Mengusir Jenuh, Kaum Ibu Gunung Sinabung Buat Kerajinan Anyaman

Status Gunung Api Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara hari ini masih di level 4 atau berstatus awas.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jun 2015, 07:36 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2015, 07:36 WIB
Gunung-Sinabung
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Tanah Karo - Status Gunung Api Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara hari ini masih di level 4 atau berstatus awas. 3 juta meter kubik material erupsi yang ada di atas gunung, kapan saja dapat meluncur menjadi lahar dingin.

Penduduk yang menghuni zona merah di sejumlah desa di radius 7 kilometer bagian selatan dan 5 kilometer bagian tenggara, kini sudah diungsikan dan tidak boleh ada kegiatan apapun saat ini. Karena awan panas sewaktu-waktu bisa terjadi.

Saat ini desa yang sudah dikosongkan adalah Desa Tiga Pancur, Simpang Sibintun, Simpang Guru Kinayan, Pintu Besi, dan Sukanalu Teran.

"Sampai saat ini Status Gunung Sinabung masih awas dan aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi dan masih terekam gempa-gempa yang terus-menerus dengan amplitude 0,5 mendatar 3 mili meter," jelas Wendy personel Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (16/6/2015).

Sekitar 3.000 pengungsi warga sekitar gGnung Sinabung tersebar di beberapa lokasi, salah satunya di asrama Gereja Katolik Santo Fransiskus Kabanjahe. Untuk mengusir rasa jenuh, kaum ibu di tempat ini mengerjakan anyaman yang biasa disebut sumpit.

Bahan anyaman dari sejenis rotan atau tanaman yang dikeringkan ini bisa digunakan sebagai wadah nasi ataupun sirih.
Hasil kerajinan tangan para pengungsi Gunung Sinabung nantinya dijual di Pasar Kabanjahe dengan harga mulai Rp 20 ribu-Rp 100 ribu per buah. (Mar/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya