Liputan6.com, Garut - Ibunda Hayriantira atau Rian menyaksikan pembongkaran makam anaknya oleh polisi lengkap dengan ahli forensik dan Tim Inafis atau ahli sidik jari di Pemakaman Umum Cibunar, Kecamatan Tarogong, Kidul, Garut, pada Jumat siang tadi.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (7/8/2015), polisi mengambil sampel DNA dari jenazah dan sejumlah ciri fisik lain untuk dicocokkan dengan sampel DNA keluarganya. Ini dilakukan untuk memastikan jenazah tak dikenal yang dimakamkan 10 bulan lalu adalah benar Rian.
Keluarga selanjutnya memindahkan jenazah ke pemakaman keluarga di Brebes, Jawa Tengah. Ibunda Rian yang menghadiri pembongkaran makam sempat pingsan hingga harus dibantu untuk berjalan. Sementara Kapolres Garut menyatakan penyidik memang terkendala dalam menyelidiki kasus ini, lantaran minimnya alat bukti sehingga tak ada satu petunjuk pun yang bisa ditelusuri.
Advertisement
"Tidak ada satu pun identitas yang melekat pada korban. Tidak ada barang apapun yang sifatnya terkait untuk mengidentifikasi korban. Sidik jari yang kami upayakan, itu pun sidik jari yang telah rusak," kata Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.
Sedangkan di tempat Rian bekerja sebagai sekretaris direksi menyatakan sudah mengupayakan mencari Ryan hingga akhirnya memutuskan hubungan kerja. "Dari perusahaan kita sudah melakukan semua prosedur itu. Sudah mencari, menghubungi yang bersangkutan sendiri, teman dan keluarganya, mendatangi ke rumah sampai ke keluarganya tapi tidak membuahkan hasil," ucap GM Coorporate Communication XL, Banu Tri Wahyuningsih.
Sehari sebelum makam Ryan dibongkar untuk mengambil sampel DNA, Polres Garut dan Polda Metro Jaya menggelar prarekonstruksi atas kasus pembunuhan Rian tersangka Andy Wahyudi.
Andy memperagakan 34 adegan di kamar nomor 5 hotel tempat mereka menginap 10 bulan lalu.Sejumlah alat bukti juga disertakan, di antaranya sandal dan pakaian serta mobil Ryan yang dibawa kabur. Kesimpulan sementara polisi, Andy menghabisi nyawa Rian lantaran tersinggung. (Mar/Yus)