Bisnis di Asia Tenggara Diserang 140.000 Ancaman Siber Setiap Hari

Di tengah pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, bisnis di Asia Tenggara menghadapi ancaman siber yang signifikan. Dengan lebih dari 140.000 serangan web setiap hari, perusahaan di kawasan ini harus meningkatkan postur keamanan siber mereka untuk melindungi aset digital dan kepercayaan konsumen.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Des 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2024, 07:30 WIB
Hacker
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara telah membawa banyak peluang bagi bisnis, tetapi juga menempatkan mereka di garis depan ancaman siber yang semakin canggih.

Menurut laporan terbaru dari Kaspersky, pada paruh pertama tahun 2024, lebih dari 26 juta ancaman web telah terdeteksi dan diblokir di kawasan ini, dengan rata-rata 146.944 serangan web setiap harinya.

Angka ini menyoroti betapa pentingnya keamanan siber dalam melindungi aset digital dan menjaga kepercayaan konsumen.

Menurut Kaspersky, Malaysia menjadi negara dengan ancaman siber tertinggi di Asia Tenggara, menghadapi 19.615.255 ancaman berbasis web dalam enam bulan pertama tahun ini. Indonesia berada di posisi kedua dengan 3.204.294 ancaman.

Ancaman berbasis web, atau ancaman online, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerentanan pengguna akhir, pengembang, atau layanan web itu sendiri.

Jika tidak ditangani dengan baik, ancaman ini dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan merusak reputasi perusahaan.

Digitalisasi yang pesat di kawasan ini telah memperluas permukaan serangan siber, memberikan lebih banyak peluang bagi penjahat siber untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem yang tidak terlindungi.

Hal ini dapat mengganggu rantai pasokan, lembaga keuangan, dan infrastruktur penting seperti kesehatan dan energi. Insiden semacam itu tidak hanya berdampak pada produktivitas tetapi juga dapat mengikis kepercayaan pada sistem digital.

Perlunya Investasi dalam Keamanan Siber

Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi peretas atau cyber hacker internet atau kripto. (Foto by AI)

General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, menekankan pentingnya investasi dalam solusi keamanan siber yang kuat.

Penjahat dunia maya di kawasan ini menjadi lebih canggih, memanfaatkan serangan yang digerakkan oleh AI dan alat serta teknik lainnya.

"Bisnis harus berinvestasi dalam solusi keamanan siber yang kuat seperti perlindungan titik akhir, firewall, dan pemantauan serta pengelolaan peristiwa waktu nyata," kata Yeo.

Untuk meningkatkan perlindungan, Kaspersky merekomendasikan agar bisnis di Asia Tenggara selalu memperbarui perangkat lunak mereka untuk mencegah eksploitasi kerentanan.

Perlunya Pencadangan Data

Cadangan data secara teratur juga penting untuk memastikan akses cepat saat dibutuhkan. Selain itu, audit keamanan rutin dan penggunaan informasi Threat Intelligence terbaru dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan mengatasi kerentanan.

Edukasi karyawan juga menjadi kunci dalam meningkatkan literasi keamanan siber. Dengan alat seperti Kaspersky Automated Security Awareness Platform, karyawan dapat lebih memahami risiko ancaman siber dan cara melindungi diri mereka sendiri dan organisasi dari ancaman tersebut.

Bagi perusahaan yang tidak memiliki fungsi keamanan TI khusus, layanan terkelola seperti Kaspersky MDR dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan keamanan secara signifikan.

Perlunya Waspada

Sementara itu, untuk bisnis yang sangat kecil, Kaspersky Small Office Security menawarkan solusi keamanan yang mudah diimplementasikan tanpa memerlukan administrator TI.

Dengan ancaman siber yang terus meningkat, penting bagi bisnis di Asia Tenggara untuk tetap waspada dan proaktif dalam melindungi aset digital mereka.

Memperkuat postur keamanan siber tidak hanya melindungi dari kerugian finansial tetapi juga menjaga kepercayaan konsumen yang semakin bergantung pada layanan digital.

 

Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Ulah Hacker Bjorka? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya