Top 3 Tekno: Hacker Incar Layanan Keuangan dan E-commerce di Indonesia Tuai Perhatian

Layanan keuangan dan e-commerce di kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia), paling banyak terkena dampak serangan hacker.

oleh Iskandar diperbarui 27 Jan 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 11:00 WIB
Ilustrasi hacker. Clint Patterson/Unsplash
Ilustrasi hacker. Clint Patterson/Unsplash... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan keamanan siber Akamai menyebut bahwa layanan keuangan dan e-commerce di Indonesia paling diincar oleh hacker jahat. Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (26/1/2025) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari Garena yang kembali menghadirkan Garena Game Jam: Back For Round 2.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Layanan Keuangan dan E-commerce di Indonesia Paling Diincar Hacker, Ini Alasannya

Dalam laporan State of the Internet/Security dari Akamai bertajuk "Digital Fortresses Under Siege", selama periode Januari 2023 sampai Juni 2024, industri layanan keuangan dan e-commerce di kawasan Asia Pasifik (termasuk Indonesia), paling banyak terkena dampak serangan aplikasi web dan API.

Reuben Koh selaku Director, Security Technology & Strategy APJ dari Akamai, mengatakan layanan keuangan dan e-commerce juga merupakan dua jenis industri yang paling banyak diincar di Asia Pasifik. Untuk diketahui, dua indusri tersebut menjadi dua pendorong terbesar bagi ekonomi digital Indonesia.

"Kesamaan atau hal yang paling umum dari kedua industri ini adalah sama-sama berurusan dengan transaksi keuangan," ujar Reuben dalam sesi Media Roundtable bertajuk Akamai's Year inReview 2024 & Notable Issues in 2025 yang digelar secara virtual, Jumat (24/1/2025).

Bagi peretas, hal ini menguntungkan karena jika mereka dapat memperoleh akses ke data pembayaran seperti nomor kartu kredit atau informasi pribadi yang sensitif, dan sebagainya. Pada dasarnya ini adalah uang yang dapat dihasilkan oleh hacker jahat.

"Meskipun kedua industri ini mendorong ekonomi digital di Indonesia, keduanya juga merupakan dua industri yang paling banyak menjadi target serangan aplikasi dan API," Reuben menambahkan.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. Garena Game Jam 2 Resmi Digelar, Sarana Kompetisi dan Jalin Jejaring Developer Muda

Garena Game Jam 2
Garena kembali menghadirkan Garena Game Jam: Back For Round 2. (Dok: Garena)... Selengkapnya

Setelah kesuksesan edisi perdananya pada tahun 2023, Garena kembali menghadirkan Garena Game Jam: Back For Round 2.

Acara yang digelar Garena ini berlangsung di kampus Universitas Ciputra Surabaya pada 24-26 Januari 2025. Dalam event ini, ada 130 peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa berlomba menciptakan game dalam waktu 48 jam.

Garena Game Jam sendiri kini meningkatkan jumlah peserta dari 100 menjadi 130. Acara ini pun diharapkan bisa menjadi wadah kompetisi dan networking yang penting bagi talenta muda di industri game lokal.

Kehadiran Garena Game Jam merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Garena untuk mendukung perkembangan ekosistem industri game Indonesia.

"Garena bangga menjadi perusahaan game global pertama yang menghadirkan Game Jam di Indonesia sebagai wadah kompetisi dan networking bagi developer muda,” ujar Country Head Garena Indonesia Hans Saleh dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (26/1/2025).

Lebih lanjut ia menuturkan,"Kami berharap acara ini dapat menginspirasi kolaborasi lintas stakeholder untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi para developer game muda di Indonesia."

Baca selengkapnya di sini 

 

3. Samsung DeX di Galaxy S25: Hadirkan Pengalaman Kerja Ala PC Bebas Kabel

Samsung Galaxy S25 Plus
Samsung Galaxy S25 Plus (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)... Selengkapnya

Samsung Dex harus diakui telah menjadi salah satu fitur andalan yang hadir untuk perangkat Galaxy S. Dengan fitur ini, pengguna bisa memanfaatkan smartphone atau tablet mereka untuk menciptakan pengalaman layaknya memakai PC.

Yang menarik, di model perangkat Samsung terbaru, Samsung Dex kini telah mendukung koneksi nirkabel. Kemampuan itu hadir di lini Galaxy S25, Galaxy Z Fold6, serta Galaxy Tab Active5.

Dengan fitur ini, pengguna dapat menghubungkan perangkat mereka ke layar yang mendukung Miracast tanpa memerlukan kabel tambahan. Jadi, pengguna bisa bekerja lebih mulus dengan layar lebar, sambil membuka banyak aplikasi.

Fitur ini tentu sangat berguna untuk beragam aktivitas cukup memanfaatkan Galaxy S25, mulai dari menyunting video dengan fitur Night Video dan Audio Erase, hingga menganalisis tranksip memanfaatkan kemampuan AI bawaan.

Di samping itu, Samsung juga menawarkan Smart Monitor yang juga mendukung kemampuan DeX nirkabel. Jadi, pengguna tinggal menambahkan keyboard atau mouse bluetooth untuk menciptakan setup kerja yang nyaman dan bebas kabel.

Nah, untuk mengetahui cara mengatur Samsung DeX secara nirkabel di Samsung Smart Monitor, simak langkah-langkahnya berikut ini.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Beragam Model Kejahatan Siber
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya