Liputan6.com, Jakarta - Asus telah merilis sejumlah produk laptop baru pada gelaran Computex 2024 Taipei, Taiwan, 4-7 Juni 2024. Deretan komputer anyar ini didukung fitur kecerdasan buatan (AI) dari Microsoft, Copilot+ PC.
Produk-produk tersebut diluncurkan dalam berbagai model, mulai dari Asus Zenbook (Zenbook S 16), Vivobook (S 14 dan S 16), TUF Gaming (A16 dan A14), ROG (Zephyrus G16), hingga ProArt. Deretan laptop ProArt meliputi laptop clamshell ProArt P16, laptop konvertibel ProArt PX13, sampai ke laptop dengan sertifikasi IP52.
Baca Juga
Liputan6.com mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif dengan Director of Technical Marketing Systems Division Asus, Sascha Krohn mengenai perkembangan laptop AI, yakni yang didukung kecerdasan buatan.
Advertisement
Krohn juga menyebutkan kalau Asus begitu responsif atas segala teknologi terbaru, termasuk kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan perangkat laptop yang dirilis perusahaan.
"Kami (Asus) sangat cepat membawanya (teknologi AI), mungkin Asus jadi salah satu yang pertama, yang memboyong teknologi baru ke pasar, termasuk urusan AI. Kami termasuk pihak pertama yang memiliki beragam laptop yang didukung Copilot+, sejumlah kompetitor masih berupaya mengejar ketertinggalannya," kata Krohn, mengungkap bagaimana Asus begitu cepat mengadaptasikan AI ke laptop konsumer mereka.
Sebagai contoh, sebelum Asus Vivobook S 14 dan S 16, perusahaan telah lebih dulu memperkenalkan Asus Vivobook S 15. Ini merupakan laptop pertamanya yang ditopang chipset Snapdragon X Elite dari Qualcomm.
Kecerdasan yang Dibenamkan di Laptop Asus Vivobook S 15
Krohn mengklaim, dengan Snapdragon X Elite yang memindahkan beban kerja AI dari CPU dan GPU ke NPU, Vivobook S 15 mampu memberikan performa pemrosesan neural engine sebesar 45 TOPS.
"Kami juga sangat percaya diri, bahwa laptop Asus memiliki performa terbaik, karena kami menjalankan 45 TOPS tersebut. Sehingga itu jadi yang paling kuat yang bisa Anda dapatkan," Krohn mengimbuhi.
Menurut dia, Asus sangat fokus terhadap performa dan juga harga. Kinerja laptop Copilot+ Vivobook S 15 didukungdengan penyimpanan SSD PCIe 4.0 1 TB dan RAM LPDDR5X hingga 32GB. Hal ini memungkinkan operasional pada frekuensi 8448 MHz.
Dengan bobot hanya 1,42 kg dan ketebalan 14,7 mm, Asus menawarkan Vivobook S 15 di estore miliknya dengan banderol USD 1.099,99, atau di kisaran Rp 18 juta.
"Teknologi tersebut membuatnya jadi laptop yang sangat premium, tapi dengan harga yang sangat bagus. Bagi sebagian besar konsumen, apa yang mereka inginkan adalah laptop premium, daya tahan baterai lama, dan harga yang bagus," ia memaparkan.
Advertisement
Teknologi AI bakal Makin Umum di Berbagai Segmen Laptop
Perkembangan teknologi yang begitu masif membuat Krohn meyakini kalau nantinya teknologi kecerdasan buatan (AI) akan makin umum diterapkan berbagai segmen laptop konsumen mainstream.
"Seiring AI hardware yang menjadi lebih efisiens secara biaya dan aplikasi perangkat lunak kian mengandalkan fungsionalitas AI, laptop entry level dan mainstream kemungkinan akan menggabungkan kemampuan AI," kata Sascha Krohn.
Meski begitu, ia tidak menampik kalau kebutuhan akan teknologi AI tergantung pada penggunaan masing-masing konsumen.
Menurutnya, untuk beberapa pengguna, peningkatan AI bakal memperkaya pengalaman komputasi mereka. Namun, sebagian pengguna lainnya mungkin masih merasa cukup dengan kekuatan komputasi tradisional tanpa kemampuan AI khusus.
Kemampuan AI di Laptop Mudahkan Pekerjaan Manusia
Director Technical Marketing Systems Division Asus, Sascha Krohn mengklaim Next Gen AI PC mampu melakukan lebih banyak hal dibanding NPU sebelumnya.
"Pada dasarnya ini merupakan langkah selanjutnya untuk masa depan Windows-nya Microsoft. Perbedaan utamanya adalah sekarang mereka membutuhkan NPU yang lebih tinggi," ujar Krohn.
"Ketahuilah bahwa Anda memerlukan NPU yang kuat, berarti semakin banyak fitur canggih dan menarik yang tersedia saat ini, dan lebih banyak lagi yang akan hadir di masa mendatang," ungkapnya.
Krohn yakin AI PC bakal memberikan perubahan besar terhadap khalayak luas. Sebagai gambaran, digitalisasi telah mendorong efisiensi pekerjaan di mana pun orang berada, lazimnya dilakukan oleh para kreator konten.
Advertisement