Bos Microsoft Satya Nadella Angkat Bicara Soal Update CrowdStrike Sebabkan Windows Sedunia Tumbang

Update CrowdStrike menyebabkan jutaan perangkat Windows mengalami Blue Screen of Death (BSOD) di seluruh dunia. Bos Microsoft, Satya Nadella, angkat bicara mengenai insiden ini dan menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk memulihkan sistem.

oleh Yuslianson diperbarui 21 Jul 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2024, 09:30 WIB
Bos Microsoft Bakal Sambangi Indonesia Akhir Bulan Ini
Setelah batal menyambangi Tanah Air pada tahun lalu, CEO Microsoft Satya Nadella dipastikan bakal mengunjungi Indonesia pada akhir bulan ini

Liputan6.com, Jakarta - Update CrowdStrike pada Jumat, 19 Juli 2024, membuat banyak perangkat Windows di berbagai negara di dunia tumbang dan memunculkan tampilan Blue Screen of Death (BSOD).

Terungkap, update CrowdStrike menjadi biang keladi banyak perangkat Windows di dunia mengalami gangguna di berbagai sektor dan bisnis.

Walau berangsur-angsur normal kembali, masih banyak perusahaan dan bisnis mengalami kendala BSOD di perangkat Windows mereka.

Selang satu hari setengah berlalu, Satya Nadella, CEO Microsoft pun angkat bicara. Lewat akun X resminya, dia mengungkap saat ini Microsoft sedang bekerja sama dengan perusahaan dan layanan yang terkena dampak untuk memperbaikinya.

"Kemarin, CrowdStrike merilis pembaruan mulai berdampak pada sistem TI secara global. Kami menyadari masalah ini, dan bekerja sama dengan CrowdStrike dan seluruh industri untuk memberikan panduan teknis dan dukungan kepada pelanggan agar sistem mereka kembali online dengan aman," kata Satya Nadella di X.

Bukan Kena Serangan Siber

Pernyataan dari Microsoft ini muncul setelah jutaan perangkat Windows tumbang karena BSOD, dan usai CEO sekaligus Pendiri CrowdStrike George Kurtz meminta maaf atas gangguan tersebut.

"Kami dengan cepat mengidentifikasi masalah dan menerapkan perbaikan, memungkinkan kami untuk fokus secara teliti pada pemulihan sistem pelanggan sebagai prioritas tertinggi kami," katanya.

Ia lebih lanjut menjelaskan kalau pemadaman terjadi bukan karena serangan siber. Menurutnya, pemadaman disebabkan karena kecacatan yang ditemukan dalam update konten Falcon untuk host OS Windows.

Layanan Sudah Berfungsi Normal

<p>Pengguna Windows di Dunia Terkena Blue Screen of Death Massal, CrowdStrike Diduga Jadi Penyebabnya. (Liputan6.com/ Yusliason)</p>

Selanjutnya, CrowdStrike bekerja sama dengan pelanggan dan mitra yang terdampak memastikan bahwa semua sistem dipulihkan. Dengan begitu, klien bisa memberikan layanan kembali.

Saat ini menurut Kurtz, CrowdStrike sudah beroperasi normal dan masalah ini tidak memengaruhi sistem Falcon mereka.

"Tidak ada dampak terhadap perlindungan apa pun jika sensor Falcon terpasang. Layanan Falcon Complete dan Falcon OverWatch tidak terganggu," kata dia.

Selain itu, Kurtz juga melampirkan alamat web yang bisa dikunjungi sebagai portal dukungan dari CrowdStrike.

"Kami mengerahkan seluruh tim CrowdStrike untuk membantu Anda (klien) dan tim. Jika Anda memiliki pertanyaan dan memerlukan dukungan tambahan, harap hubungi perwakilan CrowdStrike atau dukungan teknis Anda," katanya. 

Minta Semua Pihak Tetap Waspada

Ilustrasi Penyebab Laptop Blue Screen Credit: pexels.com/Kari

Meski bukan karena serangan siber, Kurtz mengingatkan kalau gara-gara pemadaman, mungkin pelaku jahat akan mencoba memanfaatkan peristiwa ini.

"Saya mendorong semua orang untuk tetap waspada dan memastikan bahwa Anda berinteraksi dengan perwakilan resmi CrowdStrike," katanya.

Kurtz juga berkomitmen untuk memberi transparansi penuh tentang masalah yang menyebabkan dampak luar biasa pada layanan umum dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Pihaknya juga berupaya untuk mencegah hal serupa terjadi lagi. 

Apa Itu CrowdStrike?

Upgrade to the New Windows 11 OS (Microsoft)

Sebelumnya, kegagalan update software yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike menyebabkan efek berantai di sistem teknologi informasi global, Jumat, kemarin.

Imbasnya, berbagai industri mulai dari perbankan, maskapai penerbangan, ritel, hingga rumah sakit mengalami pemadaman dan gangguan layanan.

Rupanya, pusat dari masalah ini adalah vendor keamanan siber yang berbasis di Texas, AS, CrowdStrike. Pada Jumat, 19 Juli kemarin, perusahaan keamanan siber ini mengalami gangguan besar setelah adanya masalah pada update software mereka.

Lalu, apa sebenarnya CrowdStrike dan kenapa kesalahan pada update software mereka berdampak pada munculnya layar biru pada jutaan komputer berbasis Microsoft Windows?

Mengutip CNBC, Sabtu (20/7/2024), CrowdStrike merupakan vendor keamanan siber yang mengembangkan software untuk membantu perusahaan mendeteksi dan memblokir peretasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya