Liputan6.com, Cimahi - Warga kampung adat Cireundeu, Kota Cimahi, Jawa Barat sudah sejak lama mengonsumsi singkong sebagai bahan makanan pokok yang disebut dengan rasi atau nasi singkong. Karena itu, mereka tidak terpengaruh dengan maraknya isu beras plastik yang meresahkan masyarakat saat ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (31/5/2015), terletak di selatan Kota Cimahi, Jawa Barat, di situlah kampung adat Cireundeu. Sekilas kampung ini tidak berbeda dengan kampung lainnya di daerah Jawa Barat.
Baca Juga
Namun ada tradisi unik yang dipertahankan di kampung ini yaitu cara makan masyarakat Cireundeu. Sejak tahun 1918, semua masyarakat adat di kampung Cireundeu tidak mengonsumsi beras padi sebagai makanan pokok.
Advertisement
Sebagai gantinya sekitar 400 warga di kampung terpencil ini hanya mengonsumsi singkong yang diolah menjadi beras singkong atau rasi singkong.
Tak heran kampung seluas 4 hektare ini dikelilingi kebun singkong seluas 20 hektare. Saking luasnya kebun singkong, setiap hari warga bisa memanen hingga 1 kuintal singkong.
Proses pembuatan nasi singkong cukup sederhana. Setelah singkong dikupas, daging singkong digiling hingga halus.
Setelah itu, singkong yang sudah digiling, dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, serbuk singkong ini ditumbuk hingga halus.
Serbuk inilah yang kemudian diolah menjadi nasi singkong. Cara memasaknya sama saja seperti mengolah nasi berbahan padi.
Setelah menjadi rasi singkong, hidangan ini bisa disantap dengan berbagai macam lauk pauk.
Karena mengonsumsi beras singkong, warga Cireundeu pun tidak cemas dengan beredarnya beras berbahan sintesis. Kepatuhan masyarakat adat Cireundeu dalam menjaga tradisi turut membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.
Tak heran masyarakat di kampung singkong ini tak pernah kekurangan bahan makanan walaupun krisis kerap melanda. (Nda/Ans)