Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan perkembangan teknologi, kejahatan siber pun berubah pesat dan semakin kreatif pelaku melancarkan serangan siber kepada pengguna internet.
Salah satunya adalah Ransomware. Setiap bulannya, serangan siber ransomware semakin menjadi ancaman serius bagi organisasi di Indonesia.
Baca Juga
Mengutip laporan Kaspersky, Jumat (20/12/2024), tercatat ada 32.803 serangan ransomware terhadap Indonesia berhasil diblokir pada paruh pertama tahun 2024.
Advertisement
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah serangan ransomware tertinggi di Asia Tenggara, melampaui Filipina (15.208 kasus) dan Thailand (4.841 kasus).
Ransomware adalah jenis malware berkemampuan mengenkripsi data atau mengunci sistem komputer, kemudian pelaku meminta tebusan untuk mengembalikan akses.
Ada dua jenis utama ransomware:
- Locker ransomware: mengunci fungsi dasar perangkat.
- Crypto ransomware: mengenkripsi file individu.
Serangan siber ini semakin canggih dengan kemunculan tren Ransomware-as-a-Service (RaaS), di mana pelaku kejahatan siber dapat membeli malware sesuai kebutuhan mereka.
Alasan Indonesia Rentan Serangan Ransomware?
Menurut Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, "hal ini membuka banyak kemungkinan bagi pelaku kejahatan siber untuk membuat serangan mereka lebih efektif mengonfigurasi opsi penyebaran jaringan dan fungsi penghentian pertahanan."
"Hal ini menjadi lebih berbahaya jika penjahat siber memiliki kredensial istimewa yang valid pada infrastruktur yang ditargetkan," katanya
Sektor kritikal seperti pemerintahan, keuangan, kesehatan, dan pendidikan menjadi target utama. Organisasi di sektor ini harus mengambil langkah tegas untuk melindungi infrastruktur digital mereka.
Langkah Penting untuk Melindungi Organisasi
Berikut adalah beberapa langkah yang direkomendasikan oleh Kaspersky untuk melindungi organisasi dari serangan ransomware:
- Amankan Layanan Jarak Jauh: Hindari mengekspos layanan desktop jarak jauh (RDP, MSSQL) ke jaringan publik. Gunakan kata sandi kuat, autentikasi dua faktor, dan aturan firewall.
- Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala: Pastikan semua perangkat memiliki pembaruan terbaru untuk menutup celah kerentanan.
- Pantau Pergerakan Lateral: Gunakan solusi seperti Kaspersky Anti Targeted Attack Platform (KATA) untuk mendeteksi koneksi mencurigakan.
- Backup Data Secara Rutin: Gunakan strategi pencadangan offline yang dapat diakses dalam keadaan darurat.
- Tingkatkan Edukasi Karyawan: Pelatihan keamanan siber dapat membantu mencegah kesalahan manusia.U
Untuk mendeteksi dan menghentikan serangan lebih awal, solusi seperti Kaspersky Extended Detection and Response atau Managed Detection and Response sangat dianjurkan.
Kolaborasi Adalah Kunci
Kaspersky juga menekankan pentingnya kerja sama antara lembaga publik dan swasta, pengembangan regulasi, dan berbagi intelijen ancaman. Langkah ini diyakini dapat memperkuat pertahanan siber nasional dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh ancaman ransomware.
Dengan meningkatnya ancaman ini, langkah preventif dan teknologi keamanan yang efektif menjadi investasi penting bagi organisasi di Indonesia. Jangan biarkan ransomware menjadi penghalang bagi keberlanjutan bisnis Anda.
Advertisement
5 Juta Serangan Siber Diblokir di Indonesia
Di sisi lain, laporan Kaspersky Security Network (KSN) untuk kuartal II 2024 mengungkapkan penurunan deteksi ancaman online hingga 38,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, hampir 5 juta ancaman online berhasil diblokir selama periode April hingga Juni 2024. Ancaman lokal juga menurun, namun tetap tinggi dengan lebih dari 8 juta deteksi.
Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, menekankan pentingnya kebersihan siber baik. Serangan siber terus berkembang, dan kita harus siap menghadapinya.
Di saat sama, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) menawarkan peluang besar bagi Indonesia. Dengan menjaga keamanan digital, kita dapat memanfaatkan potensi teknologi ini dengan percaya diri.
Tips Keamanan Siber
- Berpikir sebelum mengklik: Jangan sembarangan mengklik tautan atau membuka email dari pengirim tidak dikenal.
- Unduh aplikasi dari sumber resmi: Hindari mengunduh aplikasi dari sumber tidak terpercaya.
- Batasi izin aplikasi: Jangan berikan izin aksesibilitas yang tidak perlu kepada aplikasi.
- Perbarui perangkat lunak: Selalu perbarui sistem operasi dan aplikasi Anda.
- Gunakan koneksi aman: Hindari mengakses layanan sensitif melalui jaringan Wi-Fi publik.
- Gunakan VPN: Pertimbangkan untuk menggunakan VPN untuk mengenkripsi lalu lintas internet Anda.
- Gunakan perangkat lunak keamanan: Lindungi perangkat Anda dengan solusi anti-malware yang andal.
Kesimpulan
Meskipun ada penurunan ancaman siber di Indonesia, kita tidak boleh lengah. Dengan mengikuti tips keamanan siber dan menjaga kebersihan digital, kita dapat
Advertisement