Liputan6.com, Jakarta - Beberapa smartphone, terutama untuk smartphone dari tipe menengah keatas, sering membahas tentang fitur layar dan refresh rate yang tinggi.
Salah satunya adalah Apple, yang kemungkinan akan menghilangkan layar 60 Hz dari jajaran iPhone 17 yang dirilis tahun ini, sesuai dengan rumor yang beredar.
Dilansir Wired, Selasa (4/3/2025), banyak televisi dan monitor saat ini dilengkapi dengan layar berkecepatan refresh tinggi, yang menawarkan tampilan lebih halus dan gambar lebih jernih.
Advertisement
Sejumlah ponsel Android terbaik serta semua model iPhone Pro dari Apple (mulai dari iPhone 13 Pro ke atas) mendukung kecepatan refresh hingga 120 Hz.
Dalam dunia gaming, kecepatan refresh tinggi menjadi faktor penting, karena respons cepat dan pembaruan layar secara instan dapat menentukan kemenangan atau kekalahan.
Beberapa ponsel gaming Android bahkan mendukung refresh rate hingga 144 Hz atau lebih tinggi.
Setiap konten yang muncul di layar ponsel sebenarnya terdiri dari serangkaian gambar diam (foto) yang ditampilkan secara berurutan dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan refresh, yang diukur dalam hertz (Hz), menunjukkan seberapa sering frame dapat diperbarui dalam satu detik.
Misalnya, layar dengan refresh rate 120 Hz mampu menampilkan hingga 120 frame per detik, sementara layar 60 Hz hanya dapat memperbarui tampilan sebanyak 60 kali per detik.
Begitu pula, layar 90 Hz akan menyegarkan tampilan sebanyak 90 kali dalam satu detik.
Kecepatan Layar
Perlu diketahui bahwa manfaat kecepatan refresh layar yang tinggi bergantung pada kecepatan frame yang ditampilkan.
Dalam grafis video atau permainan, kecepatan ini diukur dalam frame per detik (fps). Film umumnya diputar pada 24 fps sesuai standar bioskop, sedangkan banyak game dapat mencapai 120 fps.
Dalam grafis video atau permainan, kecepatan ini diukur dalam frame per detik (fps). Film umumnya diputar pada 24 fps sesuai standar bioskop, sedangkan banyak game dapat mencapai 120 fps.
Advertisement
Bagaimana Refresh Rate Berdampak pada Ponsel?
Kecepatan refresh yang lebih tinggi memungkinkan layar ponsel menampilkan aksi dalam game dengan lebih lancar dan mengurangi efek blur pada video. Selain itu, navigasi antarmuka terasa lebih responsif dibandingkan layar dengan kecepatan refresh lebih rendah.
Dalam permainan, pergerakan menjadi lebih mulus, rekaman video olahraga terlihat lebih halus, dan scrolling halaman web panjang terasa lebih nyaman tanpa tersendat.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat dari kecepatan refresh tinggi, diperlukan juga kecepatan frame rate yang seimbang agar tampilan tetap optimal.
Penggunaan kecepatan refresh tinggi pada layar ponsel sering kali berdampak pada daya tahan baterai. Semakin sering layar memperbarui gambar per detik, semakin besar konsumsi daya yang diperlukan.
Selain itu, pemrosesan grafis pada frame rate yang lebih tinggi juga membutuhkan kinerja prosesor yang lebih besar. Meskipun teknologi prosesor terus berkembang, kapasitas baterai ponsel tetap memiliki keterbatasan.
Oleh karena itu, kebanyakan ponsel dengan refresh rate tinggi tidak selalu beroperasi pada kecepatan maksimalnya.
Fitur kecepatan refresh tinggi pertama kali diperkenalkan dalam ponsel gaming Razer Phone. Sejak itu, produsen seperti Apple, Samsung, OnePlus, dan Google mulai mengadopsi teknologi ini pada perangkat unggulan mereka, termasuk iPhone 15 Pro, seri Galaxy S23, dan jajaran Pixel.
Kecepatan Refresh Dinamis dengan Teknologi LTPO
Banyak smartphone, termasuk iPhone Pro dari Apple memiliki kecepatan refresh adaptif 120Hz, yang hanya meningkat pada momen tertentu ketika perbedaannya lebih terlihat.
Misalnya, jika layar menampilkan gambar statis dalam mode "Always on Display" atau sedang memutar film dengan kecepatan 24 fps, refresh layar 120 kali per detik tidak akan memberikan manfaat dan justru mempercepat konsumsi daya baterai.
Karena alasan ini, banyak ponsel premium kini mengadopsi teknologi Low Temperature Polycrystalline Silicon (LTPO).
Keunggulan LTPO adalah kemampuannya menyesuaikan kecepatan refresh secara dinamis, bahkan bisa turun hingga 1 Hz untuk menampilkan konten statis dengan konsumsi daya minimal, tetapi tetap mampu meningkat hingga 120 Hz atau lebih saat dibutuhkan.
Apple pertama kali menggunakan LTPO pada Watch Series 4, sementara Samsung kemudian mengimplementasikannya pada smartphone. Saat ini, teknologi ini sudah menjadi standar di banyak ponsel unggulan dari berbagai produsen besar.
Advertisement
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
