ditujukan Agar ChatGPT Makin Relevan dan Berbasis Fakta
Popularitas AI generatif kian meningkat sejak OpenAI merilis ChatGPT pada akhir 2022. Namun kualitas respons yang diberikan chatbot hanya sebaik data yang digunakan untuk melatih model AI yang mendukungnya.
Sejauh ini, perusahaan AI telah melatih model mereka dengan mengambil data yang tersedia untuk umum dari internet, seringkali tanpa persetujuan pembuatnya.
Namun belakangan ini, mereka telah mencapai kesepakatan finansial dengan industri berita untuk memastikan bahwa model AI dapat dilatih berdasarkan informasi terkini dan kredibel.
Selama beberapa bulan terakhir, OpenAI telah mengumumkan kemitraan dengan Reddit, Financial Times, Dotdash Meredith, Associated Press, penerbit Jerman Axel Springer, yang memiliki Politico dan Business Insider di AS, serta Bild dan Die Welt di Jerman, dan Prisa dari Spanyol Media.
Bulan lalu, News Corp juga mencapai kesepakatan antara USD 5 juta dan USD 6 juta dengan Google untuk melatih model AI-nya.
Advertisement